Tirado et al. 2003 melaporkan bahwa Veneroidea dimana kerang mas ngur termasuk ordo tersebut melakukan pemijahan sepanjang tahun. Selanjutnya
Nugranad dan Noodang 2000 melaporkan bahwa hewan tersebut bersifat dioecious
, yakni setiap individu dapat menghasilkan spermatozoa dan juga dapat menghasilkan sel telur. Jenis kerang ini memijah sekitar bulan Mei-Agustus.
Pemijahan terjadi jika sperma membuahi sel telur, kemudian telur yang dibuahi berkembang menjadi larva trochophore veliger berukuran 111,2±2,8 µm. Larva
ini dikenal sebagai planktonik larva yang berenang bebas selama 5-7 hari hingga berkembang menjadi pediveliger dengan ukuran 170-190 µm dan sudah mulai
memiliki kaki untuk berjalan pelan. Setelah 17 hari larva berkembang menjadi juvenil
dengan ukuran 300-510 µm. Pada tahap ini kerang mulai mengalami settlement
. Tahap akhir siklus hidup kerang terjadi setelah juvenil berumur 2,5 bulan, ditandai dengan variasi ukuran 0,4-4,5 mm dan corak warna cangkang.
Menurut Redfearn 1987, famili Mesodesmatidae termasuk Paphies spp. telah berhasil dibudidayakan di daerah Tua-Tua, Selandia Baru dengan bentuk larva
veliger hingga pediveliger seperti disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Larva veliger hingga pediveliger genus Paphies A. striata
2.2 Kandungan Senyawa Aktif dan Nutrisi Kerang Mas Ngur
Kerang merupakan salah satu produk perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Produk ini tidak hanya dikonsumsi lokal namun juga diekspor
dalam bentuk segar, beku dan dikalengkan. Selain menghasilkan devisa, hewan ini memiliki rasa yang enak dan nilai gizinya yang tinggi yakni mengandung
protein tinggi dan asam-asam lemak tak jenuh esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia Surh et al. 2003.
Waranmaselembun 2007 melaporkan bahwa ekstraksi senyawa aktif kerang mas ngur menggunakan tiga jenis pelarut organik dengan tingkat
kepolaran berbeda yakni heksan, etil asetat dan metanol menghasilkan rendemen ekstrak yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Rendemen ekstrak kerang mas ngur dengan metode bertingkat Ekstrak
Berat Awal Pelarut
Berat Rendemen Rendemen
Contoh g ml
g Heksan 50 100 0,960
1,92 Etil asetat
50 100
0,655 1,31
Metanol 50 100 2,880
5,76 sumber : Waranmaselembun 2007
Hasil ekstraksi ketiga pelarut memiliki aktivitas sebagai inhibitor topoisomerase I dengan mekanisme poison yakni ditunjukkan oleh terbentuknya
nick complex sesuai dengan kontrol positif camptothecin. Pada penelitian tersebut
dilaporkan bahwa ekstrak metanol memiliki MIC minimum inhibitory concentration
sebesar 5 μgml. Nilai ini dikatakan aktif karena mempunyai nilai
MIC 10 μgml Zahir 1996.
Pommier 1993; TopoGen 2006 mengatakan bahwa enzim topoisomerase berfungsi dalam replikasi DNA dan ditemukan dalam jumlah
berlebihan pada sel kanker, sedangkan mekanisme poison berarti bahan inhibitor mampu menahan kompleks pembelahan terhadap ikatan enzim dan substrat yang
telah terjadi sehingga menghambat replikasi DNA. Lebih lanjut Pommier 1993 mengatakan bahwa bahan yang positif sebagai inhibitor topoisomerase
menunjukkan aktivitas anti kanker pada pengujian in vivo. Waranmaselembun 2007 juga melaporkan hasil uji fitokimia dari ketiga
ekstrak yang disajikan pada Tabel 2 dan kandungan nutrisi meliputi komposisi kimia dan asam-asam amino dapat dilihat pada Tabel 3.
Mutaqin et al. 2004 melaporkan bahwa kepah kecil baby clam dari Perairan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara yang dianalisis menggunakan
metode HPLC mengandung senyawa domoic acid dengan konsentrasi rendah
sebesar 10 ngg, masih jauh di bawah persyaratan keamanan standar mutu produk yakni maksimum 20 µgg. Adapun analisis terhadap senyawa saxitoxin dan
okadoic acid menggunakan metode mouse bioassay dilaporkan bahwa hasilnya
masing-masing tidak terdeteksi dan negatif. Hal ini dapat dikatakan bahwa kepah kecil yang berasal dari perairan tersebut terbebas dari ketiga toksin dan aman
untuk dikonsumsi. Tabel 2 Fitokimia senyawa aktif kerang mas ngur
Uji Pereaksi
Ekstrak Heksan Etil
asetat Metanol Alkaloid
Dragendrof - - -
Meyer - - +
Wagner + + +
Flavonoid H2SO4
- - - Steroid Lieberman
Burchad -
+ Saponin Pengocokan
+ -
+ Sumber : Waranmaselembun 2007
Tabel 3 Komposisi kimia dan asam-asam amino kerang mas ngur Komposisi Kimia
AA Esensial AA Non Esensial
Protein : 56,08
Isoleusin : 4,82
Asam glutamat : 12,08
Lemak : 5,95
Leusin : 4,01
Sistein : 0,84
Air : 7,84
Valin : 2,29
Glisin : 2,28
Abu : 7,88
Treonin : 3,78
Asam aspartat : 6,65
Karbohidrat : 21,00
Metionin : 1,63
Serin : 1,36
Serat kasar : 1,25
Fenilalanin : 2,43
Alanin : 2,47
Lisin : 3,39
Prolin : 1,59
Histidin : 1,35
Tirosin : 3,30
Arginin :
0,95 Total
: 40,46 Total
: 59,54 Sumber : Waranmaselembun 2007
Feri 2003 mengekstraksi senyawa aktif tude bombang A. striata dengan 4 jenis pelarut berbeda yakni diklorometana, etil asetat, kloroform dan metanol.
Hasil penelitian tersebut melaporkan bahwa semua ekstrak mampu menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus. Sedangkan bakteri Diplococcus
pneumonia hanya mampu dihambat oleh ekstrak diklorometana dan ekstrak
heksan.
Yang et al. 2003 telah mengisolasi dan memurnikan enzim GST glutation s-transferase dari hepatopankreas A. striata. Enzim tersebut memiliki
berat molekul 24 KDa dengan metode SDS-PAGE elektroforesis dan berat molekul 48 KDa dengan metode gel kromatografi. Enzim yang telah dimurnikan
mempunyai aktivitas tinggi terhadap substrat 1-chloro-2,4-dinitrobenzene CDNB dan 7-chloro-4-nitrobenzo-2-oxa-1,3-diazole NBD-Cl. Mempunyai
nilai isoelektrik point 5,5 dengan aktivitas optimumnya pada suhu 38
o
C dan kisaran pH 8. Hodgson dan Levi 2000 mengatakan bahwa enzim GST
merupakan famili enzim yang berfungsi mendetoksifikasi racun pada reaksi fase dua, dengan mekanisme yaitu mengkatalisis terhadap konjugasi racun atau
metabolitnya dengan metabolit endogenous tubuh yaitu glutation. Makkasau 2001 melaporkan bahwa kandungan asam-asam lemak utama
kepah A. striata terdiri dari 2 asam lemak jenuh yaitu asam palmitat asam heksadekanoat dan asam stearat asam oktadekanoat, serta 3 jenis asam lemak
tidak jenuh yaitu asam oleat asam 9-oktadekanoat; asam 9-oktadekanoat-12- asetil oksi, metil ester dan asam 11-oktadekanoat, metil ester.
2.3 Persyaratan Standar Mutu Kerang Mas Ngur