Modul PKB 2017 PPKn SMP KK H

(1)

(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DAN PENGEMBANGAN SOAL

KELOMPOK KOMPETENSI H

Penulis:

Drs. Haryono Adipurnomo Rahma Tri Wulandari, S.Pd. Dr. Sri Untari, M.Si.

Siti Tamami, S.Pd. Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. Dr. A. Rasyid Al Atok. M.Pd.M.H. Gatot Malady, S.I.P., M.Si. Magfirotun Nur Insani, S.Pd. Drs. AMZ Supardono Nurul Qomariyah. S.Pd Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si. Dwi Utami, S.Pd., M.Pd.. Drs. Sumarno

P.M. Henny Dwi Omegawati, S.Pd.

Penyunting:

Dwi Utami

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright © 2017

Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan


(3)

PPKn SMP KK H

iii

Kata Sambutan

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka, 2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara tatap muka dengan daring).

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal


(4)

iv

Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, April 2017 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.


(5)

PPKn SMP KK H

v

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Modul ini merupakan dokumen wajib untuk Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru jenjang Sekolah Menengah Pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesional terkait dengan tugas pokok dan fungsinya.


(6)

vi

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada para pimpinan PPPPTK IPA, PPPPTK PKn/IPS, PPPPTK Bahasa, PPPPTK Matematika, PPPPTK Penjas-BK, dan PPPPTK Seni Budaya yang telah mengijinkan stafnya dalam menyelesaikan modul Pendidikan Dasar jenjang Sekolah Menengah Pertama ini. Tidak lupa saya juga sampaikan terima kasih kepada para widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan modul ini.

Semoga Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita.

Jakarta, April 2017 Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar

Poppy Dewi Puspitawati


(7)

PPKn SMP KK H

vii

Daftar Isi

Hal.

Kata Sambutan ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xiii

Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Peta Kompetensi ... 3

D. Ruang Lingkup ... 5

E. Cara Penggunaan Modul ... 6

BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL ... 17

Kegiatan Pembelajaran 1 Analisis Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 19

A. Tujuan ... 19

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 19

C. Uraian Materi ... 19

D. Aktivitas Pembelajaran ... 29

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 31

F. Rangkuman ... 34

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 34

Kegiatan Pembelajaran 2 Analisis Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan yang Utuh ... 35

A. Tujuan ... 35

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 35

C. Uraian Materi ... 35

D. Aktivitas Pembelajaran ... 42

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 44

F. Rangkuman ... 50

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 51

Kegiatan Pembelajaran 3 Analisis Penentuan Nilai Baik dan Buruk Dalam Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap Sesuai Dengan Nilai-Nilai PANCASILA ... 52

A. Tujuan ... 53

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 53

C. Uraian Materi ... 54


(8)

viii

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 60

F. Rangkuman ... 64

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 64

Kegiatan Pembelajaran 4 Analisis Pelaksanaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ... 65

A. Tujuan ... 65

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 65

C. Uraian Materi ... 65

D. Aktivitas Pembelajaran ... 69

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 71

F. Rangkuman ... 75

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 75

Kegiatan Pembelajaran 5 Analisis Penerapan Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ... 76

A. Tujuan ... 77

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 77

C. Uraian Materi ... 78

D. Aktivitas Pembelajaran ... 87

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 90

F. Rangkuman ... 93

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 94

Kegiatan Pembelajaran 6 Analisis Penerapan Fungsi Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ... 95

A. Tujuan ... 95

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 95

C. Uraian Materi ... 95

D. Aktivitas Pembelajaran ... 103

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 105

F. Rangkuman ... 109

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 110

Kegiatan Pembelajaran 7 Analisis Penerapan Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia ... 111

A. Tujuan ... 111

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 111

C. Uraian Materi ... 111

D. Aktivitas Pembelajaran ... 126

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 129

F. Rangkuman ... 132

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut ... 133

Kegiatan Pembelajaran 8 Analisis Sanksi Hukum Yang Berlaku Dalam Perwujudan Kedamaian Dan Keadilan ... 134

A. Tujuan ... 135

B. Indikator Pencapaian Kopetensi ... 135


(9)

PPKn SMP KK H

ix

D. Aktivitas Pembelajaran ... 139

E. Latihan/Kasus/tugas ... 142

F. Rangkuman ... 145

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 146

Kegiatan Pembelajaran 9 Analisis Perwujudan Persatuan Dan Kesatuan Dalam Keberagaman Di Indonesia ... 147

A. Tujuan ... 147

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 147

C. Uraian Materi ... 148

D. Aktivitas Pembelajaran ... 152

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 154

F. Rangkuman ... 157

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 158

Kegiatan Pembelajaran 10 Analisis Keberagamaan Yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika Dan Toleransi Antar Umat Beragama Di Indonesia ... 159

A. Tujuan ... 159

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 159

C. Uraian Materi ... 160

D. Aktivitas Pembelajaran ... 165

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 168

F. Rangkuman ... 171

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 172

Kegiatan Pembelajaran 11 Analisis Perwujudan Wilayah NKRI ... 173

A. Tujuan ... 173

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 173

C. Uraian Materi ... 173

D. Aktivitas Pembelajaran ... 179

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 181

F. Rangkuman ... 184

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 184

BAGIAN II KOMPETENSI PEDAGOGIK ... 185

Kegiatan Pembelajaran 12 Analisis Antar Unsur Dalam Penerapan Pendekatan Saintifik PPKn SMP ... 187

A. Tujuan ... 187

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 187

C. Uraian Materi ... 188

D. Aktivitas Pembelajaran ... 194

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 197

F. Rangkuman ... 198


(10)

x

Kegiatan Pembelajaran 13 Analisis Antar Unsur Dalam Penerapan Model

Pembelajaran PPKn SMP ... 199

A. Tujuan ... 199

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 199

C. Uraian Materi Pembelajaran ... 199

D. Aktivitas Pembelajaran ... 202

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 205

F. Rangkuman ... 207

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 207

Kegiatan Pembelajaran 14 Analisis Relevansi Penilaian Hasil Belajar PPKn SMP ... 208

A. Tujuan ... 209

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 209

C. Uraian Materi ... 209

D. Aktifitas Pembelajaran ... 217

E. Latihan/Tugas/Kasus ... 219

F. Rangkuman ... 224

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 224

Kegiatan Pembelajaran 15 Analisis Relevansi Proses Pembelajaran PPKn SMP ... 225

A. Tujuan ... 225

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 225

C. Uraian Materi ... 225

D. Aktivitas Pembelajaran ... 230

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 233

F. Rangkuman ... 234

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 235

KEGIATAN PEMBELAJARAN 16 Analisis Relevansi Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP ... 236

A. Tujuan ... 237

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 237

C. Uraian Materi ... 238

D. Aktivitas Pembelajaran ... 242

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 245

F. Rangkuman ... 249

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 250

Kegiatan Pembelajaran 17 Analisis Data Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 251

A. Tujuan ... 251

B. Indikator Pencapaian Kompetensi ... 251


(11)

PPKn SMP KK H

xi

D. Aktivitas Pembelajaran ... 256

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 258

F. Rangkuman ... 260

G. Umpan Balik/ Tindak Lanjut: ... 260

Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ... 261

Evaluasi ... 265

Penutup ... 275

Daftar Pustaka ... 277


(12)

xii

Daftar Gambar

Hal.

Gambar 1. Ruang Lingkup ... 5

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka ... 6

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ... 7

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ... 9

Gambar 5. Diagram Hierarkhis Piramidal Pancasila ... 38

Gambar 6. Evaluasi Kinerja Legistaltif di berbagai bidang ... 106


(13)

PPKn SMP KK H

xiii

Daftar Tabel

Hal.

Tabel 1. Peta Kompetensi ... 3

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul ... 11

Tabel 3. Kisi-kisi USBN Tahun 2006 ... 14

Tabel 4. Kisi – Kisi USBN Tahun 2013 ... 15

Tabel 5. Mata diklat “Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” ... 29

Tabel 6. Aktivitas pembelajaran materi Analisis penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh ... 42

Tabel 7. Tabel soal aktivitas nilai baik dan buruk dalam bertutur kata berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai – nilai Pancasila ... 60

Tabel 8. Aktivitas “Analisis Penerapan Pokok – pokok pikiran Pembukaan UUD RI 1945” ... 88

Tabel 9. Aktivitas "Analisis Penerapan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia” ... 127

Tabel 10. Soal Analisis Penerapan Penegakan HAM di Indonesia ... 129

Tabel 11. Aktivitas Pembelajaran Analisis Sanksi Hukum Yang Berlaku DalamPerwujudan Kedamaian dan Keadilan ... 139

Tabel 12. Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran dengan mata diklat “Keberagaman Masyarakat Indonesia” ... 152

Tabel 13. Aktivitas Pembelajaran Materi Analisis Ber-Bhinneka Tunggal Ika dan Analisis Toleransi AntarUmat Beragama di Indonesia ... 166

Tabel 14. Aktivitas “ Analisis perwujudan wilayah NKRI ” ... 179

Tabel 15. Tingkatan Pertanyaan ... 190

Tabel 16. Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Analisis antar unsur dalam Penerapan Pendekatan Saintifik PPKn SMP” ... 194

Tabel 17. “Analisis antar unsur dalam Penerapan Model Pembelajaran PPKn SMP ” ... 203

Tabel 18. Nilai Ketuntasan Sikap ... 215

Tabel 19. Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Ketrampilan ... 215

Tabel 20. Aktivitas “Analisis relevansi penilaian hasil belajar PPKn SMP sesuai kompetensi yang ingin dicapai dan tingkatan kemampuan ” ... 217


(14)

xiv

Tabel 21. Data hasil penilaian belajar pengetahuan ... 222

Tabel 22. Aktivitas “ Relevansi Proses Pembelajaran PPKn” ... 230

Tabel 23. Kompetensi Lulusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan ... 239

Tabel 24. Relevansi Media dengan Kompetensi ... 240

Tabel 25. Relevansi media dengan kemampuan guru ... 241

Tabel 26. Relevansi Media dengan Metode dan Kegiatan Belajar ... 242

Tabel 27. Aktivitas “Analisis Relevansi Penggunaan Media Pembelajaran PPKn SMP” ... 243

Tabel 28. Format Analisis Penggunaan Media Pembelajar ... 245

Tabel 29. Analisis penggunaan media pembelajaran ... 245

Tabel 30. Aktivitas Pembelajaran Analisis Data Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 256


(15)

PPKn SMP KK H

1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.


(16)

Pendahuluan

2

merupakan acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan modul pelatihan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Karir Guru.

Dasar Hukum penulisan Modul Pengembangan Karir Guru untuk Guru PPKn SMPadalah :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

B. Tujuan

Modul Kompetensi H tentang Analisis Permasalahan Dalam Impelemtansi Nilai-Nilai PPKn SMP, merupakan kesatuan utuh dari materi-materi yang ada pada modul kompetensi H. Modul diklat ini sebagai panduan belajar bagi guru PPKn SMP dalam memahami materi PPKn Sekolah Menengah Pertama. Modul ini bertujuan dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional materi PPKn SMP sebagai tindak lanjut dari UKG tahun 2015.

Modul ini mengajak Anda, mengkaji terkait materi yang terdiri atas materi pedagogik dan profesional. Materi pedagogik berhubungan dengan materi yang mendukung proses pembelajaran seperti Pendekatan Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran, RPP, Penilaian, Sumber dan Media, serta PTK. Materi profesional terkait dengan materi PPKn, yaitu mencakup Esensi Pendidikan Kewarganegaraan, Analisis penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh, Analisis Penentuan nilai baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Analisis pelaksanaan


(17)

Undang-PPKn SMP KK H

3

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Analisis Penerapan Pokok-Pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Analisis penerapan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Analisis penerapan penegakan HAM di Indonesia, Analisis sanksi hukum yang berlaku dalam perwujudan kedamaian dan keadilan, Analisis Perwujudan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di Indonesia, Analisis Keberagaman yang ber-Bhinnneka Tunggal Ika dan toleransi antar umat beragama di Indonesia, Analisis Perwujudan Wilayah NKRI.

C. Peta Kompetensi

Kompetensi yang ingin dicapai setelah peserta diklat mempelajari Modul ini sebagaimana tertuang dalam berikut adalah :

Tabel 1. Peta Kompetensi

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

1. Esensi Pendidikan Kewarganegaraan

Menunjukkan Esensi Pendidikan

Kewarganegaraan 2. Analisis penerapan

nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh

Menunjukkan Analisis penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh 3. Analisis Penentuan nilai

baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Menunjukkan Analisis Penentuan nilai baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

4. Analisis pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menunjukkan Analisis pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

5. Analisis Penerapan Pokok-Pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Menunjukkan Analisis Penerapan Pokok-Pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara


(18)

Pendahuluan

4

Kegiatan Pembelajaran

ke -

Nama Mata Diklat Kompetensi

Indonesia Tahun 1945 6. Analisis penerapan fungsi

Lembaga-lembaga Negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menunjukkan Analisis penerapan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam Undang-Undang Dasar Nega-ra Republik Indonesia Tahun 1945

7. Analisis penerapan penegakan HAM di Indonesia

Menunjukkan Analisis penerapan penegakan HAM di Indonesia

8. Analisis sanksi hukum yang

berlaku dalam perwujudan kedamaian dan keadilan

Menunjukkan Analisis sanksi hukum yang berlaku dalam per-wujudan kedamaian dan keadilan

9. Analisis Perwujudan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di Indonesia

Menunjukkan Analisis Perwujudan persatuan dan kesatuan dalam

keberagaman di Indonesia 10. Analisis Keberagaman yang

ber-Bhinnneka Tunggal Ika dan toleransi antar umat beragama di Indonesia

Menunjukkan Analisis Keberagaman yang ber-Bhinnneka Tunggal Ika dan toleransi antar umat beragama di Indonesia

11. Analisis Perwujudan Wilayah NKRI

Menunjukkan Analisis Perwujudan Wilayah NKRI 12. Analisis antar unsur

penerapan pendekatan saintifik PPKn SMP

Menunjukkan Analisis antar unsur dalam penerapan pendekatan saintifik PPKn SMP

13. Analisis antar unsur dalam penerapan model

pembelajaran PPKn SMP

Menunjukkan Analisis antar unsur dalam penerapan model pembelajaran PPKn SMP

14. Analisis relevansi penilaian hasil belajar PPKn SMP

Menunjukkan Analisis relevansi penilaian hasil belajar PPKn SMP 15. Analisis relevansi proses

pembelajaran PPKn SMP

Menunjukkan Analisis relevansi proses

pembelajaran PPKn SMP 16. Analisis relevansi

penggunaan media pembelajaran PPKn SMP

Menunjukkan Analisis

relevansi penggunaan media pembelajaran PPKn SMP 17. Analisis data hasil

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menunjukkan Analisis data hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


(19)

PPKn SMP KK H

5

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup modul kompetensi H ini didiskripsikan sebagaimana dalam peta konsep sebagai berikut:

Gambar 1. Ruang Lingkup

M

a

te

ri

PPKn

SM

P

Profesional

Esensi Pendidikan Kewarganegaraan

Analisis penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh

Analisis Penentuan nilai baik dan buruk dalam bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Analisis pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Analisis Penerapan Pokok-Pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Analisis penerapan fungsi Lembaga-lembaga Negara dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Analisis penerapan penegakan HAM di Indonesia

Analisis sanksi hukum yang berlaku dalam perwujudan kedamaian dan keadilan

Analisis Perwujudan persatuan dan kesatuan dalam keberagaman di Indonesia

Analisis Keberagaman yang ber-Bhinnneka Tunggal Ika dan toleransi antar umat beragama di Indonesia

Analisis Perwujudan Wilayah NKRI

Pedagogik

Pendekatan Saintifik PPKn SMP

Model pembelajaran PPKn SMP

Penilaian hasil belajar

Penyusunan RPP PPKn SMP

Sumber dan Media Pembelajaran PPKn SMP


(20)

Pendahuluan

6

E. Cara Penggunaan Modul

Secara umum, cara penggunaan modul pada setiap Kegiatan Pembelajaran disesuaikan dengan skenario setiap penyajian mata diklat. Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuhmaupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh ini dilaksanan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.


(21)

PPKn SMP KK H

7

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latarbelakang yang memuatgambaranmateri  tujuankegiatanpembelajaransetiapmateri

 kompetensiatauindikator yang akandicapaimelaluimodul.  ruanglingkupmaterikegiatanpembelajaran

 langkah-langkahpenggunaanmodul

a. MengkajiMateri

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupunberkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.


(22)

Pendahuluan

8

b. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahamanmateri-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaranmateri ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

c. PresentasidanKonfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.

d. Refleksi

pada bagian ini peserta dan penyaji me-reviewatau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.


(23)

PPKn SMP KK H

9

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

• Latar belakang yang memuat gambaran materi • tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

• kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. • Ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

• langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)

MengkajiMateri

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara


(24)

Pendahuluan

10

individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

e. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.


(25)

PPKn SMP KK H

11

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

f. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama.

g. Refleksi

Pada bagian ini peserta dan penyaji mereview atau melakukan refleksi materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran, kemudian didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3. Lembar Kerja

Modul pengembangan karir berkelanjutan kelompok kompetensi H terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 2. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode

LK Nama LK Keterangan

1. LK.01. Menyusun makalah tentang penerapan esensi pendidikan kewarganegaraan di pendidikan menengah pertama seiring dengan perkembangan politik di Indonesia saat ini.

TM / ON

2. LK.02.1 Penerapan nilai – nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh.

TM / IN 1 3. LK.02.2. Analisis penerapan nilai – nilai Pancasila

sebagai satu kesatuan yang utuh

ON 4. LK.02.3. Analisis Penerapan Nilai – Nilai Pancasila TM / ON


(26)

Pendahuluan

12

No Kode

LK Nama LK Keterangan

sebagai satu kesatuan yang utuh 5. LK.03.1 Analisis Penentuan nilai baik dan buruk

dalam bertutur kata, berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

TM / IN 1

6. LK.03.2 Pembuatan artikel Penentuan nilai baik dan buruk dalam bertutur kata berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai – nilai Pancasila

TM / ON

7. LK.03.3 Pengembangan Soal AnalisisPenentuan Nilai Baik dan Buruk Dalam Bertutur Kata, Berperilaku dan Bersikap dengan Nilai – Nilai Pancasila.

TM / ON

8. LK.04.1 Pelaksanaan UUD RI Tahun 1945 TM / IN 1 9. LK.04.2 Analisa pelaksanaan UUD RI Tahun 1945 ON 10. LK.04.3 Pengembangan Soal pelaksanaan UUD RI

Tahun 1945

TM / ON 11 LK 05.1 Penerapan Pokok – Pokok Pikiran

Pembukaan UUD RI Tahun 1945

TM / IN1 12 LK 05.2 Pengembangan soal penerapan pokok –

pokokpikiran Pembukaan UUD 1945

TM / ON 13 LK 06.1 Analisa penerapan fungsi Lembaga –

lembaga Negara

TM / IN 1 14 LK 06.2 Pengembangan Soal Penerapan fungsi

lembaga – lembaga negara

TM / ON 15 LK 07.1 Penerapan fungsi lembaga Perlindungan

dan penegakan HAM

TM / IN 1 16 LK 07.2 Pengembangan Soal Penerapan fungsi

lembaga Perlindungan dan penegakan HAM

TM / ON


(27)

PPKn SMP KK H

13

No Kode

LK Nama LK Keterangan

18 LK 08.2 Pengembangan Soal sanksi hukum yang berlaku di Indonesia

TM / ON 19 LK 09.1 Perwujudan Persatuan dan kesatuan TM / IN 1 20 LK 09.2 Pengembangan Soal Perwujutan Persatuan

dan Kesatuan

TM / ON 21 LK 10.1 Keberagaman yang ber-Bhinnneka Tunggal

Ika dan toleransi antar umat beragama di Indonesia

TM

22 LK 10.2 Pengembangan Soal Keberagaman yang ber-Bhinnneka Tunggal Ika dan toleransi antar umat beragama di Indonesia

TM / ON

23 LK 11.1 Perwujudan Wilayah NKRI TM

24 LK 11.2 Pengembangan Soal Perwujudan Wilayah NKRI

TM / ON 25 LK 12.1 Penerapan pendekatan saintifik PPKn SMP TM/ IN 1 26 LK 13.1 Menunjukkan Unsur dalam penerapan

model pembelajaran PPKn SMP

TM / ON 27 LK 14.1 Analisis Data subjek Geografi dan Sejarah TM / ON 28 LK 15.1 Proses Pembelajaran PPKN SMP TM / ON 29 LK 16.1 Analisis Relevansi Penggunaan Media

Pembelajaran PPKN SMP

TM / ON 30 LK 17.1 Analisis Penggunaan Media Pembelajaran TM / ON Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning


(28)

Pendahuluan

14

4. AKTIVITAS : PENILAIAN BERBASIS KELAS (USBN)

Tabel 3. Kisi-kisi USBN Tahun 2006

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI ATURAN DAN IDEOLOGI HAK dan KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT GLOBALIS ASI DAN PRESTASI DIRI Pengetahuan dan Pemahaman

• Mengidentifikasi • Menunjukkan • Menjelaskan • Mendeskripsikan

Siswa dapat memahami dan

menguasai : • Norma • Konstitusi

dan

Proklamasi • Bahaya

Korupsi • Pancasila

Siswa dapat memahami dan

menguasai : • Hak Asasi

Manusia • Usaha

Bela Negara Siswa dapat memahami dan menguasai : • Demokrasi

dan

Kedaulatan • Kemerdek

aan mengemuk akan pendapat • Otonomi

daerah Siswa dapat memaha mi dan menguas ai :

• Globali sasi • Presta

si diri

Aplikasi

• Memberi contoh • Menentukan • Menerapkan • Menginterpretasi • Mengurutkan

Siswa dapat menerapkan pengetahua n dan pemahaman tentang :

• Norma • Konstitusi

dan

Proklamasi • Bahaya

Korupsi • Pancasila

Siswa dapat menerapkan pengetahua n dan pemahaman tentang : • Hak Asasi

Manusia • Usaha

Bela Negara Siswa dapat menerapkan pengetahua n dan pemahaman tentang : • Demokrasi

dan

Kedaulatan • Kemerdek

aan mengemuk akan pendapat • Otonomi

daerah Siswa dapat menerap kan pengetah uan dan pemaha man tentang:

• Globali sasi • Presta

si diri

Penalaran

• Menganalisis • Mengevaluasi

Siswa dapat menganalisi s : Siswa dapat menganalisi s : Siswa dapat menganalisi s: Siswa dapat mengana


(29)

PPKn SMP KK H

15

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI ATURAN DAN IDEOLOGI HAK dan KEWAJIBAN WARGA NEGARA KEDAULATAN RAKYAT GLOBALIS ASI DAN PRESTASI DIRI • Mengaitkan

• Menyimpulkan

• Norma • Konstitusi

dan

Proklamasi • Bahaya

Korupsi • Pancasila

• Hak Asasi Manusia • Usaha

Bela Negara

• Demokrasi dan

Kedaulatan • Kemerdek

aan mengemuk akan pendapat • Otonomi

daerah

lisis • Globali

sasi • Presta

si diri

Tabel 4. Kisi – Kisi USBN Tahun 2013

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI

Pengetahuan

dan Pemahaman

Mengidentifikasi

Menunjukkan

Menjelaskan

Mendeskripsikan

Siswa dapat

memahami

dan

menguasai :

Proses

perumusan

Pancasila

Nilai-nilai

dan moral

dalam

Pancasila

Siswa dapat

memahami

dan

menguasai :

Proses

perumusan

UUD NRI

Tahun 1945

Penerapan

Norma

Lembaga

negara

berdasarka

n UUD NRI

1945

Hak Asasi

Manusia

Siswa dapat

memahami dan

menguasai :

Aspek-aspek

pengokohan

NKRI

Keberagaman

dalam

masyarakat

Semangat

persatuan dan

kesatuan


(30)

Pendahuluan

16

LEVEL KOGNITIF LINGKUP MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA NORMA DAN KONSTITUSI KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI

Memberi contoh

Menentukan

Menerapkan

Menginterpretasi

Mengurutkan

menerapkan

pengetahuan

dan

pemahaman

tentang :

Proses

perumusan

Pancasila

Nilai-nilai

dan moral

dalam

Pancasila

menerapkan

pengetahuan

dan

pemahaman

tentang :

Proses

perumusan

UUD NRI

Tahun 1945

Penerapan

Norma

Lembaga

negara

berdasarka

n UUD NRI

1945

Hak Asasi

Manusia

menerapkan

pengetahuan

dan

pemahaman

tentang :

Aspek-aspek

pengokohan

NKRI

Keberagaman

dalam

masyarakat

Semangat

persatuan dan

kesatuan

Penalaran

Menganalisis

Mengevaluasi

Mengaitkan

Menyimpulkan

Siswa dapat

menganalisis :

Proses

perumusan

Pancasila

Nilai-nilai

dan moral

dalam

Pancasila

Siswa dapat

menganalisis:

Proses

perumusan

UUD NRI

Tahun 1945

Penerapan

Norma

Lembaga

negara

berdasarka

n UUD NRI

1945

Hak Asasi

Manusia

Siswa dapat

menganalisis :

Aspek-aspek

pengokohan

NKRI

Keberagaman

dalam

masyarakat

Semangat

persatuan dan

kesatuan.


(31)

PPKn SMP KK H

17


(32)

Pendahuluan

18


(33)

PPKn SMP KK H

19

Kegiatan Pembelajaran 1

Analisis Esensi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

A. Tujuan

1. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menganalisis hakekat PPKn secara benar

2. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menganalisis asumsi (normatif dan positif) PPKn secara benar

3. Dengan membaca materi modul peserta diklat dapat menganalisis substansi kebijakan nasional PPKn secara benar.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis hakekat PPKn

2. Menganalisis asumsi (normatif dan positif) PPKn 3. Menganalisis substansi kebijakan nasional PPKn.

C. Uraian Materi

1. Analisis Hakikat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan bidang studi yang bersifat multifased dengan konteks lintas bidang keilmuan, dengan bidang kajian yang mutidimensional sebagai integrasi dari disiplin ilmu politik, hukum, pendidikan, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya yang dapat mendukung pembentukan warga negara yang baik (cinta tanah air). Namun secara filsafat keilmuan ia memiliki ontology pokok ilmu politik khususnya konsep “political democracy” untuk aspek “duties and rights of citizen” (Chreshore:1886). Dari konsep inilah kemudian berkembang konsep “Civics”, yang artinya warga negara pada jaman Yunani kuno, yang kemudian diakui secara akademis sebagai


(34)

Kegiatan Pembelajaran 1

20

embrionya “civic education”, yang selanjutnya di Indonesia diadaptasi menjadi “pendidikan kewarganegaraan” yang sekarang menjadi muatan kurikulum.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang pendidikan keilmuan yang merupakan pengembangan “citizenship transmission”. Pada saat ini sudah berkembang pesat suatu “body of knowledge” yang dikenal dan memiliki paradigma sistemik yang didalamnya terdapat tiga domain “citizenship education” yakni: domain akademis, domain kurikuler, dan domain sosial kultural” (Winataputra: 2001)

Ketiga domain itu satu sama lain memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional yang diikat oleh konsepsi “civic virtue and culture” yang mencakup “civic knowledge, civic disposition, civic skills, civic confidence, civic commitment, dan civic competence” (CCE:1998). Oleh karena itu, ontologi Pendidikan Kewarganegaraan saat ini sudah lebih luas dari pada embrionya sehingga kajian keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, program kurikuler Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan, dan aktivitas social-kultural Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan benar-benar bersifat multifaset/multidimensional. Sifat multidimensionalitas inilah yang membuat bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, dan pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional UUD NRI Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk persekolahan sangat erat kaitannya dengan dua disiplin ilmu yang erat dengan kenegaraan, yakni Ilmu Politik dan Hukum yang terintegrasi dengan humaniora dan dimensi keilmuan lainnya yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik (to be smart dan good citizen). Warga negara yang dimaksud adalah warga


(35)

PPKn SMP KK H

21

negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Nasionalis). Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah adalah pengembangan kualitas warga negara secara utuh, dalam aspek-aspek sebagai berikut.

a. Kesadaran sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu;

b. Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yakni kemauan dan kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan diri dalam komunikasi sosial-kultural dan saling menghargai sesuai dengan hak dan kewajibannya.

c. Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill and participation)(Daya juang), yakni kemauan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik sebagai warga negara dalam mengambil prakarsa dan/atau turut serta dalam pemecahan masalah sosial-kultur kewarganegaraan di lingkungannya.

d. Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), yakni kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk berpikir secara kritis dan bertanggungjawab tentang ide, instrumentasi, dan praksis demokrasi konstitusional Indonesia. e. Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic participation

and civic responsibility), yakni kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalam berkehidupan demokrasi konstitusional. (Dokumen SKGK, Depdiknas, 2004). Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, maka strategi pengembangan kandungan isi mata pelajaran PPKn yang harus diketahui oleh warganegara adalah:

a. Pengetahuan Kewarganegaraan

Pengetahuan kewarganegaraan dapat diwujudkan dalam bentuk lima pertanyaan penting yang secara terus-menerus harus diajukan sebagai


(36)

Kegiatan Pembelajaran 1

22

sumber belajar PPKn. Lima pertanyaan yang dimaksud adalah: (1) Apa kehidupan kewarganegaraan, politik, dan pemerintahan?; (2) Apa dasar-dasar sistem politik Indonesia?; (3) Bagaimana pemerintahan yang dibentuk oleh Konstitusi mengejawantahkan tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia?; (4) Bagaimana hubungan antara Indonesia dengan negara-negara lain di dunia?; dan (5) Apa peran warganegara dalam demokrasi Indonesia? (Winataputra dan Budimansyah, 2012).

Kegunaan pertanyaan-pertanyaan tadi adalah untuk menunjukkan bahwa proses perenungannya tidak pernah berakhir, tempat pemasaran ide-ide, suatu pencarian cara baru dan sebagai cara terbaik untuk merealisasikan cita-cita demokrasi. Sangatlah penting bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan pokok mengenai pemerintahan dan masyarakat sipil (civil society) yang akan terus menantang orang-orang yang mau berpikir. Misalnya demokrasi adalah suatu dialog, suatu diskusi, suatu proses yang disengaja, di mana seluruh warganegara terlibat di dalamnya.

b. Kecakapan Kewarganegaraan.

Komponen esensial pendidikan untuk warganegara dalam masyarakat demokratis adalah kecakapan kewarganegaraan (civic skill). Jika warganegara mempraktekkan hak-haknya dan menunaikan kewajiban-kewajibannya sebagai anggota masyarakat yang berdaulat, mereka tidak hanya perlu menguasai pengetahuan dasar sebagaimana diwujudkan dalam lima pertanyaan sebagaimana diuraikan di muka, namun mereka pun perlu memiliki kecakapan-kecakapan intelektual dan partisipatoris yang relevan (Winataputra dan Budimansyah, 2012).

Kecakapan-kecakapan intelektual kewarganegaraan sekalipun dapat dibedakan namun satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Kecakapan berpikir kritis tentang isu politik tertentu, misalnya, seseorang harus memahami terlebih dahulu isu itu, sejarahnya, relevansinya di masa kini, juga serangkaian alat intelektual atau pertimbangan tertentu yang berkaitan dengan isu itu. Kecakapan-kecakapan intelektual yang penting untuk seorang warganegara yang berpengetahuan, efekif, dan bertanggung jawab, disebut sebagai


(37)

PPKn SMP KK H

23

kemampuan berpikir kritis.

Kecakapan intelektual lain adalah kemampuan mendeskripsikan yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan fungsi-fungsi dan proses-proses seperti sistem checks and balances atau judicial review menunjukkan adanya pemahaman. Melihat dengan jelas dan mendeskripsikan kecenderungan-kecenderungan seperti berpartisipasi dalam kehidupan kewarganegaraan, imigrasi, atau pekerjaan, membantu warga negara untuk selalu menyesuaikan diri dengan peristiwa-peristiwa yang sedang aktual dalam pola jangka waktu yang lama.

Pendidikan untuk warganegara berusaha mengembangkan kompetensi dalam menjelaskan dan menganalisis. Bila warga negara dapat menjelaskan bagaimana sesuatu seharusnya berjalan, misalnya sistem pemerintahan presidensil, sistem checks and balances, dan sistem hukum, maka mereka akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mencari dan mengoreksi fungsi-fungsi yang tidak beres. Warga negara juga perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis hal-hal tertentu sebagai komponen-komponen dan konsekuensi cita-cita, proses-proses sosial, ekonomi, atau politik, dan lembaga-lembaga. Kemampuan dalam menganalisis ini akan memungkinkan seseorang untuk membedakan antara fakta dengan opini atau antara cara dengan tujuan. Hal ini juga membantu warga negara dalam mengklarifikasi berbagai macam tanggung jawab seperti misalnya antara tanggung jawab publik dan privat, atau antara tanggung jawab para pejabat – baik yang dipilih atau diangkat – dengan warga negara biasa.

Warga negara dalam masyarakat yang otonom adalah pembuat keputusan. Oleh karena itu, mereka perlu mengembangkan dan terus mengasah kemampuan mengevaluasi, mengambil, dan mempertahankan pendapat. Kemampuan itu sangat penting jika nanti mereka diminta menilai isu-isu yang ada dalam agenda publik, dan mendiskusikan penilaian mereka dengan orang lain dalam masalah privat dan publik. Di samping mensyaratkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, pendidikan untuk warga negara dan masyarakat demokratis harus difokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah, dalam proses


(38)

Kegiatan Pembelajaran 1

24

politik dan dalam civil society.

Di samping mensyaratkan pengetahuan dan kemampuan intelektual, pendidikan untuk warga negara dan masyarakat demokratis harus difokuskan pada kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan untuk partisipasi yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah, dalam proses politik dan dalam civil society.Adalah sangat penting untuk membangun kecakapan partisipatoris sejak awal sekolah dan terus berlanjut selama masa sekolah. Murid yang paling muda, dapat belajar dan berinteraksi dengan kelompok-kelompok kecil dalam rangka mengumpulkan informasi, bertukar pikiran, dan menyusun rencana-rencana tindakan sesuai dengan taraf kedewasaan mereka. Mereka dapat belajar untuk menyimak dengan penuh perhatian, bertanya secara efektif, dan mengelola konflik melalui mediasi, kompromi, atau menjalin konsensus. Murid-murid yang lebih senior dapat dan seyogyanya mengembangkan kecakapan-kecakapan memonitor dan mempengaruhi kebijakan publik. Mereka hendaknya belajar bagaimana meneliti isu-isu publik dengan menggunakan perangkat-perangkat elektronik, perpustakaan, telepon, kontak personal, dan media. Menghadiri pertemuan-pertemuan publik mulai dari tingkat organisasi siswa (OSIS), komite sekolah, dewan pendidikan, dan dengar pendapat dengan anggota legislatif, sebaiknya juga menjadi bagian pengalaman pendidikan siswa tingkat sekolah menengah atas. Observasi ke pengadilan dan mempelajari tata kerja sistem peninjauan ulang hukum (judicial review) juga hendaknya merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan civic education mereka.

c. Watak Kewarganegaraan

Watak kewarganegaraan (civic disposition) mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, komunitas, dan organisasi-organisasi civil society. Pengalaman-pengalaman demikian hendaknya membangkitkan pemahaman bahwasanya demokrasi mensyaratkan adanya pemerintahan mandiri yang bertanggung jawab dari tiap


(39)

PPKn SMP KK H

25

individu. Karakter privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia dari setiap individu adalah wajib. Karakter publik juga tidak kalah penting. Kepedulian sebagai warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main (rule of law), berpikir kritis, dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan agar demokrasi berjalan sukses (Winataputra dan Budimansyah, 2012).

Karakter publik dan privat tersebut adalah: (1) Menjadi anggota masyarakat yang independen; (2). Memenuhi tanggung jawab personal kewargaanegaraan di bidang ekonomi dan politik; (3).Menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu; (4).Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana.(5). Mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.

d. Kompetensi Kewaganegaraan

Kompetensi kewarganegaraan yang meliputi (1) penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; (2) pengembangan kemampuan intelektual dan partisipatoris; (3) pengembangan karakter atau sikap mental tertentu, dan (4) komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip-prinsip fundamental demokrasi konstitusional.Kompeten merupakan perpaduan antara pengetahuan kewarganegaraan (berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara) dengan kecakapan kewarganegaraan. Dikatakan kompeten apabila seseorang itu (1) mampu melakukan tugas per tugas; (2) mampu mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaan; (3) tanggap terhadap situasi dan kondisi; (4) mampu menghadapi tanggung jawab dan harapan pencapaian kompetensi; (5) mampu mentransfer kompetensi yang dimiliki dalam setiap situasi yang berbeda (situasi dan kondisi serta tempat yang baru). Untuk menjadi kompeten perlu melakukan 7 (tujuh) kunci yaitu (1) mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisa informasi; (2) menyampaikan ide dan informasi; (3) merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan; (4) bekerja sama dalam tim; (5) menggunakan ide dan teknik matematika; (6) memecahkan masalah; (7) menggunakan teknologi.


(40)

Kegiatan Pembelajaran 1

26

e. Komitmen Kewarganegaraan

Perpaduan antara kecakapan dengan watak kewarganegaraan menumbuhkan komitmen. Komitmen menunjuk pada suatu sikap seseorang berdasarkan nilai-nilai yang dimiliki dan diwujudkan melalui perilaku. Komiten mengandung makna adanya: (1) keyakinan (kepercayaan); (2) kemauan; (3) kesetiaan (loyalitas) (4) kebanggaan. Komitmen adalah suatu rasa identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas/ kesetiaan atau derajat, dan kepercayaan serta penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai.

f. Keteguhan

Perpaduan antara pengetahuan dengan watak kewarganegaraan menumbuhkan keteguhan. Keteguhan merupakan kekuatan atau ketetapan hati, iman, niat; atau kekukuhan hati dan ketabahan jiwa yg beginilah yg menunjukkan sifat keperwiraannya; kesetiaannya tidak diragukan lagi. Keteguhan dapat juga diartikan kuat untuk tetap pada pendiriannya, ketika kata hati menuntutnya.

1. Analisis Asumsi Normatif dan Asumsi Positif PPKn

Asumsi normatif dan asumsi positif mengenai Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalahsebagai berikut.

a. Bahwa selama Negara Indonesia berdiri, Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tidak akan berubah karena diterima sebagai inti komitmen nasional kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, dan NKRI merupakan bentuk final ketatanegaran RI, sebagaimana komitmen MPR.

b. Bahwa tatanan kehidupan demokrasi Indonesia pada dasarnya merupakan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang bersumber dari dasar negara Pancasila sebagaimana tersurat pada alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.

c. Bahwa pembangunan demokrasi konstitusional Indonesia mengandung missi pembangunan ide, nilai, prinsip dan konsep demokrasi melalui instrumentasi demokrasi dalam berbagai latar kehidupan dan pendidikan demokrasi untuk generasi muda sebagai pewaris bangsa di masa depan. d. Bahwa pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan merupakan wahana psiko-pedagogis pada domain kurikuler, sosio-andragogis pada domain


(41)

PPKn SMP KK H

27

sosial-kultural, dan epistemologis pada domain akademik, dalam pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia.

e. Bahwa sebagai wahana pendidikan demokrasi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berfungsi mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang koheren dari konsepsi pendidikan tentang demokrasi, pendidikan melalui demokrasi, pendidikan untuk membangun demokrasi.

f. Bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menegah memiliki fungsi sebagai pendidikan untuk membangun karakter bangsa, yang secara substansial dirancang secara nasional, dan diwujudkan sebagai praksis pendidikan yang konsisten dan koheren dengan komitmen kebangsaan Indonesia pada tingkat satuan pendidikan.

g. Bahwa pendidikan untuk kewarganegaraan Indonesia yang demokratis yang menjadi missi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, tidak bersifat chauvenistik, melainkan berwawasan kosmopolit guna menghasilkan warganegara Indonesia yang baik dan cerdas, dan sekaligus menjadi warga dunia yang toleran.

2. Analisis Substansi kebijakan Nasional

Bertolak dari ke 7 (tujuh) asumsi tersebut, ada beberapa substansi kebijakan nasional tentang kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut.

a. Sebagai sumber ide dan norma inti dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, perlu kajian mendalam terhadap ide, dan nilai yang secara substantif terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dalam konteks historis dan sosio-politis tumbuh dan berkembangnya komitmen nasional kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan bentuk final ketatanegaran RI.

b. Sebagai instrumentasi dari ide dan norma inti Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, perlu kajian mendalam secara komprehensif terhadap tatanan kehidupan demokrasi Indonesia sebagai sistem kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang bersumber dari dasar negara Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.


(42)

Kegiatan Pembelajaran 1

28

c. Dalam rangka pembangunan demokrasi konstitusional Indonesia yang mengandung missi pembangunan ide, nilai, prinsip dan konsep demokrasi Pancasila, perlu kajian secara komprehensif terhadap visi dan missi nasional dari instrumentasi demokrasi dalam berbagai latar kehidupan dan aras pendidikan demokrasi bagi generasi muda sebagai pewaris bangsa di masa depan.

d. Diperlukan reposisi dan rekonseptualisasi pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai wahana: psiko-pedagogis pada domain kurikuler, sosio-andragogis pada domain sosial-kultural, dan epistemologis pada domain akademik, dalam pendidikan demokrasi konstitusional Indonesia.

e. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi, perlu difungsikan sebagai wahana pendidikan yang mampu mewujudkan kesatuan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak semua unsur bangsa Indonesia secara koheren dengan konsepsi pendidikan tentang demokrasi, pendidikan melalui demokrasi, pendidikan untuk membangun demokrasi.

f. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai muatan wajib kurikulum pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi, perlu dirancang secara sistemik untuk membangun karakter bangsa, yang secara substansial-nasional dapat diwujudkan sebagai praksis pendidikan yang konsisten dan koheren dengan komitmen kebangsaan Indonesia pada tingkat satuan pendidikan.

h. Perlu dilakukan antisipasi yang komprehensif agar pendidikan untuk kewarganegaraan Indonesia yang demokratis tidak bersifat chauvenistik,melainkan berwawasan kosmopolit dalam menghasilkan warganegara Indonesia yang baik dan cerdas, dan sekaligus menjadi warga dunia yang toleran.


(43)

PPKn SMP KK H

29

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam aktivitas pembelajaran kegiatan pembelajaran 1 ini, peserta yang mengikuti moda tatap muka penuh melakukan aktivitas pembelajaran pada point 1. Sedangkan bagi peserta yang mengikuti model In-On-In melakukan aktivitas pembelajaran pada point 2.

Akitivitas pembelajaran diklat dalam kegiatan pembelajaran dengan mata diklat ““Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” dirancang sebagai berikut:

1. Aktivitas Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Tabel 5. Mata diklat “Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”

Kegiatan Deskripsi Aktivitas Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Memberikan motivasi kepada peserta diklat

agar mengikuti proses pembelajaran dalam diiklat dengan sungguh-sungguh;

2. Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran modul ini.

3. Menyampaikan proses dan langkah-langkah pembelajaran dalam modul yang harus diikuti oleh peserta diklat.

15 menit

Kegiatan Inti 1. Penyampaian pengantar pokok-pokok materi.

2. Penyampaian permasalahan yang perlu dipecahkan melalui diskusi.

3. Pembentukan kelompok peserta diklat: a) Penyampaian tata kerja diskusi kelompok

beserta waktunya’

b) Peserta diklat dibagi menjadi 4 kelompok (A, B, C, dan D) dengan anggota masing-masing sekiitar 5 orang.

c) Pemberian tugas mencari sumber informasi/data untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan yang harus dijawab atau dipecahkan oleh peserta diklat. Peserta bebas mengggunakan sumber belajar, internet. d) Pelaksanaan diskusi kelompok dalam

kelompok sesuai dengan tugasnya


(44)

Kegiatan Pembelajaran 1

30

Kegiatan Deskripsi Aktivitas Kegiatan Alokasi Waktu masing-masing dalam waktu yang telah

disepakati bersama antara narasumber dan peserta diklat.

e) Penyusunan laporan hasil diskusi kelompok.

f) Presentasi hasil diskusi kelompok secara bergilliran.

g) Pemberian tanggapan oleh peserta diklat terhadap hasil diskusi kelompok.

h) Pemberian penegasan danklarifikasi dari narasumber atas proses dan hasil diskusi serta presentasi masing-masing kelompok.

Penutup 1. Penyimpulan bersama antara narasumber dan peserta diklat atas hasil pembelajaran. 2. Refleksi dan umpan balik atas proses dan

hasil pembelajaran.

3. Merencanakan pembelajaran berikutnya.

15 menit

2. Aktivitas Pembelajaran In-On-In 1. Aktivitas In -1

Untuk mengasah dan memantapkan penguasaan materi “Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”, maka Anda perlu mengikuti aktivitas pembelajaran sebagai berikut.

a. Memberikan motivasi peserta diklat untuk mengikuti proses pembelajaran dan kebermaknaan mempelajari materi modul “Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”

b. Menginformasikan judul modul, lingkup kegiatan pembelajaran dan tujuan yang hendak dicapai pada modul ini.

c. Menyampaikan skenario kerja diklat dan gambaran tugas serta tagihan hasil kerja sebagai indikator capaian kompetensi peserta dalam penguasaan materi modul yang dikerjakan secara individual

d. Mempersilahkan peserta diklat (secara individual) membaca cerdas dan kerja keras memahami terhadap materi modul


(45)

PPKn SMP KK H

31

2. Kegiatan on

Peserta diklat mengerjakan latihan/tugas (LK/ Lembar Kerja) secara individu sebagaimana yang telah dipersiapkan di dalam modul. Dengan harapan peserta diklat dengan berani mengemukakan pendapat, bekerja keras dalam mengerjakan LK yang ada.

3. Kegiatan In 2

a. Peserta diklat mempresentasikan hasil LK yang dikerjakan dan pertanyaan, saran dan komentar.

b. Peserta berani memberikan klarifikasi berdasarkan hasil pengamatannya dan menghargai pendapat peserta lain

c. Menyimpulkan hasil pembelajaran

d. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. e. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran f. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

E. Latihan/Kasus/Tugas

Setelah membaca dengan cermat seluruh materi anda dapat mengerjakan latihan secara individual atau bersama(kreatif, musyawarah mufakat) dengan teman anda. Lakukan kegiatan sebagai berikut.

1. AKTIVITAS: “Menunjukkan Esensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”

LK. 01. menyusun makalah tentang penerapan esensi pendidikan kewarganegaraan di pendidikan menengah pertama seiring dengan perkembangan politik di Indonesia saat ini.

Prosedur Kerja :

1. Makalah adalah betul-betul karya Saudara sendiri. Hal-hal yang bukan karya Saudara dalam makalah tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

2. Sistematika Makalah:

a. Pendahuluan/ Latar belakang Masalah b. Isi


(46)

Kegiatan Pembelajaran 1

32

c. Penutup/ Kesimpulan d. Daftar Pustaka 3. Ketentuan lain

a. Makalah terdiri dari 7 sampai 10 halaman. b. Jenis huruf: Arial

c. Besar/ukuran huruf atau font adalah 11. d. Spasi:1,5 spasi

4. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas Saudara pada makalah

2. TEST FORMATIF

1. Esensi tujuan pendidikan nasional yang merupakan porsi utama PPKn adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang ....

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia b. Berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap dan kreatif

c. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME , berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis

d. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME , berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

2. Pentingnya peran PPKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, maka melalui PPKn sekolah perlu dikembangkan sebagai ....

a. Pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis

b. Pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokratis c. Pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup untuk

membangun kehidupan demokratis

d. Pusat pengembangan keterampilan hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokratis


(47)

PPKn SMP KK H

33

3. Pendidikan persekolahan seyogyanya dikembangkan sebagai wahana sosial

kultural untuk membangun kehidupan yang demokratis. Dengan cara itu akan memungkinkan siswa ....

a. Dapat belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis

b. Dapat belajar demokrasi untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis c. Dapat belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan

melatih diri sebagai warga negara dan membangun kehidupan yang lebih demokratis

d. Dapat belajar demokrasi untuk tujuan melatih diri sebagai warga negara yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis 4. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada ....

a. Pengembangan potensi warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi WNI yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 45 b. Pewarisan nilai kepada warga negara agar memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi WNI yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 45 c. Pendewasaan warga negara agar memahami dan mampu melaksanakan

hak-hak dan kewajiban untuk menjadi WNI yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 45

d. Pengkondisian warga negara secara sosial agar memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi WNI yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 45

5. Muatan materi tentang persatuan dan kesatuan bangsa, yang berkenaan dengan wawasan demokrasi adalah ....

a. Hidup rukun dalam perbedaan dan cinta lingkungan

b. Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan Sumpah Pemuda c. Keutuhan NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan


(48)

Kegiatan Pembelajaran 1

34

F. Rangkuman

Setelah semua kegiatan latihan Anda kerjakan, ada baiknya Anda membuat rangkuman dan butir-butir yang telah Anda capai. Anda dapat mencocokkan rangkuman Anda dengan rangkuman berikut ini.

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan benar-benar bersifat multifaset/multidimensional. Sifat multidimensionalitas inilah yang membuat bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, dan pendidikan demokrasi.

2. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan program pengembangan individu, dan secara aksiologis mata pelajaran ini bertujuan untuk pendewasaan peserta didik sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan komponen bangsa Indonesia.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk persekolahan sangat erat kaitannya dengan dua disiplin ilmu yang erat dengan kenegaraan, yakni Ilmu Politik dan Hukum yang terintegrasi dengan humaniora dan dimensi keilmuan lainnya yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah. Selain itu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki fungsi sebagai pengembangan pendidikan karakter bangsa.

3. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang cerdas dan baik (to be smart dan good citizen). Warga negara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan kesadaran akan hak dan kewajiaban warga negara.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 85%, silakan Anda terus mempelajari modul berikutnya yaitu “Analisis penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh”, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 85%, sebaiknya Anda ulangi kembali kegiatan belajar dalam modul ini. (nilai komitmen moral)


(49)

PPKn SMP KK H

35

Kegiatan Pembelajaran 2

Analisis Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai

Satu Kesatuan yang Utuh

A. Tujuan

1. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan analisis penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila dengan benar

2. Melalui kegiatan membaca dan berdiskusi, peserta diklat dapat menunjukkan analisis permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuhdengan benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menganalisis penerapan nilai-nilai yang menjiwai dan dijiwai sila-sila Pancasila

2. Menganalisis permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.

C. Uraian Materi

1. Analisis Penerapan Makna Nilai-Nilai Menjiwai dan Dijiwai oleh Sila-Sila Pancasila

Pancasila yang terdiri dari lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sila ke -1:“Ketuhanan Yang Maha Esa” meliputi dan menjiwai sila ke -2, ke-3, ke-4 dan ke-5.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah


(50)

Kegiatan Pembelajaran 2

36

menurut agama dan kepercayaannya masing-masing dengan toleransi. Sila I menjadi sumber pokok kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai, mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara Republik Indonesia yang berdaulat penuh, bersifat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Sila ke- 2 “Kemanusiaan yang Adil Dan Beradab” diliputi dan dijiwai Sila ke-1, meliputi dan menjiwai sila ke-3, ke-4, dan ke-5.

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang mempunyai potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta. Karena potensi inilah manusia menduduki martabat yang tinggi dengan akal budinya manusia menjadi berkebudayaandan menjaga kekayaan budaya, dengan budi nuraninya manusia menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas norma-norma yang obyektif, tidak subyektif apalagi sewenang-wenang. Beradab berasal dari kata adab, yang berarti budaya, berarti bahwa sikap hidup, keputusan dan tindakan selalu berdasarkan nilai budaya, terutama norma kesopanan dan kesusilaan. Adab bearti tata kesopanan kesusilaan atau moral. Jadikemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya baik terhadap diri pribadi, sesama manusia maupun terhadap alam dan hewan.

c. Sila ke-3 : “Persatuan Indonesia” diliputi dan dijiwai sila ke-1, dan ke-2, meliputi dan menjiwai sila ke-4 dan ke-5.

Hakekat sila Persatuan Indonesia bahwa bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah Negara yang merdeka dan berdaulat. Dengan persatuan Indonesia bangsa Indonesia menggapai tujuan memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan perdamaian dunia yang abadi, sekaligus perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh sila I dan II. Nasionalisme Indonesia mengatasi paham golongan, suku bangsa, sebaliknya membina tumbuhnya persatuan dan kesatuan sebagai satu bangsa yang padu


(51)

PPKn SMP KK H

37

tidak terpecah belah oleh sebab apapun.

d. Sila ke-4 : “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan” diliputi dan dijiwai sila ke-1,ke-2,ke-3,

meliputi dan menjiwai sila ke-5.

Hakekat sila IV bahwa “kekuasaan yang tertinggi berada ditangan rakyat”. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur dan bertanggung jawab. Permusyawaratan adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia untuk merumuskan dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat hingga mencapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau musyawarah mufakat Jadi sila ke IV adalah bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah dengan pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya.Coba anda cari dari sumber bacaan lainnya nilai-nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila.

e. Sila ke-5 : “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” diliputi dan dijiwai sila ke-1, ke-2, ke -3, dan ke -4.

Hakekat sila ke V adalah setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Sila Keadilan sosial adalah tujuan dari empat sila yang mendahuluinya, merupakan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata masyarakat adil-makmur berdasarkan Pancasila

Hubungan antar sila-sila Pancasila dapat disimpulkan bahwa Ketuhanan yang Maha Esa menjadi sumber pokok kehidupan bangsa Indonesia. Setelah meyakini hal tersebut manusia akan bisa melaksanakan kewajibannya dan akan tercipta kemanusiaan yang adil dal beradab. Dengan dilaksanakannya kemanusiaan yang adil dal beradab maka manusia akan saling menghargai dan menghormati, sehingga persatuan akan terwujud dan jadilah persatuan Indonesia. Setelah semua bersatu akan dipilih sosok pemimpin yang dapat menjalankan


(52)

Kegiatan Pembelajaran 2

38

pemerintahan secara demokrasi. Sehingga dapat tercipta kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dimana rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui sistem perwakilan dan keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah mufakat dengan pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab baik kepada Tuhan yang maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya. Setelah semua itu ada tercapailah tujuan akhir Pancasila yaitu keadian sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Gambar 5. Diagram Hierarkhis Piramidal Pancasila

2. Analisis Permasalahan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Satu Kesatuan Yang Bulat dan Utuh

Permasalahan penerapan nilai-nilai Pancasila yang ada di Indonesia dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga rasa persatuan bangsa, baik itu dari usaha pemerintah maupun usaha setiap yang harus dilakukan oleh setiap individu dideskripsikan sebagai berikut.

a. Nilai KeTuhanan (Religiusitas)

Permasalahan berlatar belakang agama sering terjadi pada beberapa daerah di Indonesia. Keberagaman agama sering menimbulkan suatu masalah yang sangat perlu diperhatikan karena berpotensi menimbulkan perpecahan yang


(1)

PPKn SMP KK H

279

Proklamasi

Projokusumo. 1986. Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama. Solo: CV. Ramadhani. Pursika, I Nyoman. Kajian Analitik Terhadap Semboyan ”BhinnekaTunggal Ika”.Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 1, April2009

Rizal Mustansyir. 1995. “Bhinneka Tunggal Ika dalam Perspektif Filsafat Analitik”, dalam JurnalFilsafat, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rudini. 1994. Atas Nama Demokrasi Indonesia. Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Salim, Fahruddin. 2000. 3 Maret. Pluralisme dan toleransi Beragama. Jakarta: Penerbit Kompas.

Saksono, Ign. Gatut . 2007. Pancaila Soekarno. Yogyakarta: Rumah Belajar Tabinkas Sanusi, A.(1998) Pendidikan Alternatif: Menyentuh Azas Dasar Persoalan Pendidikan

dan Kemasyarakatan, Bandung: PT Grafindo Media Pratama

Saptono, 2007. Pendidikan Kewargaegaraan untuk SMP Kelas IX. Jakarta : PHiBeta. Saraswati, LG. 2006. Hak Asasi Manusia (Teori, Hukum, Kasus).Jakarta: Filsafat UI

Press

Somantri, N (1968). Pendidikan Kewargaan Negara di Sekolah, Bandung: IKIP. Sujatmoko, Andrey. 2015. Hukum HAM dan Hukum Humaniter. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

Suteng, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga

Taniredja, Tukiran, dkk. 2014. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia. Bandung: Alfabeta

Tim Dosen PKn UPI. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: CV Maulana MediaGrafika.

Titik Triwulan Tutik, 2006. Pengantar ilmu Hukum. Yang Menerbitkan PT Prestasi Pustakaraya : Jakarta.

Wahidin, Samsul. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

---2009. Buku Pintar Politik Sejarah, Pemerintahan dan Ketatanegaraan. Yogyakarta: Great Publisher

Winataputra (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Wahana Pendidikan Demokrasi, (Disertasi) Bandung: universitas Pendidikan Indonesia. Wiriatmadja. 2009. Perspektif Multikultural dalam Pengajaran Sejarah. Jurnal

Pendidikan. Vol 15 (4): 368-382.

Yuda AR, Hanta. 2010. Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema Ke Kompromi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Internet

Arif Julianto Sri Nugroho, Nur Siwi Ismawati, Westriningsihbse ips VI “ wilayah daratan “ tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Daratan

“Batas wilayah laut Indonesia” tersedia pada : http://pkn-ips.blogspot.co.id/2014/10/batas-wilayah-laut-indonesia.html

“Kedaulatan Negara” tersedia pada http://fhukum.unpatti.ac.id/artikel/hukum internasional/357-kedaulatan-negara-indonesia-di-udara


(2)

Daftar Pustaka

280

Maulana, M. Rahardian, 2011. Etika baik dan buruk menurut beberapa aliran, (Online),

(http://ryancapela.blogspot.co.id/2011/05/etika-baik-dan-buruk-menurut-beberapa.html), diakses tanggal 5 Desember 2015

Mayjen TNI A.Chasib . Menjaga Kedaulatan Wilayah Nkri Melalui Percepatan

Penetapan Batas Negara . Tersedia pada

http://www.lemhannas.go.id/portal/attachments/2255_MENJAGA%20KEDAUL ATAN%20NKRI.PDF.

Putra, Hendiyanto Hendrawan, 2015. Baik dan Buruk menurut Perspektif berbagai Faham,

(Online),(http://www.academia.edu/6954595/BAIK_DAN_BURUK_MENURUT_ PERSPEKTIF_BERBAGAI_FAHAM), diakses tanggal 5 Desember 2015

Republik Indonesia (2003) Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas

………Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

………Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM ………Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM

--- (2003) Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Penddikan, Jakarta: Depdiknas

--- (2006) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, nomor 23 tahun 2006, tentang

---(2006) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 tahun 2006, tentang Stanndar

Isi Jakarta: Depdiknas

http://dwiapriliyan.blogspot.co.id/2014/10/inti-isi-sila-dalam-pancasila.html http://kekayaanindonesiaku.blogspot.co.id/p/kekayaan-dan-keragaman-indonesia.html http://www.plengdut.com/2014/09/faktor-penyebab-keberagaman-masyarakat.html http://www.plengdut.com/2014/09/makna-persatuan-dan-kesatuan.html https://ayundamutiara.wordpress.com/2013/04/28/dinamika-pelaksanaan-uud-1945-di-Indonesia/patiahlistiana11.blogspot.com/ 2014/12/makalah-dinamika-pelaksanaan-uud-1945.html?m=1cumcumca. blogspot.com/2012/07/pelaksanaan-uud-1945-pada-masa-orde-baru. html?m=1 h ttps://nurutamidarojah.wordpress.com/sesi-2/bab-2-bertoleransi-dalam- keberagaman-di-indonesia/b-perilaku-toleran-keberagaman-dalam-bingkai-bhineka-tunggal-ika/ https://oktavianipratama.wordpress.com/matakuliah-umum/kewarganegaraan/arti-dan-makna-sila-ketuhanan-yang-maha-esa/ https://repaldiabdulagi453.wordpress.com/2014/10/28/inti-sila-pertama-sampai-inti-sila-kelima/ https://thpardede.wordpress.com/2013/09/25/perdebatan-dua-tokoh-pendiri-republik-indonesia/Kompetensi Lulusan , Jakarta: Depdiknas


(3)

PPKn SMP KK H

281

Glosarium

Analisis : menguraikan suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan

Keadilan substantive

: Keadilan yang diberikan sesuai dengan aturan-aturan hukum substantif, dengan tanpa melihat kesalahan-kesalahan procedural yang tidak berpengaruh pada hak-hak substantif Penggugat.

Hukum perdata : suatu peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat ecensial bagi kebebasan individu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan perikatan. Sedangkan hukum public memberikan jaminan yang minimal bagi kehidupan pribadi.

Hukum pidana : hukum yang mengatur pelanggaran terhadap undang-undang, pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum dan barang siapa yang melakukan perbuatan yang dilarang dalam hukum pidana akan diancam dengan sanksi pidana tertentu.

Saksi Palsu : orang yang memberikan keterangan di muka hakim untuk kepentingan pendakwa atau terdakwa, tetapi kesaksian dari saksi tersebut dibuat-buat atau tidak sebenarnya, atau saksi tersebut tidak mengetahui hal sebenarnya dari fakta kejadian

Daluarsa : suatu sarana hukum untuk memperoleh sesuatu atau suatu alasan untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan dengan terpenuhinya syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undang


(4)

Glosarium

282

Penggugat : orang yang mengajukan tuntutan melalui pengadilan karena ada haknya yang diambil orang lain atau krena adanya permasalahan dengan pihak lain, yang dianggap merugikan dirinya

Tergugat : orang yang dituntut mengembalikan keadilan berkaitan dengan hak-hak orang lain, atau dituntut untuk mempertanggungjawabkan kesalahan atas dakwaan pihak lain di pengadilan. Tergugat sering disebut juga dengan terdakwa, atau tertuduh

Hukum Perikatan : suatu hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih di mana pihak yang satu berhak atas sesuatu dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu

Sumber Hukum : hukum yang bersifat oprasional artinya yang berhubungan langsung dengan penerapan hukum

Hukum Pokok : pidana yg dapat dijatuhkan tersendiri oleh hakim, mengenai permasalahan pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan, dan pidana denda.


(5)

(6)

Daftar Pustaka