Penelitian Mengenai TKW Penelitian Terdahulu

bekerja di luar negeri namun tidak memiliki izin resmi untuk bekerja di tempat tersebut, para TKW ini tidak mengikuti prosedur dan mekanisme hukum yang ada di Indonesia dan negara penerima.

B. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Mengenai TKW

Linehan dan Scullion 2001 melakukan penelitian mengenai tantangan atau hambatan yang dihadapi manajer wanita dalam perkembangan karir mereka ke posisi manajerial internasional. Penelitian ini menggambarkan hambatan tentang kepercayaan bahwa kesempatan karir internasional untuk perempuan terbatas. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa hambatan ini memiliki implikasi dalam pengelolaan sumber daya manusia internasional dalam praktek dan membuat rekomendasi untuk kebijakan manajemen sumber daya manusia internasional di masa mendatang. Linehan dan Scullion 2002 juga melakukan penelitian mengenai pemulangan manajer internasional senior wanita di Eropa Barat. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa manajer internasional wanita mengalami lebih banyak kesulitan daripada rekan-rekan pria mereka karena peran perintis mereka. Akhirnya, penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa home-based mentors dan akses ke jaringan di luar negeri merupakan faktor penting dalam memberikan kontribusi bagi keberhasilan pemulangan manajer internasional. commit to user Volkmar dan Westbrook 2005 melakukan penelitian dengan tujuan untuk menilai perubahan selama dekade terakhir mengenai prestasi kerja, dan penerimaan profesional wanita barat yang bekerja di Jepang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun peningkatan praktek bisnis barat di Jepang dan representasi dari wanita Jepang di posisi manajemen yang lebih besar, namun tidak ada perubahan signifikan yang ditemukan selama periode sepuluh tahun. Tzeng 2006 melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji bagaimana ekspatriat perempuan menghadapi stereotip gender dan diskriminasi di negara asal dan tuan rumah serta bagaimana mereka mengelola konflik antara kewajiban rumah tangga keluarga dan bekerja. Hasilnya meskipun stereotip gender dan diskriminasi bukan merupakan fenomena yang signifikan dalam perusahaan tuan rumah, hasil ini harus hati-hati ditafsirkan karena informan tidak memiliki informasi yang lengkap, dan menganggap bahwa tugas di luar negeri berada di bawah perlindungan undang-undang anti-diskriminasi. Di negara-negara tuan rumah, penelitian ini menemukan bahwa stereotip gender dan diskriminasi mungkin intra-etnis. Selain itu, kehidupan seorang wanita mempengaruhi usahanya untuk membangun karir di luar negeri, dan wanita asing yang sudah menikah dan membesarkan anak-anak harus menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dan pekerjaan. Hutchings et al., 2008 melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gender dan individu seta aspek sosial kerja asing, yang menekankan bagaimana isu eksternal organisasi berdampak commit to user pada pengalaman ekspatriat wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan gender berhubungan signifikan di ketiga daerah dengan kontradiksi penting dalam persepsi dan praktek perusahaan multinasional MNC dalam mengelola ekspatriat mereka. Sementara penelitian sebelumnya tentang persepsi perlakuan organisasi terhadap ekspatriat wanita untuk menjadi setara dengan laki-laki, menunjukkan bahwa manajer internasional wanita tidak menganggap perlakuan yang sama pada tugas internasional. Fischlmayra dan Kollinger 2010 melakukan penelitian yang menekankan tentang situasi keseimbangan kehidupan kerja ekspatriat wanita pada tugas asing. Setelah mewawancarai 10 ekspatriat wanita, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya waktu luang, jaringan sosial, olahraga dan keyakinan pribadi. Selain itu, keseimbangan kehidupan kerja memiliki arti masing-masing, langkah-langkah dukungan yang ditawarkan oleh perusahaan wajib disesuaikan secara individual. Penelitian ini melaporkan wawancara dengan ekspatriat wanita dan memberikan wawasan yang lebih dalam subjek keseimbangan kehidupan kerja manajer wanita internasional, dengan meninjau literatur tentang keseimbangan kehidupan kerja ekspatriat wanita dan menanyakan bagaimana wanita menghadapi stres dan tekanan yang timbul dari tugas internasional. Kittler et al., 2011 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis empat aspek utama dari peran kerja dan bagaimana pengaruhnya terhadap penyesuaian kerja asing di Eropa Tengah dan Timur CEE dan Rusia. Hasil penelitian tersebut mendukung hubungan negatif commit to user dari hipotesis yang diajukan tentang penyesuaian kerja dengan konflik peran dan mendukung hubungan positif dengan kejelasan peran. Hubungan positif antara penyesuaian kerja dengan fleksibilitas peran dan hubungan negatif dengan peran baru tidak didukung dalam penelitian ini. Harrisona dan Michailova 2012 melakukan penelitian tentang pengalaman ekspatriat wanita Barat yang bekerja di Uni Emirat Arab UEA, sebuah negara Arab Muslim di Timur Tengah. Penelitian ini mengungkapkan interpretasi ekspatriat tentang penyesuaianadaptasi mereka, pelatihan lintas-budaya CCT dan ikatan sosial dan dukungan pengalaman. Berdasarkan survei dari 86 ekspatriat wanita dari Australia, Selandia Baru, Inggris dan Amerika Serikat dan wawancara berikutnya dengan 26 dari mereka, penelitian ini menemukan bahwa wanita Barat berhasil menyesuaikan diri dengan kehidupan mereka dan bekerja di UAE meskipun ada perbedaan budaya yang signifikan antara Negara tuan rumah mereka dan UEA. Salah satu hasil yang menarik dalam penelitian ini yaitu ekspatriat wanita Barat tidak menemukan pelatihan lintas budaya yang penting untuk melakukan tugas-tugas mereka. Mereka melihat pelatihan tentang budaya dibenarkan karena fakta bahwa mereka jarang berinteraksi dengan warga negara tuan rumah dan lebih sering bertemu dengan warga Barat lainnya dan perwakilan dari budaya lain saat melakukan tugas-tugas mereka. Temuan penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan multinasional MNC yang beroperasi di UAE dan ekspatriat wanita Barat yang menganggap negara ini sebagai tujuan tugas mereka. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Penelitian Wirawan 2006 yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi wanita untuk memutuskan menjadi TKW baik secara legal maupun ilegal. Penelitian ini menguji teori Voluntaristic Action sebagai teori pengambilan keputusan migrasi di tingkat individu. Responden dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 150 TKW legal dan 150 TKW ilegal dari 15 desa di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, usia, status perkawinan, kondisi sosial ekonomi keluarga dan kondisi situasional berpengaruh pada pengambilan keputusan migrasi baik secara legal atau ilegal. Ada perbedaan yang rasional dalam membuat keputusan untuk bermigrasi sebagai TKW legal dan ilegal. Faktor dominan yang mempengaruhi pekerja perempuan dalam memutuskan untuk berimigrasi secara ilegal adalah tidak mungkin mereka bisa memenuhi syarat minimal pendidikan SLTP yang ditentukan oleh Depnakertrans RI dalam waktu singkat, juga karena tidak mampu membayar biaya pelatihan, biaya migrasi, dan memiliki skill, tetapi keinginan kuat untuk merubah ―nasib‖ telah didukung oleh kondisi yang bersifat situasional seperti; gencarnya promosi dan rayuan para Teikong, atau calo TKI dan atau saudara yang membawanya ke luar negeri —serta pengaruh sukses TKW yang mudik dari luar negeri. Sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi wanita untuk menjadi TKW secara legal adalah adanya jaminan kepastian keamanan dan kenyamanan baik selama bekerja di luar negeri maupun setelah kembalinya mereka dari bekerja sebagai TKW. commit to user Vadlun 2010 meneliti mengenai faktor-faktor yang mendorong wanita bermigrasi untuk ketahanan ekonomi keluarga. Responden dalam penelitian ini adalah TKW yang berasal dari Palu Barat dan Palu Utara. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan etik dan emik. Hasil daripada penelitian adalah wanita bermigrasi mempunyai persepsi sebagai berikut : 1 memberikan harapan untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang tinggi, 2 negara tujuan adalah negara Arab, sehingga tidak susah memperoleh uang. 3 merupakan jalan yang terbaik untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. 4 selain mendapat upah juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. 5 ladang bagi tenaga kerja untuk mendapat penghasilan yang dapat mendukung ekonomi keluarga. Faktor pendorong adalah karena 1 kebutuhan yang sangat mendesak, 2 ingin memperbaiki rumah atau membangun rumah, 3 untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, 4 ingin memberangkatkan orang tua naik haji, 5 karena alasan suami tidak punya pekerjaan, tidak memberi nafkah, suami kawin lagi, anak-anak tidak tahan dengan ibu tiri. Faktor penarik bermigrasi di negara Arab: 1 Negara tujuan kaya, mudah memberikan gaji yang tinggi, 2 banyak lapangan kerja yang tersedia, 3 memberikan kesempatan naik haji Umroh, 4 negara Islam.

2. Penelitian Terdahulu Mengenai Migrasi dengan Menggunakan Teori