Materialisme dan Sekulerisme : Sumber Problem [source of problem].
168
5] membela kebenaran Allah di tengah masyarakat, 6] menghayati nilai kebenaran Islam dan mengamalkannya, 7] mengimani firman Allah dan
mengadakan perbaikan diri, 8] belajar menjadi kekasih Allah. Selain judul di atas, judul Bertasbih, Sifat Universal Jagat Raya juga
mengandung pesan untuk beriman dengan meneladani alam semesta yang bertasbih kepada-Nya didasarkan pada Q.S.ar-Ra’d [13]:13 dan
Q.S.al-Anbiya’[21]:79. Bertasbih dikatakan sebagai makanan yang menyehatkan jiwa guna terhindar dari penyakit nafsu dan bisikan setan
yang tidak mendamaikan dan menentramkan. Bisikan kejahatan setan hanya akan menghantarkan manusia pada kesesatan dan kesengsaraan di
dunia dan akhirat. Seperti dicontohkan pada zaman sekarang yang banyak merebak kemaksiatan di tengah masyarakat sekaligus
merebaknya ilmu-ilmu sihir. Kesesatan yang sama yang dialami oleh manusia sebelum datangnya nabi utusan Allah hingga Allah menurunkan
mu’jizat kepada Nabi agar manusia kembali ke jalan yang ditunjukkan oleh nabi-Nya. Pesan demikian terkandung dalam teks berjudul Mukjizat-
mukjizat Nabi Isa. Di sini menjadi jelas terlihat teks-teks tersebut berorientasi pada dimensi spiritual. Teks-teks dalam rubrik
tidak pernah keluar dari koridor tersebut dalam semua pembahasannya.
2. Materialisme dan Sekulerisme : Sumber Problem [source of problem].
Dalam teks-teks rubrik , dua hal yang ditengarai sebagai
sumber dari problem yang harus dihadapi dengan pemurnian iman dan
169
pemulihan akidah adalah materialisme dan sekulerisme. Tanpa definisi yang jelas tentang keduanya dalam teks-teks tersebut, gambaran yang
dapat ditangkap dari pengertian materialisme adalah kecintaan kepada kehidupan dunia dan harta benda. Dunia yang dimaksud adalah dunia
tanpa mengenal Allah, penuh kesedihan dan kesusahan jiwa namun dihibur dengan nikmatnya materi. Dunia tanpa ta’at kepada Allah dan
agama-Nya yaitu Islam. Materialisme ini dikatakan berpijak pada prinsip bahwa alam raya ada dengan sendirinya dan bersifat kekal. Manusia
hanyalah akibat dari alam raya yang tidak memiliki tanggungjawab dan berhak menciptakan alur kehidupan dengan aturan sendiri tanpa merujuk
pada aturan universal hukum Allah. Gaya hidup materialis ini disiarkan di tengah masyarakat sehingga semakin marak dan akibatnya adalah
pertikaian bahkan peperangan. Demikian definisi yang dapat tergambar dari teks dalam rubrik
berjudul Melawan Arus Deras Materialisme dan Atheisme.
Adapun Sekulerisme, pun tanpa definisi yang jelas, dimaksudkan ketika manusia merasa terkungkung dengan peraturan-peraturan agama
yang dibuat oleh para petinggi-petinggi agama. Para pemikir, ilmuwan dan filosof yang menjadi gerah dan merasa terkungkung kemudian
mencetuskan pemikiran-pemikiran,
pemahaman-pemahaman yang
mengajak masyarakat keluar dari kungkungan aturan-aturan agama yang telah ditelorkan oleh para pemuka-pemuka agama.
170
Penambahan dan atau pengurangan isi agama, barangkali definisi ini inti dari sekulerisme yang dimaksudkan dalam judul Menghindari Pola
Hidup Sekuler.
160
Proses sekulerisasi, disebutkan, bebarengan dengan revolusi ilmu dan teknologi, revolusi industri kemudian budaya. Ilmu dan
teknologi hanya digunakan untuk memperturutkan hawa nafsu di kalangan sekuleris. Kecenderungan mencintai dunia secara berlebihan
membuat manusia melupakan tujuan sebenarnya. Kehidupan sekuler ini menyebabkan penyakit kesombongan dan kedurhakaan. Indikasi penyakit
ini adalah merebaknya minuman keras, narkoba, tempat-tempat hiburan bagi jiwa yang ingin berobat secara instant dari penyakit jiwanya. Pada
akhirnya orang-orang sekuler ini dikatakan akan hidup dalam keadaan menderita di dunia dan akhirat.
161
Kesusahan di dunia dan akhirat oleh orang sekuler dijelaskan dengan dalil al-Qur’an surat al-Isra’ [17]: 72 dan
al- [23] 103-108.
Dalam judul Menghindari Pola Hidup Sekuler, penulis tidak menemukan definisi yang jelas tentang sekulerisme yang dimaksud.
Tidak ditemukan titik temu antara para pembuat [menambahi atau mengurangi] isi agama pada paragraf-paragraf awal dengan orang-orang
yang mencintai dunia dan materi pada penjelasan selanjutnya. Penjelasan
160
Lihat, redaksi , “Menghindari Pola Hidup Sekuler”,hlm. 1.
161
Ibid., hlm. 5.
171
kemudian menjadi rancu antara defini sekulerisme dengan materialisme pada teks Melawan Arus Deras Materialisme dan Atheisme.
162
Kedua hal ini, materialisme dan sekulerisme, dalam rubrik ,
mengcover semua judul-judul yang menyinggung problem-problem di masyarakat. Solusi yang ditawarkan dari problem-problem tersebut adalah
kembali pada al-Qur’an dan Sunnah.
D. Kembali Kepada [Teks] Al-Qur’an dan Sunnah : Refleksi Kritis