menggunakan HCl 0,003 N. Hasil filtrat selanjutnya disuntikan kepada 3 ekor mencit secara intra peritoneum AOAC 1999.
Analisis DSP diarrheic shellfish poisoning dilakukan dengan cara contoh diekstrak menggunakan aseton perbandingan 1:3 bv. Contoh ekstrak yang
diperoleh dimurnikan dengan dietil eter. Contoh yang telah murni, dilarutkan dalam tween 20 dan kemudian disuntikan kepada 3 ekor mencit secara intra
peritoneum IOC 2003.
Analisis ASP amnesic shellfish poisoning dilakukan dengan cara contoh diekstrak dengan metanol-air. Hasil ekstraksi kemudian dilewatkan ke kolom
LC-SAX dan selanjutnya ditambah buffer sitrat. Hasil filtrat yang diperoleh diinjekkan ke alat HPLC UV-Vis IOC 2003.
3.5.1.2 Analisis Logam Berat
Analisis merkuri Hg dengan cara contoh diekstrak menggunakan H
2
SO
4
pekat dan HNO
3
pekat dengan bantuan pemanas bunsen. Setelah contoh jernih, kemudian ditambah 50 ml aquades dan pewarna KNO
3
dalam labu takar hingga tepat. Contoh yang sudah siap, kemudian dibaca menggunakan ASS non flame
dengan campuran bahan pereduksi AOAC 1999. Pada analisis timbal Pb dan kadmium Cd, contoh diabukan terlebih
dahulu sebelum diekstrak. Contoh yang telah berbentuk abu kemudian diekstrak dengan HNO
3
dan HCl menggunakan bantuan hotplate hingga contoh berwarna jernih kehijauan. Hasil ekstrak kemudian ditambah 50 ml aquades dalam labu
takar hingga tepat. Pembacaan Pb menggunakan AAS dengan bantuan graphite furnace
, sedangkan pembacaan Cd dengan AAS flame AOAC 1999.
3.5.2 Tahap II : Pengujian Toksisitas Sub-kronis Kerang Mas Ngur 3.5.2.1 Aklimatisasi Tikus Percobaan
Tikus sebelum digunakan untuk hewan percobaan, diaklimatisasi selama 3 minggu Lea et al. 2004. Saat aklimatisasi di hari ke-7, tikus diberi beberapa
jenis obat yakni pirantel palmoat dan albendazol obat cacing, amoksilin antibiotik dan flagil anti protozoa.
Tikus dipelihara pada kandang yang terbuat dari wadah plastik yang berukuran p x l x t 30 x 25 x 10 cm dan tertutup kawat ram, serta disusun
berdasarkan perlakuan percobaan, kondisi suhu ruangan 25-30
o
C, tingkat kelembaban 30-70 dan pencahayaan gelap-terang setiap 12 jam. Wadah pakan
terbuat dari plastik berbentuk mangkok dan wadah minuman terbuat dari kaca berbentuk botol automatis sehingga akan keluar air minum saat ditekan oleh
mulut tikus. Penelitian pendahuluan dilakukan bersamaan saat aklimatisasi telah
berjalan di hari ke-14, dengan harapan tikus sudah dapat beradaptasi dengan kondisi pemeliharaan yang baru. Pada penelitian ini dipilih metode terbaik untuk
memberikan daging kerang mas ngur kepada tikus percobaan, yakni diberikan melalui campuran makanan atau diberikan secara cekok cavage method. Jumlah
tikus percobaan yang digunakan saat penelitian pendahuluan sebanyak 6 ekor. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus yang berbeda
dengan tikus yang akan digunakan sebagai hewan percobaan. Setelah dilakukan percobaan pendahuluan, akhirnya dipilih metode secara cekok karena
memberikan hasil lebih efektif dan akurat.
3.5.2.2 Pemeliharaan Tikus Percobaan