Kota Pekanbaru 1. Letak dan Luas Wilayah.

Tabel 12. Perkembangan Produktivitas Padi, Jagung dan Ubi Kayu di Kabupaten Pelalawan Tahun 2001 - 2006 KwHa No. Tahun Padi Jagung Ubi Kayu 1. 2001 30.90 21.5 10.81 2 2002 27.82 21.86 10.64 3 2003 28.77 21.63 10.58 4 2004 30.38 21.85 10.71 5 2005 31.06 22.05 10.56 6 2006 31.11 22.65 10.69 Gr 0.14 1.05 -0.22 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan Provinsi Riau, 2007 4.3. Kota Pekanbaru 4.3.1. Letak dan Luas Wilayah. Kota Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau yang terletak antara 101º14 - 101 º34 bujur timur dan 0 º25 - 0 º45 lintang utara. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Kabupaten Siak, sebelah selatan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan, sebelah timur dengan kabupaten Siak dan Pelalawan dan sebelah Barat dengan Kabupaten Kampar. Kota Pekanbaru mempunyai luas wilayah 632,26 km² atau 0,78 persen dari luas provinsi Riau, dengan 12 kecamatan dan 50 kelurahandesa BPS Riau, 2006. Kecamatan Tenayan Raya merupakan kecamatan yang terluas atau sekitar 27 persen total luas kota Pekanbaru. Sedangkan kecamatan yang paling kecil wilayahnya adalah kecamatan Pekanbaru Kota yaitu seluas 2,26 km² atau hanya 0,36 dari luas kota Pekanbaru BPS Kota Pekanbaru, 2006

4.3.2. Penduduk dan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk kota pada tahun 2005 berjumlah 689.834 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 350.662 jiwa 50,89 dan perempuan 339.211 jiwa 49.11 . Dengan kelompok umur terbesar 20 – 54 tahun yakni sebesar 55.26 persen. yang merupakan angkatan kerja yang produktif . Lapangan kerja yang paling banyak diminati oleh penduduk adalah sektor perdagangan 34,42 dan jasa 26,24 . Sedangkan jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian pada sektor pertanian mencapai 2,75 . Sektor pertanian yang dominan dikembangkan adalah komoditi palawija, sayuran dan tanaman hias, peternakan dan perikanan darat .

4.3.3. Pendidikan dan Tingkat Kesejahteraan

Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh sebab itu berhasil atau tidaknya pembangunan suatu daerah banyak dipengaruhi oleh tingka pendidikan penduduknya. Dan tingkat pendidikan suatu daerah menggambarkan kualitas sumberdaya manusia yang ada didaerah tersebut. Tingkat pendidikan penduduk di kota Pekanbaru relatif sudah baik, hal ini mengingat 42,08 persen penduduk telah menamatkan tingkat pendidikan SLTA, dan 20,89 persen tamat SLTP dan 10,16 persen menamatkan akademi dan perguruan tinggi. Tingkat kesejahteraan penduduk daerah dapat pula digambarkan dari jumlah penduduk miskin yang ada didaerah tersebut. Jumlah penduduk miskin di kota Pekanbaru pada tahun 2005 mencapai 7.33 . Jumlah penduduk miskin tersebut relatif rendah dibanding rata-rata Provinsi Riau yang mencapai 20,96 . Bila dilihat pada tingkat kecamatan, menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin tertinggi berada di Kecamatan Tenayan Raya 13,07 dan kecamatan Rumbai 12,39 . Kedua kecamatan tersebut merupakan daerah-daerah sentra produksi pertanian di kota Pekanbaru. Sehingga dengan lebih memperhatikan pembangunan pertanian di kota pekanbaru, akan mendorong terwujudya pengentasan kemiskinan di kota Pekanbaru .

4.3.4. Penggunaan TanahLahan dan Produktivitas Pertanian

Penggunaan tanah merupakan campur tangan manusia secara menetap maupun berkala untuk memenuhi kebutuhan hidup baik materil maupun spiritual, terhadap kompleks sumberdaya tanah Vink, 1975 dalam Sargo 2002. Tata guna tanah atau pola penggunaan tanah berkaitan dengan penggunaan tanah suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu, sebagai interaksi antara ketersediaan sumberdaya tanah dan kebutuhan manusia. Selain itu penggunaan tanah yang ada pada suatu daerah, mempengaruhi terhadap jumlah produksi pangan didaerah tersebut. Tabel 13. Penggunaan Tanah di Kota Pekanbaru Tahun 2006 No. Jenis Penggunaan Tanah Luas Ha 1 Lahan sawah 2 Pekarangan, lahan bangunan 14.437 22,83 3 Tegal atau kebun 4.076 6,45 4 Ladang atau huma 8.510 13,46 5 Penggembalaan padang rumput 28 0,04 6 Rawa-rawa yang tidak ditanami 1.338 2,12 7 Tambak 0,00 8 Kolam atau empang 199 0,31 9 Lahan kering sementara tidak ditanami 4.133 6,54 10 Lahan yang ditanami kayu-kayuan 1.402 2,22 11 Hutan negara 4.321 6,83 12 Perkebunan 7.510 11,88 13 Lain-lain 17.272 27,32 J u m l a h 63.226 100,00 Sumber : Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau, 2007 Dari 63.226 Ha luas kota Pekanbaru diantaranya 22,88 persen digunakan untuk pekarangan, lahan bangunan dan lahan sekitarnya. Penggunaan tegal atau kebun mencapai 6,48 persen. Sedangkan penggunaan tanah untuk perkebunan mencapai 11,88 persen dari total penggunaan tanah yang ada. Hutan negara mencapai 6,83 persen, kolam dan empang mencapai 0,31 persen. Namun demikian pengembangan sektor pertanian di kota Pekanbaru masih terbuka , hal ini mengingat masih belumoptimalnya pemanfaatan tanah yang ada, serta masih terdapatnya lahan-lahan yang belum dimanfaatkan, seperti lahan kering sementara yang tidak ditanami mencapai 4.133 Ha atau 6,54 persen Tabel 13 Produktivitas tanaman pangan dan hortikultura di kota Pekanbaru sejak tahun 2001 hingga 2006 memperlihatkan perkembangan yang relatif kurang menggembirakan, dengan kata lain tidak terdapat peningkatan yang diharapkan. Produktivitas jagung pada tahun 2006 sebesar 21.41 kwha, bila dibandingkan dengan produktivitas pada tahun 2001, menunjukkan hanya mengalami peningkatan 0,39 persen setiap tahunnya. Produktivitas ubikayu mengalami penurunan setiap tahunnya sebesar 0,07 persen, dimana pada tahun 2006 produktivitas ubi kayu sebesar 10.85 kwha sedangkan pada tahun 2001 yang mencapai 10,89 kwha. Produktivitas kangkung menunjukkan penurunan mencapai 16.02 persen setiap tahunnya Tabel 14. Tabel 14. Perkembangan Produktivitas Jagung, Ubi Kayu Di Kota Pekanbaru Tahun 2001 - 2006 KwHa No. Tahun Jagung Ubi Kayu Kangkung 1. 2001 21.00 10.89 78.05 2 2002 19.10 10.44 82.12 3 2003 20.17 10.36 32.12 4 2004 20.00 10.55 21.07 5 2005 20.96 10.45 44.12 6 2006 21.41 10.85 32.60 Gr 0.39 -0.07 -16.02 Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulturan Provinsi Riau, 2007 Kondisi tersebut diatas memperlihatkan, bahwa perkembangan sektor pertanian di kota Pekanbaru perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius oleh pemerintah daerah, baik dari aspek usaha tani maupun kelembagaan pendukungnya.

4.3.5. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian

Penyelenggaraan penyuluh pertanian di Kota pekanbaru berada di bawah institusi yang khusus menangani penyuluh yang di beri nama kantor penyuluh informasi pertanian terpadu KPIPT. KPIPT Kota Pekanbaru memiliki 6 balai penyuluh pertanian BPP yang membawahi 12 kecamatan. Untuk penyelenggaraan penyuluhan ditingkat kecamatan dilakukan oleh BPP yang dipimpin oleh seorang Kepala. Jumlah penyuluh pertanian di Kota pekanbaru sebanyak 43 orang dan tingkat pendidikan sarjana 10 orang atau 23,3 persen dan non sarjana 33 orang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN