commit to user
9 F
hitung
= 7,425 10 F
tabel
= 4,05 Ketentuan keputusan pengujian :
Jika
tabel hitung
F F
maka tolak Ho, artinya signifikan Jika
tabel hitung
F F
maka terima Ho, artinya tidak signifikan. Dari hasil tersebut diketahui F
hitung
sebesar 7,425 dan telah dikonsultasikan dengan F
tabel
dengan taraf signifikasi sebesar 5,db pembilang = 1 dan db penyebut = n-2 = 48-2 = 46 diperoleh F
tabel
sebesar 4,05 sehingga dapat diketahui bahwa F
hitung
F
tabel
atau 7,425 4,05. Dengan demikian keberartian regresi data tentang persepsi siswa
mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtue adalah signifikanberarti.Untuk perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 18.
H. Pegujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan merupakan langkah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis diterima apabila fakta-fakta empiris
atau data yang telah terkumpul mendukung pernyataan hipotesis yang telah diajukan. Dan sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris atau data yang telah
terkumpul tidak mendukung pernyataan hipotesis yang telah diajukan. Ha : Ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
dengan kemampuan civic virtuekompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara
Ho : Tidak ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dengan kemampuan civic virtuekompetensi dasar :
menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara d. Uji Koefisien Korelasi
Teknik yang penulis gunakan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional
guru X dengan kemampuan civic virtue Y adalah dengan korelasi Product Moment. Dengan ketentuan sebagai berikut :
commit to user
Jika r
xy
r
tabel
Ha diterima, artinya ada hubungan Jika r
xy
r
tabel
Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan Dari hasil perhitungan diperoleh r
xy
sebesar 0,374. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan r
tabel
dengan N = 48 pada taraf signifikasi 5 diperoleh r
tabel
sebesar 0,284. Oleh karena r
xy
lebih besar dari r
tabel
atau 0,374 0,284 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guruX dengan variabel kemampuan civic
virtueY. Karena nilai r
xy
positif maka hubungannya bersifat positif. Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 19.
e. Uji Besarnya Sumbangan Kontribusi Variabel X terhadap Variabel Y Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai sumbangan
kontribusi variabel X terhadap variabel Y adalah 14,02 dan sisanya 85,98 ditentukan oleh faktor lain. Untuk perhitungan selengkapnya lihat
pada lampiran 20. f. Uji Signifikasi atau Keberartian Koefisien Korelasi
Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh t
hitung
sebesar 2,735 dan hasil perhitungan dikonsultasikan dengan t
tabel
dengan taraf signifikasi 5 diperoleh t
tabel
sebesar 1,684. Dengan ketentuan sebagai berikut : Jika t
hitung
t
tabel
artinya signifikan Jika t
hitung
t
tabel
artinya tidak signifikan Dengan demikian, karena t
hitung
lebih besar t
tabel
atau 2,735 1,684 maka korelasi variabel persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru X
dengan kemampuan civic virtue Y adalah signifikan atau berarti. Perhitungan selengkapnya lihat pada lampiran 21.
I. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan diketahui ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru
commit to user
dengan kemampuan civic virtue kompetensi dasar : menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara. Dan mengenai naik turunnya atau besar
kecilnya persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru dapat diprediksi melalui persamaan
JDULVǓ ;DPSLUDQ. Proses belajar dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
siswa.Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai empat kompetensi
guru, salah satunya adalah kompetensi profesional yang mana guru dituntut untuk memilki kemampuan yang luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing perserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga
belajar para siswa akan maksimal,dalam hal ini kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi professional. Oleh karena itu, kompetensi profesional guru
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila memiliki kemampuan
belajar. Kemampuan siswa dalam belajar merupakan kecakapan seorang peserta didik yang dimiliki dari hasil apa yang telah dipelajari yang
ditunjukkan melalui hasil belajarnya. Ada tiga ranah aspek yang terkait dengan kemampuan siswa dalam belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
ranah psikomotorik. Ketika guru dalam mengajar, siswa akan memberikan persepsi dari apa
yang ditangkap oleh inderanya, melalui persepsi itu siswa akan bereaksi. Reaksi yang muncul dapat berupa tindakan
± tindakan yang mengarah tercapainya kemampuan dalam belajar. Hal ini sejalan dengan teori
Rangsang-Balas untuk menerangkan sikap yakni dalam interaksi sosial terdapat hubungan fungsional dimana terdapat kontrol penguat reinforcement
control, yaitu jika tingkah laku balas response ternyata menimbulkan
commit to user
penguat reinforcement yang bersifat ganjaran reward. Dalam hal ini ada- tidaknya atau banyak sedikitnya rangsang penguat akan mengontrol tingkah
laku-balas. Selain itu terdapat pula hubungan fungsional yang terjadi jika tingkah laku-balas hanya mendapat ganjaran pada keadaan-keadaan tertentu.
Hal ini akan menimbulkan kepercayaan yang akan mempengaruhi sikap atau tingkah laku orang lain.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap guru akan dapat mengarah pada pencapaian keberhasilan belajar
siswa. Salah satu aspek indikator keberhasilan siswa adalah aspek afektif, sedangkan salah satu contoh aspek afektif adalah kemampuan civic virtue
siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi professional guru berkaitan dengan kemampuan civic virtue siswa.
Kemampuan civic virtue termasuk dalam aspek afektif. Oleh karena itu kemampuan civic virtue merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar
siswa. Didalam civic virtue terkadung maksud untuk menerapkan nilai-nilai kebajikan siswa sebagai warga negara untuk menempatkan kepentingan umum
diatas kepentingan pribadi. Dengan tumbuh dan berkembangnya akhlak kewarganegaraan civic virtue yang merupakan unsur utama dari budaya
kewarganegaraan yang ber-Pancasila civic culture akan memupuk siswa untuk dapat menciptakan kehidupan masyarakat yang madani. Hal ini sejalan
dengan pendapat Udin Saripudin Winataputra dan Sumanah Saripudin dalam http:www.depdiknas.go.idpublikasibalitbang075j75_01.pdf
mengatakan bahwa
´Semua unsur akhlak kewarganegaraan itu diyakini akan saling memupuk dengan kehidupan civic community atau civil society atau
masyarakat madani untuk Indonesia yang berdasarkan Pancasila ´HQJDQ
demikian persepsi siswa mengenai kompetensi profesional guru ikut menyumbangkan dalam penguasaan kemampuan civic virtue siswa.
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN