Penilaian Kurikulum 2013 Landasan Teori

21 Sebagaimana telah disebutkan di atas dapat disimpulkan, bahwa karakteristik penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada pada prinsip-prisip kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bentuk dari penilaian itu adalah penilaian autentik. Penilaian autentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum 2014 dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01 Wlingi Blitar”. Penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 dan alternatif pemecahan masalah implementasi Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Persamaan yang lainnya yaitu prosedur pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Elwien Sulistya Ningrum adalah dengan subjek kepala sekolah dan guru. Sedangkan pada penelitian ini subjeknya adalah guru kelas di SD Negeri 4 Krandegan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ningrum 2014, yaitu : a. Faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 meliputi: masih ada peserta didik yang belum bisa membaca dan menulis untuk Kelas 22 I, materi terlalu banyak dan harus diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan, terlalu banyak administrasi yang harus dikerjakan, guru merasa kesulitan dalam membagi waktu antara mengajar dan menyelesaikan administrasi; b. Faktor pendukung implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01 Wlingi meliputi: buku pedoman implementasi Kurikulum 2013 yang digunakan untuk penyusunan berbagai perangkat pembelajaran, fasilitas sekolah yang dimanfaatkan untuk proses belajar-mengajar, sosialisasi implementasi Kurikulum 2013 yang selalu diikuti oleh kepala sekolah dan guru, serta arahan dari pengawas. Faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 meliputi: masih ada peserta didik yang belum bisa membaca dan menulis untuk Kelas I, materi terlalu banyak dan harus diselesaikan dalam waktu 1,5 bulan, terlalu banyak administrasi yang harus dikerjakan, guru merasa kesulitan dalam membagi waktu antara mengajar dan menyelesaikan administrasi. c. Alternatif pemecahan masalah di SDN Tangkil 01 Wlingi meliputi: guru memberikan tugas terkait materi yang belum selesai. Guru meminta bantuan kepada orang tua peserta didik untuk mengawasi anaknya belajar dirumah, guru meminta bantuan kepada kepala sekolah dan guru lain untuk membantu menemukan solusi dari masalah yang dihadapi ketika melaksanakan Kurikulum 2013, dan 23 guru membuat RPP ketika jam pelajaran selesai namun tetap saja belum bisa dikerjakan secara maksimal; 2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi 2014 yang berjudul “Strategi Guru Dalam Menghadapi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Surakarta”. Penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, sumber data primer diperoleh langsung dari wawancara dari kepala sekolah, guru, dan observasi langsung ke sekolah, dan data sekundernya yaitu diperoleh dari dokumen dan lembar observasi. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian dan tempat penelitian. Pada penelitian yg dilakukan oleh Budi2014 subjeknya hanya dengan guru di SMA Negeri 2 Surakarta, sama dengan penelitian ini yang juga pada guru di SD Negeri 4 Krandegan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi 2014 di SMA Negeri 2 Surakarta, yaitu : a. Persoalan yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah kurangnya sosialisasi yang diberikan kepada guru serta belum adanya buku mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai sumber belajar. b. Strategi yang digunakan oleh guru dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 yakni dengan guru bertanya kepada rekan sesama guru terutama dilakukan dalam kegiatan MGMP dengan metode 24 sharing dengan guru lain yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan, mencari buku referensi yang digunakan sebagai sumber kegiatan pembelajaran, serta mencari informasi dengan browsing dari internet sebagai salah satu bentuk usaha dalam menambah pengetahuan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Strategi yang dilakukan guru merupakan salah satu bentuk belajar mandiri guna menunjang penerapan kurikulum 2013. 3. Penelitian yang relevan mengenai kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Septiani 2014 dengan judul penelitian “Kesiapan Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Bantul”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Gunik Septiani dengan penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian, karena pada penelitian tersebut subjek penelitiannya adalah 6 Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bantul, sedangkan pada penelitian ini subjek penelitiannya adalah guru di SD Negeri 4 Krandegan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan madrasah belum sepenuhnya menyiapkan dalam hal artistik. Kesiapan pendidik di madrasah ibtidaiyah belum sepenuhnya menyiapkan dalam hal kesiapan pedagogik dan profesional. Sedangkan untuk kesiapan sarana dan prasarana sudah menyiapkan karena hal ini sibuktikan dengan tercapainya kriteria yang telah ditentukan.