Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Tingginya tingkat pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat pengangguran Wijaya, 2008. Tingkat pengangguran terbuka TPT di Indonesia pada bulan Agustus tahun 2013 mencapai 6.25 , mengalami peningkatan dibandingkan TPT bulan Februari tahun 2013 sebesar 5.92 dan TPT bulan Agustus tahun 2012 sebesar 6.14 BPS, 2013. Artinya bahwa tingkat pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi karena suatu negara dikatakan mempunyai tingkat pengangguran yang rendah atau tingkat penggunaan tenaga kerja penuh apabila dalam perekonomian tingkat pengangguran tidak lebih dari 4 Sukirno, 2010. Hal ini mendorong orang-orang untuk melakukan migrasi, baik internal dalam satu negara maupun internasional. Migrasi merupakan fenomena umum yang dapat kita temui dimanapun, baik di dunia maupun di Indonesia. Pada awal meluasnya fenomena migrasi keluar negeri, angka tertinggi terjadinya migrasi bila dilihat dari jenis kelamin adalah para kaum pria. Tetapi beberapa tahun terakhir ini mulai terjadi pergeseran. Pria tidak lagi mendominasi angka tertinggi terjadinya migrasi keluar negeri tersebut, saat ini angka tertinggi arus migrasi mulai didominasi kaum wanita Suryaningsih, 2011. Berdasarkan data dari BNP2TKI, jumlah TKI ke berbagai Negara sejumlah 3.995.592 orang dari commit to user tahun 2006 sampai tahun 2012. Dari jumlah tersebut, 3.048.267 orang TKI berjenis kelamin wanita dan sisanya sebesar 947.325 orang TKI berjenis kelamin pria. Artinya, dari sekian banyak TKI yang berada diluar negeri didominasi oleh tenaga kerja wanita. Berikut adalah tabel jumlah TKI ke berbagai Negara dari tahun 2006-2012: Tabel I.1 Data Jumlah TKI ke Berbagai Negara Berdasarkan Jenis Kelamin dari Tahun 2006-2012 Tahun Pria Wanita 2006 138.000 541.900 2007 152.030 544.716 2008 143.545 496.185 2009 103.126 529.046 2010 124.001 451.202 2011 205.054 376.027 2012 78.929 109.130 Jumlah 947.325 3.048.267 Sumber: data BNP2TKI yang diolah, 2014 Kedatangan tenaga kerja wanita TKW ke luar negeri pada abad 20 mayoritas dari mereka merupakan korban sindikat penyelundupan manusia human trafficking yang didatangkan secara ilegal. Banyak permasalahan yang dialami oleh para TKW informal khususnya penata laksana rumah tangga yang selanjutnya disebut TKW PLRT di wilayah Timur Tengah. Misalnya: gaji yang tidak dibayar, tindak kekerasan, pelecehan seksual, pelanggaran HAM dan pelanggaran hukum, bahkan ancaman kematian, seperti yang dialami oleh TKW Wiwin Widaningsih 20 tahun yang tewas di Saudi Arabia tahun 1999 Daulay, 2001. Tetapi kenyataan ini tidak menyurutkan keinginan tenaga kerja wanita Indonesia untuk mencari peluang kerja hingga ke luar negeri. commit to user Fenomena yang menarik terjadi di Mesir sebagai salah satu negara tujuan TKW. Di Mesir tidak terdapat aturan pekerja asing sektor domestik penata laksana rumah tangga-PLRT dan pemerintah Indonesia juga tidak menetapkan Mesir sebagai Negara tujuan pengiriman TKI informal, tetapi ternyata masih banyak ditemukan TKW PLRT. KBRI Cairo Mesir per April tahun 2013 mencatat sejumlah 1.298 orang adalah TKW informal undocumented ilegal. TKW informal tersebut berada di Mesir tanpa perlindungan hukum sama sekali, misalnya dengan kondisi tidak ada kontrak kerja, ijin kerja, asuransi, dan dokumen ketenagakerjaan dengan gaji hanya berkisar 1 juta – 1.5 juta per bulan dan dalam beberapa kasus tidak digaji KBRI Cairo Mesir, 2013. Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi niat seseorang untuk menjadi TKW PLRT di Mesir. Niat berperilaku penting untuk diteliti karena niat merupakan faktor penentu utama seseorang untuk menampilkan suatu perilaku Ajzen, 1991. Berdasarkan telaah penelitian terdahulu tentang migrasi tenaga kerja wanita keluar negeri, sebagaian besar meneliti dalam konteks TKW formal Fischlmayra dan Kollinger 2010; Harrisona dan Michailova 2012; Hutchings et al., 2008; Kittler et al., 2011; Linehan dan Scullion. 2001; Linehan dan Scullion 2002; Tzeng 2006; Volkmar dan Westbrook 2005; Walsh 2008. Sedangkan publikasi penelitian tentang migrasi dalam konteks tenaga kerja wanita informal masih jarang ditemukan. Untuk mengisi kesenjangan penelitian tersebut, penelitian ini dilakukan dalam konteks TKW informal khususnya PLRT di Mesir. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Penelitian mengenai keputusan untuk melakukan migrasi salah satunya dapat dijelaskan dengan teori perilaku. Teori perilaku yang cukup populer digunakan adalah theory of planned behavior TPB. Teori tersebut menjelaskan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku merupakan tiga faktor penentu utama niat berperilaku. TPB telah diaplikasikan dalam berbagai bidang kajian 1 . Hasil berbagai penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan persepsi pengendalian perilaku berpengaruh pada niat berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa TPB sangat fleksibel digunakan dalam berbagai bidang kajian dan diasumsikan bisa digunakan untuk memprediksi niat menjadi TKW PLRT khususnya di Mesir. Disisi lain, teori yang populer digunakan untuk migrasi adalah teori migrasi yang dikemukakan oleh Lee 1966. Penelitian ini mencoba menggabungkan teori TPB dengan teori migrasi Lee 1966 untuk mendapatkan gambaran komprehensif mengenai model migrasi TKW PLRT di Mesir. Baruch et al., 2007 menggabungkan teori push-pull factors dan theory of reasoned actions TRA yang menguji pengaruh proses penyesuaian pada universitas, kepuasan dengan universitas, dukungan sosial, ikatan keluarga, persepsi karir, perbedaan persepsi pasar tenaga kerja, dan budaya negara asal pada niat untuk tinggal di negara tempat mereka kuliah. Hasil penelitian menunjukkan semua faktor tersebut berpengaruh signifikan pada niat untuk tinggal di negara tempat mereka kuliah. 1 Kolvereid 1996 mengaplikasikan TPB untuk memprediksi niat memilih status pekerjaan, Chiou 1998; Alam dan Sayuti, 2011; Kim dan Chung, 2011; Albayrak et al., 2013 mengaplikasikan TPB untuk memprediksi niat membeli, Do Paco et al., 2011; Solvesik 2013 mengaplikasikan TPB untuk memprediksi niat berwirausaha. commit to user Cieri et al., 2009 melakukan penelitian tentang national identity, karakteristik demografis usia, gender, status pernikahan, adanya tanggungan, pendidikan, faktor motivasi kualitas hidup, kemajuan karir, personal network , konteks sosial, faktor situasional lokasi, lamanya berada diluar negeri, pekerjaan sebagai faktor penentu niat untuk kembali ke negara asal. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik demografis tidak berpengaruh signifikan pada niat. Azjen 2005 menjelaskan bahwa secara umum background factors termasuk karakateristik demografis dapat berpengaruh pada niat dan perilaku, tetapi pengaruhnya dimediasi oleh keyakinan dan sikap yang lebih spesifik tentang perilaku yang diinginkan. Penelitian ini tetap menggunakan karakteristik demografis yang terdiri dari: usia, jumlah tanggungan keluarga, status perkawinan, pendapatan sebelum jadi TKW PLRT, dan status pekerjaan sebelum menjadi TKW PLRT yang merupakan bagian dari faktor personal dalam teori migrasi dari Lee 1966, namun bukan sebagai determinan langsung dari niat menjadi TKW PLRT melainkan determinan dari sikap terhadap TKW PLRT. Dalam penelitian ini, ada beberapa alasan yang mendasari penggabungan theory of planned behavior Ajzen, 1991 dengan teori migrasi Lee, 1966. Pertama, karena model yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan porsi yang lebih besar pada individu sebagai sosok yang memberikan pengaruh penting dalam proses internal yang dinamis dalam pengambilan keputusan migrasi dan penentuan niat untuk menjadi TKW PLRT. Kedua, dalam konteks TKW PLRT khususnya di Mesir, faktor-faktor yang mempengaruhi niat seseorang untuk menjadi TKW PLRT di mesir commit to user dalam theory of planned behavior dianggap kurang lengkap. Sehingga, teori migrasi push-pull factor digunakan untuk melengkapi kekurangan tersebut karena adanya keterkaitan antara subjective norm sebagai bagian dari TPB yang juga merupakan push-pull factors dalam teori migrasi. Norma subyektif dapat didefinisikan sebagai dukungan orang-orang sekitar, termasuk jaringan sosial. Jaringan sosial memainkan peran penting, terutama dengan kecenderungan orang melakukan migrasi ke wilayah di mana jaringan mereka saling terinterkoneksi satu sama lain Jones 2009. Ketiga, adanya keterkaitan karakteristik demografi sebagai faktor individu dari teori migrasi terhadap pembentukan sikap sebagai bagian dari TPB. Penelitian ini juga menindaklanjuti saran dari penelitian Cieri et al., 2009 dan Baruch et al., 2007 yaitu supaya menggunakan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara untuk memperoleh data yang lengkap mengenai alasan individu untuk pengambilan keputusan dalam karirnya Cieri et al., 2009. Menindaklanjuti saran tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode penelitian campuran yaitu dengan mengkombinasikan metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif untuk mempertajam hasil temuan penelitian. Strategi ini diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data pendekatan kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data pendekatan kualitatif pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal pendekatan kuantitatif Creswell, 2010. commit to user

B. Rumusan Masalah