Problem solving skilss adalah bagian tak terpisahkan dari pembelajaran Incquiring skills, merupakan keterampilan yang melibatkan penemuan atau

Matematika SMP KK H 69 khusus dalam matematika terletak pada keabstrakannya dan generalisasinya. Konsep abstrak tidak bisa dikomunikasikan begitu saja kepada siswa sebagai sebuah definisi, tetapi mungkin melalui penyusunan bagi mereka sehingga akan menemui koleksi atau sekumpulan yang sesuai dengan contoh. Guru hendaknya menyiapkan bimbingan yang jelas untuk mengkonstruk konsep matematika dari contoh dan menggunakan konsep untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi yang tidak familiar.

4. Rambu-rambu Penyusunan Soal HOTS

Dalam menyusun soal HOTS, setidaknya ada tiga hal yang menjadi rambu-rambu dalam penyusunannya Puspendik, 2016, yakni: soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang diukur, kontekstual dan keberfungsian stimulus, serta higher order bukan highest order. a. Soal yang disusun harus mengukur kompetensi yang akan diukur Kriteria soal yang baik adalah soal yang valid atau sahih. Soal valid adalah soal yang akurat mengukur hal yang ingin diukur Oosterhof, 2001. Pertanyaan yang harus dijawab mengenai validitas tes adalah: apakah informasi yang diperoleh dari skor tes sesuai dengan tujuan tes tersebut? Oleh karena itu pastikan soal sesuai dengan indikator yang sudah dispesifikasikan sebelumnya. Contoh: Soal PISA thn 2012 Indikator: Siswa dapat menentukan bentuk rancangan pagar yang sesuai dengan panjang kayu yang tersedia. Seorang tukang kayu mempunyai kayu sepanjang 32 meter. Ia ingin membuat pagar sekeliling kebun. Beberapa rancangan bentuk pagar tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah. 70 Kegiatan Pembelajaran 4 Lingkari “Ya” atau “Tidak” untuk setiap rancangan yang menunjukkan apakah pagar kebun itu dapat dibuat dari 32 meter kayu. Rancangan Pilihan Rancangan A YaTidak Rancangan B YaTidak Rancangan C YaTidak Rancangan D YaTidak b. Konstekstual “Ya”, keberfungsian stimulus “Wajib” Seringkali penulis soal fokus mencari stimulus yang menarik dan kontekstual, namun sulit mencari kaitan antara stimulus dengan indikator kemampuan yang akan diukur. Akhirnya soal yang disusun dapat dijawab tanpa menggunakan stimulus atau dengan kata lain stimulus tidak berfungsi, sehingga perlu direvisi. Perlu diingat kriteria stimulus yang baik digunakan dalam penyusunan soal:  Substantif dan menarik untuk dibaca  Menarik perhatian bagi peserta ujian  Ditulis dan dirancang dengan baik  Cukup menantang optimal, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit  Secara faktual benar  Mengantar pada pertanyaan  Cerita utuh dan serba-cakup self-contained