Berdasakan tabel di atas, potensi beban pencemaran limbah ternak sapi perah terhadap peningkatan nilai BOD sebesar 3,59 tonbulan. Besarnya
kandungan BOD akibat ternak sapi perah di bagian hulu DAS Ciliwung Kota Bogor disumbangkan oleh peternakan yang ada di kelurahan Harjasari sebanyak
41 ekor sapi, sedangkan di bagian hilir terdapat di kelurahan Sukadamai dan Kedung Badak sebanyak 39 ekor sapi Lampiran 4. Begitu pula dengan
peternakan ayam potong, jika diprediksikan semua limbah ternak ayam potong dibuang semuanya ke sungai maka potensi beban pencemaran BOD, TN dan TSS
jauh lebih tinggi sebesar 1,865 tonbulan, 0,681 tonbulan dan 19,39 tonbulan. Limbah ternak ayam merupakan penyumbang paling besar terhadap peningkatan
BOD, TN dan TSS. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemeliharaan ternak oleh penduduk pada masa sekarang yang lebih menyukai memilihara ayam
dibandingkan ternak lainnya. Kontribusi beban pencemaran dari limbah peternakan telah melampaui
daya tampung beban pencemaran yang seharusnya. Beban pencemaran ini melampaui daya tampung maksimum dan minimum. Untuk limbah peternakan
sapi perah besarnya beban pencemaran yang melebihi daya tampung yang seharusnya sebesar 3.02 – 3.58 tonbulan BOD, dan untuk limbah peternakan
ayam potong sebesar 1.3 – 1.85 tonbulan BOD, 0.6327 tonbulan TN, dan 9.9 – 19.15 tonbulan TSS. Kontribusi beban pencemaran ini menyebabkan kualitas air
mengalami penurunan ditandai dengan meningkatnya nilai BOD dan TSS dari Katulampa sampai ke Kedunghalang.
5.5 Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Ciliwung Segmen Kota Bogor
Menurut Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahwa daya tampung beban
pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi
cemar. DAS Ciliwung Kota Bogor termasuk wiliyah dengan baku mutu air kelas II. Besarnya daya tampung beban pencemaran DAS Ciliwung Kota bogor dapat
dilihat pada Tabel 28 sebagai berikut :
Tabel 28 Daya Tampung Beban Pencemaran
Bulan Debit Tahun 2009
m³detik Daya Tampung Beban Pencemaran
tonbulan BOD
COD TN
TSS Januari
0.0237 0.1907
1.5895 0.6358
3.1790 Februari
0.0785 0.5695
4.7458 1.8983
9.4916 Maret
0.0327 0.2629
2.1911 0.8765
4.3823 April
0.0314 0.2438
2.0315 0.8126
4.0630 Mei
0.0566 0.4547
3.7892 1.5157
7.5784 Juni
0.0166 0.1291
1.0756 0.4302
2.1511 Juli
0.0066 0.0531
0.4425 0.1770
0.8851 Agustus
0.0021 0.0170
0.1414 0.0565
0.2827 September
0.0019 0.0145
0.1207 0.0483
0.2414 Oktober
0.0037 0.0301
0.2505 0.1002
0.5010 November
0.0104 0.0811
0.6760 0.2704
1.3520 Desember
0.0154 0.1234
1.0285 0.4114
2.0570 Sumber: Diolah dari Balai Pendayagunaan Sumberdaya Air BPSDA Wilayah Sungai Ciliwung-
Cisadane
Berdasarkan tabel diatas, daya tampung maksimun terjadi pada bulan Februari dan daya tampung minimum terjadi pada bulan September. Besarnya
beban pencemaran yang bersumber dari domestik, industri dan peternakan jika dilihat setiap bulannya melebihi daya tampung beban pencemaran untuk
parameter BOD, COD, TN dan TSS. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa perairan tercemar. Jika diasumsikan beban pencemaran juga bersumber dari
pertanian maka diprediksi beban pencemaran semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan pencemaran sungai. Kondisi ini dapat digunakan sebagai pedoman
dalam pengendalian pencemaran air sungai ke depannya yaitu dengan membatasimengurangi limbah dari domestik, industri, dan peternakan yang
masuk ke sungai sehingga beban pencemaran masih berada di bawah daya tampung beban pencemaran.
5.6 Pemanfaatan Sungai dan Air Sungai serta Pemahaman Masyarakat terhadap Pencemaran Air Sungai di DAS Ciliwung Kota Bogor
Daerah Aliran Sungai Ciliwung mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat dimana masyarakat secara langsung maupun tidak
langsung memanfaatkan sungai Ciliwung. Tingkat pemanfaatan yang cukup tinggi oleh masyarakat tanpa disertai dengan perbaikan kualitas air sungai menyebabkan
sungai Ciliwung menjadi buruk atau tercemar. Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada 150 responden yang berada di sekitar
sungai Ciliwung diketahui bahwa sekitar 69.33 responden sudah tidak
memanfaatkan air sungai, sedangkan sekitar 30.67 responden masih menggunakan air sungai untuk aktivitasnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 29
sebagai berikut : Tabel 29 Persentase Pemanfaatan Sungai dan Air Sungai di DAS Ciliwung
Segmen Kota Bogor
Bentuk Pemanfaatan Sungai dan Air Sungai Persentase
Mandi 3.3
Mencuci 17.33
Buang Air Besar 7.33
Perikanan 0.75
Pertanian 0.75
Peternakan 0.25
Penggalian Pasir 0.7
Industri 0.23
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa dari 30.67 responden yang diwawancara sekitar 27.99 responden memanfaatkan air sungai untuk mandi,
cuci, kakus MCK dan 2.68 mereka manfaatkan untuk keperluan lain seperti pertanian, perikanan, peternakan, penggalian pasir dan industri. Masyarakat yang
berada di dekat sungai umumnya masih seringsecara rutin memanfaatkan sungai untuk MCK terutama yang tidak memiliki septic tank. Dari 150 responden yang
telah diwawancarai diketahui bahwa 95 responden sudah memiliki septic tank, sedangkan 55 responden belum memiliki septic tank. Masyarakat yang belum
memiliki septic tank umumnya berada pada jarak 2-10 m rumahnya dari sungai, semua aliran limbah cair ini dialirkan ke sungai. Pemanfaatan sungai untuk
keperluan MCK ini hampir merata di temui di lokasi studi baik di kelurahan Katulampa, Sukasari, Sempur, Kebon Pedes dan Kedung Halang.
Gambar 26 Aktivitas Mencuci Masyarakat di Katulampa
Gambar 27 Aktivitas Penggalian Pasir di Kedunghalang
Gambar 28 Tanaman Pertanian Masyarakat di Kedunghalang Pemanfaatan air sungai untuk keperluan irigasi pertanian masih ditemukan
di kelurahan Kedung Halang, hal ini memang wajar karena di pinggir sungai Ciliwung banyak areal lahan yang digunakan untuk pertanian terutama tanaman
sayur-sayuran seperti bayam, singkong, dan lain-lain. Selain untuk kegiatan pertanian di kelurahan Kedung Halang juga ditemukan perkebunan jambu biji dan
budi daya ikan. Penggalian pasir juga masih ditemukan di kelurahan Kedung Halang.
5.7 Pengaruh Penggunaan Lahan terhadap Kualitas Air Sungai Ciliwung Segmen Kota Bogor