Padatan Tersuspensi Total Total Suspended solidTSS

daerah Kebon Pedes. Berdasarkan data dari BPSDA Ciliwung-Cisadane bahwa pada bulan November 2009 curah hujan mencapai 395 mm yang menandakan musim penghujan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 nilai rata-rata TDS masih di bawah baku mutu air 1000 mgl untuk kelas I-III. Hal ini menunjukkan bahwa air sungai di DAS Ciliwung Segmen II Kota Bogor dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya.

5.2.1.3 Padatan Tersuspensi Total Total Suspended solidTSS

Menurut Effendi 2003 TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad- jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Hasil pengamatan nilai TSS selama kurun waktu 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut : Tabel 16 Hasil Pengamatan Nilai TSS mgl tahun 2005-2009 Waktu Pengukuran Baku Mutu Air Lokasi Pemantauan Katulampa Sempur Kedung Halang 2005 50 19.67 27.33 32 2006 50 44 16.67 27.33 2007 50 12.33 5 5.67 2008 50 39.67 44.67 44 2009 50 7 10 22 Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah BPLHD Provinsi Jawa Barat Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air tahun 2005-2009 dari titik pantau Katulampa sampai titik pantau Kedunghalang nilai parameter TSS mengalami fluktuatif yang cukup signifikan. Nilai TSS dari Katulampa sampai Kedunghalang seharusnya senantiasa mengalami peningkatan karena berbagai masukan pencemaran yang diterima badan air dan luas daerah cakupannya. Namun berdasarkan data Tabel 16 pada tahun 2006 dan 2007 nilai TSS dari Katulampa menuju Sempur turun, kemudian naik lagi di titik pantau Kedunghalang. Hal ini disebabkan oleh adanya anak Sungai Ciliwung yaitu Sungai Baru yang mengalir ke arah Kelurahan Sukaraja Kabupaten Bogor setelah titik pantau Katulampa, adanya percabangan ini mengakibatkan beban pencemaran oleh TSS ikut terbawa sungai tersebut. Dari titik pantau Sempur sampai Kedunghalang nilai TSS naik lagi disebabkan oleh masukan beban pencemaran yang berasal dari daerah di atasnya seperti limbah rumah tanggadomestic, industri dan peternakan. Kemudian pada tahun 2008 dan 2009 nilai TSS dari Katulampa ke Sempur dan dari Sempur Ke Kedunghalang senantiasa samameningkat. Nilai TSS yang bertambah dari Katulampa ke Sempur disebabkan tingginya tingkat pembangunan di daerah tersebut sehingga mendorong pertumbuhan permukiman, industri dan peternakan. Seperti sumbangan dari pencemaran limbah domestik riil sebesar 789.49 tonbulan dan peternakan sebesar 0.05 tonbulan. Nilai TSS yang meningkat dari Sempur sampai di Kedunghalang disebabkan oleh akumulasi beban pencemaran daerah di atasnya seperti sumbangan dari limbah domestik riil sebesar 1551.68 tonbulan dan peternakan ayam potong di Pakuan dan Kebon Pedes sebesar 19.39 tonbulan. Grafik perubahan nilai TSS dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Grafik Perubahan Nilai TSS mgl Tahun 2005-2009 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 nilai rata-rata TSS masih di bawah baku mutu air 50 mgl untuk kelas II. Hal ini menunjukkan bahwa air sungai di DAS Ciliwung Segmen II Kota Bogor dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 2005 2006 2007 2008 2009 T S S m g l ∑ Pengukuran Kat ulam pa Sem pur Kedunghalang 5.2.2 Parameter Kimia 5.2.2.1 Oksigen terlarut