Pengaruh Penggunaan Lahan terhadap Kualitas Air Sungai Ciliwung Segmen Kota Bogor

Gambar 27 Aktivitas Penggalian Pasir di Kedunghalang Gambar 28 Tanaman Pertanian Masyarakat di Kedunghalang Pemanfaatan air sungai untuk keperluan irigasi pertanian masih ditemukan di kelurahan Kedung Halang, hal ini memang wajar karena di pinggir sungai Ciliwung banyak areal lahan yang digunakan untuk pertanian terutama tanaman sayur-sayuran seperti bayam, singkong, dan lain-lain. Selain untuk kegiatan pertanian di kelurahan Kedung Halang juga ditemukan perkebunan jambu biji dan budi daya ikan. Penggalian pasir juga masih ditemukan di kelurahan Kedung Halang.

5.7 Pengaruh Penggunaan Lahan terhadap Kualitas Air Sungai Ciliwung Segmen Kota Bogor

Perubahan tutupan lahan yang terjadi pada kurun waktu 2007 sampai 2009 di DAS Ciliwung segmen Kota Bogor mempengaruhi kualitas air sungai Ciliwung di DAS tersebut. Beberapa tipe tutupan lahan seperti permukiman, sawah, tegalanladang dan lainnya diduga turut menyebabkan pencemaran air sungai sehingga terjadi penurunan kualitas air sungai. Verbist et al. 2009 menyatakan bahwa perubahan tata guna lahan hutan menjadi pertanian dan permukiman merupakan faktor utama penyebab penurunan kualitas air sungai di daerah hulu melalui sedimentasi, penumpukan hara dan pencemaran bahan kimia pestisida. Perubahan tutupan lahan dari tahun 2007-2009 dapat dilihat pada Tabel 30 sebagai berikut : Tabel 30 Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2007-2009 Jenis Tutupan Lahan Luas Lahan km² 2007 2008 2009 Hutan 0.01 0.01 - - - - Semak Belukar 0.03 0.07 - - - - Tanah Terbuka 0.11 0.29 - - - - Kebun Campuran 4.70 12.04 3.87 9.91 3.60 9.22 Perkebunan 1.93 4.96 0.50 1.27 0.01 0.03 Pemukiman 29.54 75.67 32.83 84.12 33.34 85.41 Sawah 2.20 5.63 1.71 4.39 1.77 4.55 TegalanLadang 0.52 1.32 0.12 0.31 0.02 0.04 Tubuh Air - - - - 0.29 0.75 Sumber : Kementrian Negara Lingkungan Hidup Tabel 30 menunjukkan adanya penurunan luas lahan dari tahun 2007 sampai 2009 untuk tutupan lahan hutan, semak belukar, tanah terbuka, kebun campuran, perkebunan, sawah dan tegalanladang, sedangkan luas lahan untuk permukiman semakin bertambah jumlahnya. Pengurangan luas lahan hutan, semak belukar dan tanah terbuka yang terjadi di DAS Ciliwung segmen Kota Bogor pada tahun 2008 dan 2009 menjadi permukiman, perkebunan, pertanian dan lain-lain memberikan pengaruh cukup besar terhadap perkembangan kualitas air seperti akumulasi perkembangan kandungan bahan organik yang semakin meningkat akibat meningkatnya jumlah limbah domestik dari permukiman, limbah industri, peternakan dan pertanian sehingga menyebabkan kebutuhan oksigen untuk menguraikan bahan organik semakin meningkat. Hal ini tercermin dari meningkatnya nilai BOD dan COD dari Katulampa sampai ke Kedunghalang. Hal serupa juga dilaporkan oleh Rasyidin 1995, berdasarkan hasil penelitiannya di DAS Ciliwung diperoleh bahwa dengan berkurangnya hutan dan bertambahnya penggunaan hutan untuk lain-lain menyebabkan kualitas air salah satunya BOD, pada musim penghujan dan musim kemarau cenderung lebih besar. Lahan berupa permukiman pada tahun 2007-2009 mengalami peningkatan yang besar dari 29.54-33.34 km² 75.67-85.41 . Hal tersebut berpengaruh terhadap beberapa parameter kualitas air di DAS Ciliwung seperti BOD, COD, DO dan pH. Rushayati 1999 menyatakan bahwa terjadinya peningkatan areal persawahan dan permukiman dapat menimbulkan limbah yang banyak mengandung bahan organik, nitrit dan nitrat sehingga dapat meningkatkan nilai BOD dan mengurangi ketersediaan DO. Limbah yang dihasilkan dari permukiman adalah limbah domestik seperti kotoran manusia, limbah dari kegiatan mencuci dan mandi serta limbah hasil aktivitas manusia lainnya. Kontribusi beban pencemaran dari limbah domestik mencapai 351.36 tonbulan BOD dan 784.75 tonbulan COD. Penggunaan lahan lainnya yang mempengaruhi kualitas perairan di DAS Ciliwung segmen Kota Bogor adalah persawahan dan tegalanladang. Pada tahun 2007-2009 luas lahan persawahan berkurang dari 2.2-1.77 km² 5.63-4.55 , sedangkan tegalanladang berkurang dari 0.52–0.02 km² 1.32–0.04 . Tegalanladang termasuk lahan pertanian disamping sawah yang dapat menimbulkan limbah hasil pengolahan tanah sebagai sumber pencemar TSS. Hill 2004 menyatakan bahwa limbah berupa limpasan dari area pertanian merupakan sumber pencemar utama TSS. Persawahan yang terdapat di Kedunghalang berdasarkan peta tutupan lahan di DAS Ciliwung turut meningkatkan kandungan BOD, COD dan Fosfat. Jika dilihat dari sumber pencemarnya, sawah dan ladang dapat menghasilkan bahan pencemar berupa sisa penggunaan pupuk dan sisa pengolahan tanah berupa sisa-sisa tumbuhan. Hariyadi 1985 dalam Rushayati 1999 menyatakan berdasarkan hasil penelitiannya pada Sungai Ciliwung bagian hulu bahwa persentasi lahan sawah dan tegalanladang berpengaruh nyata salah satunya terhadap kandungan BOD. Perkebunan dan kebun campuran di DAS Ciliwung segmen Kota Bogor mengalami pengurangan luas lahan pada tahun 2007-2009, dimana luas lahan ini terkonversi menjadi permukiman. Luas lahan perkebunan pada tahun 2007-2009 mengalami pengurangan dari 1.93–0.01 km² 4.96-0.03 , sedangkan kebun campuran dari 4.7-3.6 km² 12.04-9.23 . Pengaruh perubahan tutupan lahan perkebunan dan kebun campuran menjadi permukiman menyebabkan peningkatan terhadap kandungan BOD. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan