Metode Pembelajaran Conceptual Attainment
20 Conceptual Attainment juga berguna untuk memberikan peserta didik
pengalaman terhadap metode ilmiah, terutama pengujian hipotesis. Perencanaan pembelajaran menggunakan metode Conceptual
Attainment menurut Paul Eggen 2012: 220-223, meliputi: 1
Mengidentifikasi Topik Pengalaman awal peserta didik adalah faktor yang harus
dipertimbangkan ketika memilih topik dalam pembelajaran berbasis Conceptual Attainment.
2 Menentukan Tujuan Belajar
Tujuan pembelajaran berbasis Conceptual Attainment meliputi membantu peserta didik mengembangkan dan membangun konsep-
konsep serta hubungan di antara konsep-konsep tersebut, di samping itu juga memberikan latihan berpikir kritis bagi peserta didik dengan
membentuk dan menguji hipotesis. Pada saat pembuatan rencana pembelajaran, guru sebaiknya perlu mengetahui dengan jelas tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. 3
Memilih Contoh dan Non Contoh Pembelajaran berbasis Conceptual Attainment dikembangkan di
sekitar contoh dan non contoh dari topik yang diajarkan. Untuk membantu
peserta didik
mengembangkan dan
memperkaya pemahaman mereka, pengetahuan mengenai non contoh sangatlah
berharga. Pemilihan non contoh adalah bagian penting dari merancang rencana pembelajaran menggunakan basis Conceptual Attainment.
21 4
Mengurutkan Contoh dan Non Contoh Berpikir kritis dan terutama pengujian hipotesis merupakan tujuan
pembelajaran berbasis Conceptual Attainment, oleh sebab itu penempatan contoh dari konsep yang diajarkan haruslah diatur agara
peserta didik mendapatkan sebanyak mungkin praktik dalam proses pembelajaran. Jalan tersingkat untuk memperoleh konsep adalah
dengan menempatkan contoh yang paling jelas pada urutan pertama. Fase-fase dalam pembelajaran berbasis Conceptual Attainment
menurut Paul Eggen 2012: 225-235, meliputi: a
Fase 1: Perkenalan Guru memperkenalkan pembelajaran dan menjelaskan bagaimana
kegiatan akan berlangsung. b
Fase 2: Contoh dan Merumuskan Hipotesis Guru menunjukkan contoh dan non contoh seraya meminta peserta
didik untuk menghipotesiskan pendapat mereka tentang konsep tersebut.
c Fase 3: Siklus Analisis
Guru meminta peserta didik menganalisis hipotesis-hipotesis yang ada untuk mengetahui apakah hipotesis-hipotesis tersebut valid
atau tidak.
22 d
Fase 4: Penutup dan Penerapan Guru meminta peserta didik mengidentifikasi karakteristik utama
dari konsep, menyatakan definisi, dan menghubungkan dengan konsep-konsep yang terkait.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Conceptual Attainment
Kelebihan model pembelajaran Conceptual Attainment, sebagai berikut:
1. Guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan
memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari oleh peserta didik, sehingga peserta didik mempunyai parameter dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. 2.
Conceptual Attainment
melatih konsep
peserta didik,
menghubungkannya pada kerangka yang ada, dan menghasilkan pemahaman materi yang lebih mendalam.
3. Conceptual Attainment meningkatkan pemahaman konsep fisika
peserta didik, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Kekurangan model pembelajaran Conceptual Attainment, sebagai
berikut: 1.
Peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran, karena peserta didik akan
diarahkan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan. 2.
Tingkat keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh penyajian data yang disajikan oleh guru.
23 Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut, maka dalam
perancangan LKPD ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami dan bisa mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
diberikan. Selain itu penyajian data disajikan dengan langkah-langkah yang jelas dan terarah sesuai dengan sintaks tiap fase pada metode Conceptual
Attainment.