17
untuk pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk kompetensi pengetahuan dilakukan melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk kompetensi keterampilan diperoleh melalui
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi topik dan subtopik mata pelajaran
yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
c. Kegiatan Penutup
Menurut Kemendikbud 2014, dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik atau peserta didik sendiri adalah:
1
membuat rangkumansimpulan hasil kegiatan.
2 melakukan penilaian danatau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.
3 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
4 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, dan layanan konseling.
5 memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok.
6 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan dan melakukan refleksi dalam rangka evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan mengkhususkan pada seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh dan yang selanjutnya
secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
18
Kegiatan penutup juga dimaksudkan untuk memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling, pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok, dan menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan
penutup yang
dapat dilakukan
oleh guru,
adalah menyimpulkanmengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan, pesan-pesan moral, musikapresiasi musikbernyanyi. .
5. Penilaian Kurikulum 2013
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan.
a. Penilaian Autentik
Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau
reliabel. Menurut Sunarti Rahmawati 2014:27,
penilaian autentik merupakan proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pelajaran yang
dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan
secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
19
Sedangkan menurut Mueller Kurniasih Sani 2014:58 menyatakan bahwa “penilaian dikatakan autentik apabila peserta didik diminta
untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial
yang bermakna”. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
penilaian autentik adalah proses penilaian terhadap peserta didik mencakup penilaian pribadi dan refleksi yang lebih menekankan pada
keterampilan dan performansi. b.
Teknik Penilaian di Sekolah Dasar Menurut Kemendikbud 2014, penilaian di Sekolah Dasar
dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. 1
Penilaian Aspek Sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian iri, penilaian “teman sejawat”peer evaluation oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk
observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.Penilaian aspek sikap masuk dalam muatan KI-I sikap spiritual yaitu tentang
ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan
20
sesudah melakukan kegiatan, dan toleransi dalam beribadah. Selain itu aspek sikap juga masuk dalam muatan KI-2 sikap sosial, yaitu
jujur, disiplin,tanggung jawab,santun, peduli, percaya diri. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, jurnal selama proses pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas.
2 Penilaian Aspek Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan, menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tes tulis
adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Sedangkan untuk tes
lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan
juga, sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
3 Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian
portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik.
21
Sebagaimana telah disebutkan di atas dapat disimpulkan, bahwa karakteristik penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada
pada prinsip-prisip kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan. Bentuk dari penilaian itu
adalah penilaian autentik. Penilaian autentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses
pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di atas.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum 2014 dengan judul
Implementasi Kurikulum 2013 di SDN Tangkil 01 Wlingi Blitar”. Penelitian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 dan alternatif pemecahan masalah implementasi Kurikulum 2013 dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Persamaan yang lainnya yaitu prosedur pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Elwien Sulistya Ningrum adalah dengan subjek kepala sekolah dan guru.
Sedangkan pada penelitian ini subjeknya adalah guru kelas di SD Negeri
4 Krandegan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Ningrum 2014, yaitu : a.
Faktor penghambat implementasi Kurikulum 2013 meliputi: masih ada peserta didik yang belum bisa membaca dan menulis untuk Kelas