pertanian di Provinsi Riau adalah: 1 membentuk badan sendiri yang spesifik menaungi penyuluhan pertanian dengan total nilai 6.347, 2 Memaksimalkan
keberadaan PERDA dengan dukungkan UU No.162006 serta PP 422007 dengan total nilai 5.855, 3 Penghargaan yang diberikan pemerintah pusat
terhadap aparatur akan mampu mendorong aparatur di daerah untuk lebih peduli terhadap penyuluhan .
5.5. Strategi dan Program Pengembangan Kelembagaan Penyuluhan
Strategi merupakan cara dan teknik mencapai tujuan, yang akan dijadikan acuan dalam penetapan program dan kegiatan pengembangan kelembagaan
penyuluhan. Berdasarkan hasil analisis QSPM diperoleh bahwa prioritas strategi pertama yang direkomendasikan dalam pengembangan program kelembagaan
penyuluhan pertanian di Propinsi Riau adalah membentuk badan sendiri yang spesifik menaungi penyuluhan pertanian. Strategi kedua yang dapat dilakukan
adalah memaksimalkan keberadaan PERDA dengan dukungkan UU No.162006 serta PP 412007. Strategi ketiga adalah pemberian penghargaan terhadap
aparatur akan mampu mendorong aparatur di daerah untuk lebih peduli terhadap penyuluhan. Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara
berkesinambungan karena strategi kedua dan ketiga dapat mendukung implementasi strategi pertama.
Pembentukan badanorganisasi kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi Riau akan mendorong terciptanya sistem penyuluhan pertanian yang
sesuai dengan kebutuhan petani. Sistem penyuluhan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani adalah sistem penyuluhan pertanian yang mampu
memberdayakan petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya
melalui sistem pendidikan non formal agar petani menjadi pengusaha agribisnis berbasis komoditas yang memiliki kompetensi ilmu dan teknologi,
kewirausahaan, manajerial, bekerja dalam tim, berorganisasi , bermitra usaha dan memiliki integritas moral yang tinggi.
Pembentukan lembaga penyuluhan pertanian, juga mendukung percepatan terwujudnya program revitalisasi penyuluhan pertanian. Dengan kelemahan,
kekuatan, peluang dan tantangan yang ada, maka program yang dapat mewujudkan strategi pembentukan lembaga penyuluhan pertanian tersendiri di
provinsi Riau adalah: 1. Program Penataan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian
2. Program Peningkatan Ketenagaan Penyuluh Pertanian 3. Program Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
Program penataan kelembagaan penyuluhan pertanian diimplementasikan melalui kegiatan antara lain : a penyelesaian peraturan daerah dan keputusan
gubernur sebagai penjabaran dari UU Penyuluhan Pertanian, b penyusunan pedoman tentang pembentukan kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat
kabupatenkota dan kecamatan, c Pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian BPP sebagai home base dan basis pengembangan profesionalisme penyuluh
pertanian. Pelaksana program ini adalah pemerintah daerah eksekutif dan legislatif, kelembagaan swasta dan masyarakat Tabel 27.
Tabel 27. Program, Kegiatan dan Pelaksana Pembentukan BadanLembaga Yang Spesifik Menaungi Penyuluhan Pertanian di Provinsi Riau.
No. Program Kegiatan
Utama Pelaksana
1 2 3
4
1. Penataan Kelembagaan
Penyuluhan Pertanian a. Penyelesaian peraturan
daerah dan keputusan gubernur sebagai penjabaran
dari UU Penyuluhan Pertanian
b. Penyusunan pedoman tentang pembentukan
kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat
kabupatenkota
c. Pemberdayaan Balai Penuluhan Pertanian BPP
Pemerintah daerah
eksekutif dan legislatif,
kelembagaan swasta,
masyarakat.
2. Peningkatan Ketenagaan
Penyuluh Pertanian a. Pengembangan penyuluh
swakarsa dan penyuluh swasta,
b. Pengangkatan tenaga penyuluh honorer,
c. Penempatan penyuluh pertanian PNS , swakarsa
atau swasta untuk mengisi satu desa satu penyuluh.
pemerintah daerah eksekutif
dan legislatif, kelembagaan
swasta dan masyarakat.Peme
rintah daerah
3. Peningkatan Mutu
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
a. Penyusunan pedoman kinerja penyuluh pertanian,
b. Sosialisasi pedoman kinerja penyuluh pertanian,
c. Peningkatan kepemimpinan dan kelembagaan petani,
d. Pengembangan kerjasama dan jejaring kerja penyuluh
pertanian, e. Pengembangan forum
koordinasi penyuluhan pertanian di tingkat Provinsi
dan KabupatenKota Pemerintah
daerah dan penyuluh
pertanian
Program peningkatan ketenagaan penyuluhan pertanian diupayakan melalui kegiatan : a pengembangan penyuluh swakarsa dan penyuluh swasta, b
pengangkatan tenaga penyuluh honorer, dan c penempatan penyuluh pertanian PNS , swakarsa atau swasta untuk mengisi satu desa satu penyuluh. Program ini
dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan penyuluh pada kabupatenkota. Pelaksana program ini adalah pemerintah daerah eksekutif dan legislatif,
kelembagaan swasta dan masyarakat.
Program peningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian diupayakan melalui kegiatan ; a penyusunan pedoman kinerja penyuluh
pertanian, b sosialisasi pedoman kinerja penyuluh pertanian, c peningkatan kepemimpinan dan kelembagaan petani, c pengembangan kerjasama dan jejaring
kerja penyuluh pertanian, d pengembangan forum koordinasi penyuluhan pertanian di tingkat Provinsi dan KabupatenKota. Pemerintah daerah dan
penyuluh pertanian dapat dijadikan sebagai pelaksana dari program tersebut.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan
Dari hasil kajian mengenai analisa keragaaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi Riau, diperolah kesimpulan sebagai berikut :
1. Implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 beserta perangkat peraturan perundangan di bawahnya
menyebabkan kelembagaan penyuluhan pertanian di provinsi Riau mengalami perubahan bersama co-evolution pranata sosial kelembagaan penyuluhan
baik di tingkat kabupatenkota dan kecamatan. Perbedaan tersebut terakomodasi pada ketiga pilar penopang kelembagaan penyuluhan pertanian
yakni pilar regulative, normative dan cultural cognitive. Kelembagaan di penyuluhan pertanian pada kabupaten Kampar dinilai cukup baik
dibandingkan dengan kelambagaan penyuluhan di kabupaten Pelalawan dan kota Pekanbaru.
2. Pelaksanaan fungsi pelayanan dan fungsi pengaturan masih mendominasi sistim kerja penyuluhan. Keberadaan kelembagaan penyuluhan belum dapat
mengakomodir kepentingan penyuluh dan petani Frekuensi LAKU belum sepenuhnya terlaksana. Pelaksanaan sistem kerja penyuluhan pertanian di
Kabupaten Kampar lebih baik dibanding di kabupaten Pelalawan dan kota Pekanbaru.
3. Kondisi kelembagaan penyuluhan dapat mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian, seperti disiplin mematuhi jam kerja, frekuensi kunjungan ke
kelompok tani, ketepatan dalam menyelesaikan administrasi dan pelaporan. Kondisi tersebut memberikan gambaran yang berbeda terhadap tingkat
kesesuaian anjuran penerapan teknologi oleh petani.. Penyuluh pada lembaga penyuluhan di Kabupaten Kampar menyelenggarakan penyuluhan yang baik
dibanding pada penyuluh yang berada di Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru.
4. Rumusan strategi dalam pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian di Provinsi Riau adalah membentuk badan sendiri yang spesifik menaungi
penyuluhan pertanian. Program yang dapat mewujudkan pembentukan lembaga penyuluhan pertanian tersendiri di provinsi Riau adalah : a Program
Penataan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, b Program Peningkatan Ketenagaan Penyuluh Pertanian, c Program Peningkatan Mutu
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
6.2. Rekomendasi Kebijakan