sebesar 31. Perusahan yang memiliki return terendah dalam penelitian ini adalah PT. Sepatu Bata Tbk pada tahun 2013 yaitu
sebesar -0,98. Sedangkan perusahaan dengan return saham tertinggi adalah PT. Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2010 sebesar
4,41.
b. Price to Book Value
Berdasarkan tabel 2 diketahui besarnya nilai perusahaan yang diproksi dengan price to book value atau PBV berkisar
antara 0,41 – 9,20 dengan nilai mean sebesar 3,1 dan standar deviasi 1.99. Nilai mean PBV di atas satu yang artinya nilai pasar
saham lebih besar dari nilai bukunya. Dari nilai PBV tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai perusahaan dalam kondisi baik.
Perusahaan yang memiliki Nilai Perusahaan terendah dalam penelitian ini adalah PT. Trias Sentosa Tbk pada tahun 2013
sebesar 0,41. Sedangkan perusahaan dengan Nilai Perusahaan tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk pada tahun 2013 sebesar
9,20.
c. Return On Equity ROE
Berdasarkan tabel 2 diketahui besarnya nilai return on equity ROE berkisar antara 0,04-0,50 dengan nilai mean rata-
rata sebesar 0,21 dan standar deviasi 0.08. Nilai rata-rata ROE sebesar 0,21 berarti rata-rata perusahaan manufaktur memiliki laba
bersih 0,21 kali dari ekuitas biasanya. Perusahaan yang memiliki
ROE terendah dalam penelitian ini adalah PT. Trias Sentosa Tbk pada tahun 2014 sebesar 0,04. Sedangkan perusahaan dengan ROE
tertinggi adalah PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk pada tahun 2010 sebesar 0,50.
d. Kebijakan Dividen
Berdasarkan tabel 2 diketahui besarnya nilai pembayaran dividen yang diproksikan dengan dividend payout ratio DPR
berkisar antara 0,01-3,37 dengan nilai mean rata-rata sebesar 0,42 dan standar deviasi 0.42. Nilai rata-rata DPR sebesar 0,42 berarti
rata-rata perusahaan manufaktur memiliki dividen per lembar saham 0,42 kali dari laba per sahamnya. Perusahaan yang memiliki
pembayaran dividen terendah dalam penelitian ini adalah PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk pada tahun 2010 sebesar 0,01. Sedangkan
perusahaan dengan pembayaran dividen tertinggi adalah PT. Champion Pacific Indonesia Tbk pada tahun 2012 sebesar 3,37.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang dihasilkan dari masing-masing variabel merupakan variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
melihat critical ratio kurtosis. Data dikatakan normal jika nilai critical ratio kurtosis memiliki syarat -1,96c.r1,96 pada taraf
Variable Min
max Skew
c.r. kurtosis
c.r. DPR
.000 1.030
.852 4.118
.307 .741
ROE .000
.450 .214
1.036 -.707
-1.708 PBV
.000 .410
1.426 6.889
1.061 2.562
RS -.700
.980 .699
3.377 1.289
3.113 Multivariate
2.064 1.763
signifikansi 5. Hasil dari uji normalitas ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data sekunder diolah, 2016 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan c.r pada kolom multivariate
sebesar 1,763 sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat dilanjutkan untuk estimasi berikutnya.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linier atau tidak.
Kriteria yang digunakan untuk mengukurnya adalah menggunakan uji F pada deviation from linearity. Jika nilai signifikansi F lebih
besar dari 0,05 maka hubungannya bersifat linier Imam Ghozali, 2011: 166. Hasil uji linieritas data ditunjukkan oleh tabel sebagai
berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Liniearitas
Jalur Deviation from Linearity
Keterangan F
Sig
ROE → PBV 1.549
0.051 Linear
DPR → PBV 0.924
0.627 Linear
ROE → Return_Saham 1.068
0.388 Linear
DPR → Return_Saham 1.368
0.097 Linear
PBV → Return_Saham 4.922
0.064 Linear
Sumber: Data sekunder diolah, 2016