Kebijakan Pemerintah Atas Perdagangan Kopi Nasional Tentang Ekspor dan Impor Kopi

meningkatkan daya beli penduduk Italia di pasar internasional dan begitu pula sebaliknya. Tabel 4.13 Perkembangan Lira Italia Terhadap US Dollar, Tahun 2000-2012 Tahun Kurs LitUS 2000 2.100,22 - 2001 2.162,06 2,94 2002 2.054,07 -4,99 2003 1.714,04 -16,55 2004 1.558,65 -9,07 2005 1.557,56 -0,07 2006 1.543,03 -0,93 2007 1.414,86 -8,31 2008 1.323,08 -6,49 2009 1.392,28 5,23 2010 1.461,42 4,97 2011 1.391,91 -4,76 2012 1.506,72 8,25 Rata-Rata 1.629,22 - Sumber: http:usd.kurs24.com 2012 Pada Tabel 4.13 menunjukkan data perkembangan kurs lira Italia terhadap US dollar sebagai mata uang dunia. Selama 13 tahun perkembangan kurs antar dua negara tersebut sangat berfluktuasi dan dengan rata-rata perkembangan sebesar 1.629,22. Pada tahun 2011 adalah pertumbuhan tertinggi sebesar 8,25 persen dan tahun 2003 adalah terendah sebesar minus 16,55 persen.

4.8 Kebijakan Pemerintah Atas Perdagangan Kopi Nasional Tentang Ekspor dan Impor Kopi

1. Pada tahun 1980-an pemerintah mengeluarkan regulasi kuota ekspor dunia terhadap komoditi kopi dalam negeri sehingga ekspor kopi hanya bisa dilakukan oleh perusahaan eksportir terdaftar yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan dan Perindustrian Pustaka Dunia,2012. Sejak deregulasi yang dikeluarkan pemerintah Oktober 1989 maka tidak 64 Universitas Sumatera Utara diberlakukannya kuota ekspor dunia dan memungkinkan perusahaan lain dapat masuk memperdagangkan kopi untuk ekspor. 2. Kebijakan pemerintah dalam perdagangan lokal akan terkait dengan peraturan daerah tentang pajak retribusi kopi di masing-masing daerah. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 pada tahun 1999 dan No. 25 tahun 2000 memungkinkan daerah mengatur sendiri dalam penentuan pajak retribusi. Ini sangat membebani sektor usaha. Akan tetapi kemudian pemerintah merubah kebijakan untuk komoditi kopi, pemerintah Indonesia membuat kebijakan pajak ekspor nol persen sehingga diharapkan kopi Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi. 3. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 41 Tahun 2009 Pasal 9 ayat 1 menyatakan bahwa kopi yang diekspor wajib sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan Menteri Perdagangan dan harus disertai dengan Surat Keterangan Asal SKA Form ICO sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Perdagangan mengenai Penerbitan Surat Keterangan Asal certificate of origin untuk barang ekspor Indonesia. Pada tahun 2013 dalam sidang ICO International Coffee Organization sesi 109 pada September di London Gabungan Eksportir Kopi Indonesia Gaeki dan Pemerintah berhasil menerapkan sertifikat kopi coffee certification for sustainability berdasarkan form ICO. 4. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 41 Tahun 2009 Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa setiap eksportir wajib memiliki bukti pembayaran iuran kepada Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi 65 Universitas Sumatera Utara Indonesia AEKI dengan menunjukkan bukti asli. Kemudian pemerintah melakukan Revisi Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 10 Tahun 2011 menyatakan bahwa eksportir tidak perlu lagi melampirkan bukti setor pembayaran iuran anggota AEKI untuk mendapatkan izin ekspor. Ini bertujuan mendukung persaingan yang sehat dalam perdagangan kopi. Perubahan kebijakan sedikit mengurangi kendala para eksportir mengekspor kopi sebab dalam aturan yang baru, eksportir cukup melaporkan realisasi ekspor kopi secara online. 4.9 Pengujian Statistik 4.9.1 Pemilihan Model Estimasi Data Panel