Rataan Umur thn Pendidikan Formal Pendidikan non Formal Jabatan Fungsional Masa Kerja th

dilakukan pembekalan berupa latihan atau diklat sehingga wawasan dan pengetahuannya lebih meningkat. Hal ini perlu dilakukan karena petani sebagai binaannya penyuluh tidak hanya melakukan satu cabang usahatani tetapi berbagai jenis usahatani baik pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Penyuluh yang memiliki jabatan fungsional Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan IIIb mencapai 30 persen , sedangkan penyuluh yang menduduki jabatan fungsional Penyuluh Pertanian Madya IVa kurang dari 1 persen . Penyuluh mengemukakan bahwa kondisi ini disebabkan bahwa proses kenaikan pangkat penyuluh cukup panjang dan rumit. Selain itu nilai angka kredit yang sangat kecil juga merupakan hambatan bagi penyuluh dalam pengumpulan angka kredit. Oleh karena itu banyak diantara penyuluh yang kurang termotivasi dalam meningkatkan jenjang jabatannya. Tabel 19. Karaktristik Penyuluh di Kabupaten Pelalawan, Kampar dan Kota Pekanbaru Tahun 2008 No Aspek Uraian Pelalawa n Kampar Pekanbaru

a. Rataan Umur thn

32.6 37,5 39,4

b. Pendidikan Formal

SLA 45,6 52,4 47,4 D3DiplAkd 13,4 21,1 15,0 S1 41,0 26,6 37,6

c. Pendidikan non Formal

dlm 3 thn terakhir kali 4,1 6,7 3,1 d. Bidang Keahlian Pangan 70 67 44 Perkebunan 23 26 35 Peternakan 3 5 17 Perikanan 4 2 4

e. Jabatan Fungsional

PP.Madya IVa 1 1 PP.Muda IIId 4 33 31 PP.Penyelia IIIc 31 35 22 PP.Pel.lanjut IIIb 44 15 35 PP.Pertama IIIa 11 9 6 PP.Pelaksana IId 8 6 4 PP.Pel.Ljtn IIa dan IIb 2 1 1

f. Masa Kerja th

11 17 13 g. Jumlah tanggungan keluarga org 3.2 3,5 3,2 h. Pekerjaan sampingan On farm 45 42 22 Off farm 35 21 4 Tidak ada 20 37 74 Keterangan: Angka dalam tabel adalah persentase pernyataan responden Penyuluh Penyuluh memiliki masa kerja rata –rata masa kerja lebih dari 13 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh telah cukup berpengalaman dalam melakukan pembinaan kepada petani. Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 3 orang. Dikaitkan dengan perolehan pendapatan penyuluh yang rata-rata berpangkat IIIb, jelas hanya mencukupi kebutuhan dasar keluarga. Sebagai leader pemerintah dilapangan, ternyata penyuluh cukup tanggap dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang tersedia. Beberapa penyuluh memiliki usaha sampingan sesuai dengan bidang tugas yang diembannya. Lebih dari 50 penyuluh mempunyai pekerjaan sampingan dalam menunjang kelancaran usahatani. Kondisi ini berdampak positif terhadap kinerja penyuluh pertanian, karena pekerjaan sampingan penyuluh pertanian pada umumnya adalah berusaha tani pada komoditi yang menjadi tanggung jawabnya.

5.3.2. Kinerja Penyuluh Pertanian

Profesi Penyuluh Pertanian mempunyai fungsi sebagai profesi yang mendampingi petani masyarakat pedesaan dalam mengarungi gejolak gelombang arus perubahan perilaku dalam proses transformasi dari tradisional menjadi pertanian yang berwawasan pasar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka seorang penyuluh dituntut kemampuannya untuk dapat memadukan tingkat sosial petani dan mengimplementasikannya dengan kemajuan petani diwilayah binaannya terhadap teknologi baru yang akan diinformasikan. Tingkat profesionalitas penyuluh diukur dari kemampuan kerja penyuluh tersebut. Dalam hal peningkatan mutu kerja, motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong penyuluh untuk melakukan pekerjaan. Secara eksternal motivasi kerja penyuluh dapat terbangun dari tuntutan dinamika masyarakat tani-nelayan yang semakin kompleks serta karakteristik wilayah yang berbeda. Sedangkan dari segi internal motivasi penyuluh antara lain ditentukan dari kondisi kelembagaan penyuluhan yang dapat mengakomodir kepentingan penyuluh secara holistik. Tingkat motivasi penyuluh dapat dilihat dari kinerja penyuluh terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Tabel 20. Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Pelalawan, Kampar dan kota Pekanbaru Tahun 2008 No Aspek Uraian Kampar Pekanbaru Pelalawan

a. Disiplin mematuhi jam kerja jamminggu