Niat Berperilaku Determinan Niat Berperilaku

mungkin baginya, secara sistematis. Individu memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu Ajzen, 1991.

a. Niat Berperilaku

Niat berperilaku adalah indikasi kesiapan seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu dan niat berperilaku dipertimbangkan sebagai anteseden langsung perilaku. Semakin kuat intensi seseorang untuk menampilkan perilaku tertentu, diharapkan semakin berhasil untuk melakukannya. Niat berperilaku bisa berubah seiring berjalannya waktu. Semakin lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan perilaku. Niat berperilaku didasarkan pada sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku, yang setiap prediktor memiliki bobot penting untuk intensi dalam hubungan perilaku dan ketertarikan suatu populasi Ajzen, 2006.

b. Determinan Niat Berperilaku

1 Sikap terhadap Perilaku Attitude Toward Behavior Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menanggapi hal – hal yang bersifat evaluatif, disenangi atau tidak disenangi terhadap obyek, orang, institusi atau peristiwa Ajzen, 2005. Sikap memiliki dua aspek pokok, yaitu keyakinan perilaku behavioral belief dan evaluasi hasil evaluation of outcome. Keyakinan perilaku adalah keyakinan akan akibat dari tingkah laku yang akan dilakukan, sedangkan evaluasi hasil adalah nilai commit to user yang diberikan terhadap atribut atau hasil suatu perilaku Ajzen, 1991. 2 Norma Subyektif Subjective Norms Norma subyektif didefinisikan sebagai persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan suatu tingkah laku dengan pertimbangan tertentu Ajzen, 2005. Konsep ini mempunyai dua unsur yaitu keyakinan normatif normative belief dan motivasi kepatuhan motivation to comply. Keyakinan normatif adalah keyakinan tentang apakah setiap rekanan setuju atau tidak setuju terhadap suatu perilaku, sedangkan motivasi kepatuhan adalah motivasi untuk melakukan setiap pemikiran rekanan Ajzen, 1991. 3 Persepsi Pengendalian Perilaku Perceived Behavioral Control Ajzen 2005 mendefinisikan persepsi pengendalian perilaku sebagai perasaan self efficacy atau kesanggupan seseorang untuk menunjukkan tingkah laku yang diinginkan. Konsep ini mempunyai dua unsur yaitu keyakinan pengendalian control beliefs dan persepsi kekuasaan perceived power. Keyakinan pengendalian adalah persepsi kemungkinan terjadinya suatu kondisi yang mendukung atau menghambat suatu perilaku, sedangkan persepsi kekuasaan adalah persepsi individu terhadap seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam bertingkah laku Ajzen, 1991. perpustakaan.uns.ac.id commit to user

c. Faktor – Faktor Latar Belakang Background Factors