dengan teori ekspor yang menyatakan bahwa kurs mata uang berpengaruh negatif terhadap ekspor Case dan Fair,2004.
4.11.6 Pengaruh Harga Kopi Internasional, Harga Teh Internasional, Jumlah Produksi, Jumlah Penduduk dan Kurs Terhadap Ekspor
Kopi di Provinsi Sumatera Utara
Pengaruh harga kopi internasional, harga teh internasional, jumlah produksi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor dan kurs negara tujuan ekspor
terhadap US dollar yang secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian, harga kopi
internasional, harga teh internasional, jumlah produksi, jumlah penduduk negara tujuan ekspor dan kurs negara tujuan ekspor terhadap US dollar merupakan faktor
yang penting bagi perkembangan ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Karena perdagangan internasional yakni ekspor kopi Sumatera Utara merupakan indikator
daripada kegiatan perdagangan luar negeri maka ini mempengaruhi kinerja perekonomian provinsi Sumatera Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Kegiatan perdagangan internasional lancar dan terus meningkat maka perekonomian Indonesia pun akan terus meningkat pula.
4.11.7 Implikasi Kebijakan Pemerintah Atas Perdagangan Kopi Nasional Tentang Ekspor dan Impor Kopi
Adapun kesimpulan implikasi kebijakan pemerintah dari penjelasan sebelumnya tentang perdagangan kopi adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah Indonesia pada tahun 1980-an mengeluarkan regulasi kuota ekspor dunia terhadap komoditi kopi dalam negeri telah melakukan
81
Universitas Sumatera Utara
deregulasi pada Oktober 1989 untuk tidak memberlakukan kuota ekspor dunia tersebut.
2. Pemerintah menetapkan Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 tahun 1999 dan No. 25 Tahun 2000 agar daerah mengatur sendiri dalam pajak
retribusi. Dan ini kemudian pemerintah merubah kebijakan untuk komoditi kopi dengan pajak ekspor nol persen.
3. Pemerintah menerapkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009 Pasal 9 ayat 1 tentang Surat Keterangan
Asal SKA berdasarkan Form ICO International Coffee Organization dan kemudian pada tahun 2013 pemerintah berhasil menerapkan realisasi
sertifikasi kopi tersebut. 4. Pemerintah menerapkan perMenDag RI No. 41 Tahun 2009 Pasal 6 ayat
1 tentang pembayaran iuran kepada Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia AEKI dan kemudian pemerintah melakukan revisi pada
perMenDag RI No. 10 Tahun 2011 yang menyatakan eksportir tidak perlu lagi melampirkan bukti setor iuran kepada AEKI.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara tidaklah berdasarkan kuota. Sebab, semenjak tahun 1989
pemerintah Indonesia bidang perdagangan sudah tidak memberlakukan kuota. Komoditi kopi provinsi Sumatera Utara dapat meluas di negara-negara dunia
tanpa batas dalam perdagangan ekspor kopi keluar negeri. Bila dikaitkan dengan hasil penelitian, karena tidak diberlakukannya kuota ekspor maka variabel yang
sangat mempengaruhi ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara adalah harga kopi internasional sehingga apabila harga kopi internasional berubah dapat
82
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi perkembangan ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara, cateris paribus
. Dan dengan diberlakukannya standarisasi kopi berdasarkan form ICO International Coffee Organization maka dapat membantu peran komoditi kopi
provinsi Sumatera Utara di dunia melalui harga yang berlaku di pasar internasional. Sehingga harga sangat mempengaruhi ekspor kopi di provinsi
Sumatera Utara. Dan yang masih terlihat menjadi masalah adalah petani kopi lokal provinsi
Sumatera Utara yang juga bagian dari seluruh petani kopi di Indonesia masih memiliki keterbatasan di bidang sumber daya manusia. Produktivitas petani kopi
lokal yang masih rendah mengakibatkan petani kopi lokal dalam negeri tidak mampu bersaing di bidangnya. Bahan baku yang dihasilkan menjadi terbatas dan
kemudian upaya memperluas pasar melalui promosi ke negara-negara di dunia belum terlihat maksimal.
83
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Harga kopi internasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor
kopi di provinsi Sumatera Utara. Harga kopi internasional yang naik, signifikan mempengaruhi perkembangan ekspor kopi di provinsi Sumatera
Utara, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh perubahan harga kopi yang terjadi di pasar internasional secara langsung mempengaruhi
perkembangan ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara, cateris paribus. 2.
Harga teh internasional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Harga teh internasional yang naik,
tidak signifikan mempengaruhi perkembangan ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena teh
bukanlah merupakan barang substitusi murni dari kopi. Oleh sebab itu harga teh internasional tidak signifikan mempengaruhi perkembangan ekspor kopi
di provinsi Sumatera Utara. Konsumen tidak sepenuhnya memilih berganti untuk mengkonsumsi teh dari yang awalnya mengkonsumsi kopi, cateris
paribus .
3. Jumlah produksi kopi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
ekspor kopi di provinsi Sumatera Utara. Jumlah produksi yang naik, tidak signifikan mempengaruhi perkembangan ekspor kopi di provinsi Sumatera
84
Universitas Sumatera Utara