25
C. Struktur Lembaga
MTA telah berkembang di berbagai kota dan propinsi di Indonesia. Pada awalnya, setelah mendirikan MTA di Surakarta, Ustadz Abdullah Thufail
Saputra membuka cabang di beberapa kecamatan di sekitar Surakarta yaitu di kecamatan Nogosari Ketitang kabupaten Boyolali, kecamatan Polan Harjo
dan kecamatan Juwiring kabupaten Klaten dan di kecamatan Gemolong kabupaten Sragen. Perkembangan selanjutnya terjadi karena siswa-siswa
[sebutan bagi peserta kajian] MTA yang mengaji baik di MTA pusat maupun di cabang-cabang atau di perantauan kota-kota besar membentuk kelompok-
kelompok pengajian.
Kelompok-kelompok pengajian
ini kemudian
mengajukan permohonan kepada MTA pusat agar dikirim guru pengajar dari siswa-siswa senior. Kelompok-kelompok pengajian ini pun menjadi cabang-
cabang MTA yang baru. Cara seperti ini dianggap efektif untuk menumbuhkan cabang-cabang baru dari tahun ke tahun.
Kebutuhan akan koordinasi bagi cabang-cabang disetiap kabupaten meniscayakan dibentuknya perwakilan yang bertanggungjawab membina
kelompok-kelompok baru yang disiapkan untuk menjadi cabang baru. Apabila kelompok pengajian ini merupakan kelompok pengajian yang
pertama di kabupaten, kelompok pengajian ini diresmikan sebagai perwakilan.
46
Demikianlah, cabang-cabang dan perwakilan-perwakilan baru
46
Sebagai contoh peresmian cabang di kabupaten Ngawi pada tanggal 2 Oktober 2010 dengan agenda peresmian tiga cabang. Dalam rangka peresmian ini MTA menggelar pengajian
akbar yang dihadiri sedikitnya 30.000 orang dengan menghadirkan penceramah dari MUI Pusat.
26
tumbuh di berbagai daerah di Indonesia sehingga MTA memperoleh strukturnya seperti sekarang, yaitu MTA pusat, berkedudukan di Surakarta;
MTA perwakilan, di daerah tingkat dua; dan MTA cabang di tingkat kecamatan, kecuali di DIY, perwakilan berada di tingkat propinsi dan cabang
berada di tingkat kabupaten. Adapun susunan kepengurusan Majlis Tafsir Al-Qur’an adalah sebagai
berikut; Ahmad Sukina selaku ketua umum. Suharto sebagai ketua I. Dahlan Harjotaroeno menjabat sebagai ketua II. Yoyok Mugiyatno selaku sekretaris
I dan Medi sebagai sekretaris II. Sedangkan bendahara I dijabat oleh Mansyur Masyhuri dan bendahara II oleh Sri Sadono.
D. Aktifitas