107
Seni Budaya
Guru setelah menjelaskan alur pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai maka langkah selanjutnya adalah menjelaskan materi. Guru dapat menjelaskan
tentang perencanaan pada pementasan teater. Guru dapat menjelaskan kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk pementasan teater. Tata lampu, tata panggung, tata rias
dan busana merupakan kebutuhan yang harus dipersiapkan pada pementasan teater. Pada proses pembelajaran ini guru dapat mengikuti langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintiik, yaitu; a Peserta didik dapat melakukan eksplorasi tentang tata rias dan busana, tata
panggung, dan mungkin tata lampu sesuai dengan konsep teater yang akan dipentaskan. Pada proses eksplorasi peserta didik dapat melakukan perencanaan
pementasan teater seperti yang tertera pada buku peserta didik. b Peserta didik dapat mengomunikasi hasil kerja dalam perencanaan pementasan
teater melalui lisan dan tulisan.
Proses Pembelajaran
100
Kelas VII SMPMTs Semester 1
A. Merancang Pementasan Teater
Seni Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuh sebagai unsur utama. Seni teater
disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan
tentang kehidupan manusia. Pada pelaksanaannya seni teater selalu membutuhkan banyak orang. Hal ini dikenal sebagai seni kolektif
satu dengan yang lain saling membutuhkan, karena itu memerlukan keterlibatan banyak orang. Pementasan teater supaya lebih terarah
perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggung jawab pada bidang kerjanya masing-masing.
1. Membentuk Panitia Ketika kamu membentuk kepanitiaan yang harus diperhatikan
adalah menyatukan hati dan kesadaran semua yang terlibat untuk tujuan yaitu membuat pementasan yang baik, berhasil, dan sukses.
Pementasan harus terlaksana sebagai sebuah pertunjukan yang memberikan pembelajaran berharga bagi semua pendukung dan
penonton. Kepanitiaan bekerja dengan baik sehingga berhasil mendatangkan penonton yang banyak yang bisa menghargai
pementasan kita. Kesuksesan yang diraih memotivasi kita untuk mementaskan kembali pertunjukan yang baru dengan lebih baik
lagi ke depannya. Jika panitia sudah terbentuk maka menyusun tugas, fungsi,
dan tanggung jawab setiap unit sehingga lebih mudah dalam melakukan organisasi kerja. Panitia merupakan organisasi yang
bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan pementasan teater. Setiap anggota panitia akan mengetahui kepada
siapa memberikan laporan jika ada permasalahan di lapangan. Ketua panitia merupakan manajer di dalam organisasi
pementasan. Ketua bertanggung jawab terhadap keberhasilan pementasan. Anggota panitia memiliki kewajiban untuk saling
membantu dengan unit lain sehingga beban kerja terbagi rata. Setelah panitia sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya
adalah membagi tugas masing-masing anggota panitia. Isilah tabel berikut ini dengan bantuan bapakibu guru pembimbing.
No. Struktur Panitia
Tugas dan Fungsi
1 Pimpinan Produksi
2 Pimpinan Artistik
3 Manager Panggung
4 Asisten Manager Panggung
5 Penata lampu
6 Penata musik
7 Penata Gerak
108
Buku Guru Kelas VII SMPMTs Edisi Revisi
Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas pengetahuan serta
keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta peserta didik untuk mencari materi pengayaan sesuai
dengan topik dan materi yang dipelajari.
Pengayaan Pembelajaran
Beberapa pertunjukan teater tradisional ternyata merupakan salah satu kekayaan Indonesia. Sayangnya, penampilan teater tradisional ini mulai memudar
seiring tidak mendapat tempat dimasyarakat. Berikut teater Petass menyajikan 10 pertunjukan teater tradisional yang masih ada hingga saat ini di seluruh
Indonesia. dari berbagai sumber “Ubrug” di Pandeglang dikenal sebagai kesenian tradisional rakyat yang semakin
hari semakin dilupakan oleh penggemarnya. Istilah ‘ubrug’ berasal dari bahasa Sunda ‘sagebrugan’ yang berarti campur aduk dalam satu lokasi.
Kesenian ubrug termasuk teater rakyat yang memadukan unsur lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua unsur itu dipentaskan secara komedi. Bahasa
yang digunakan dalam pementasan, terkadang penggabungan dari bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu Betawi. Alat musik yang biasa dimainkan dalam pemenetasan
adalah gendang, kulanter, kempul, gong angkeb, rebab, kenong, kecrek, dan ketuk. Selain berkembang di provinsi Banten, kesenian Ubrug pun berkembang sampai
ke Lampung dan Sumatera Selatan yang tentunya dipentaskan menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Teater Ubrug pada awalnya dipentaskan di halaman yang cukup luas dengan tenda daun kelapa atau rubia. Untuk penerangan digunakan lampu
blancong, yaitu lampu minyak tanah yang bersumbu dua buah dan cukup besar yang diletakkan di tengah arena. Lampu blancong ini sama dengan oncor dalam
ketuk tilu, sama dengan lampu gembrong atau lampu petromak. Sekitar tahun 1955, ubrug mulai memakai panggung atau ruangan, baik yang tertutup ataupun
terbuka di mana para penonton dapat menyaksikannya dari segala arah.
http:www.teaterpetass.com20130210-bentuk-teater-tradisional-di.html