2.1.1 Gejala DM
Gejala DM adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari, banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat. Disamping itu
kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh.
Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya DM hanya karena pada saat periksa kesehatan ditemukan
kadar glukosa darahnya tinggi dan jika kadar glukosa darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menimbulkan komplikasi. Soegondo, dkk 2007.
2.1.2 Diagnosis DM
Cara yang umum dipakai untuk mendiagnosa penyakit DM didasarkan pada tes kimiawi terhadap urin dan darah.
a. Glukosa Urin
Ada tes yang sederhana atau tes kuantitatif laboratorium yang lebih rumit, yang mungkin dapat digunakan untuk menentukan jumlah glukosa yang hilang dalam urin.
Pada umumnya jumlah glukosa yang dikeluarkan dalam urin orang normal sukar dihitung, sedangkan ada kasus DM, glukosa yang dilepaskan jumlahnya dapat sedikit
sampai banyak sekali, sesuai dengan berat penyakitnya dan asupan karbohidratnya b.
Kadar Glukosa Darah Puasa dan Kadar Insulin. Kadar glukosa darah puasa sewaktu pagi hari normalnya adalah 80 sampai 90
mg100 ml, dan nilai 110 mg100 ml dipertimbangkan sebagai batas nilai kadar normal. Kadar glukosa darah puasa diatas nilai ini, seringkali menunjukkan adanya
Universitas Sumatera Utara
penyakit DM atau setidaknya resistensi insulin. Pada DM tipe 2, konsentrasi insulin plasma dapat beberapa kali lipat lebih tinggi dari nilai normal dan biasanya
meningkat lebih banyak bila pemberian sejumlah glukosa standar selama tes toleransi glukosa.
Gambar 2.1 Kurva Toleransi Glukosa pada Orang yang Normal dan Orang dengan DM Guyton, Arthur, 2007
c. Tes Toleransi Glukosa
Gambar 2.1 yang disebut “kurva toleransi glukosa,” didapatkan bila orang normal yang puasa memakan 1 gram glukosa per kilogram berat badan, kadar
glukosanya akan meningkat dari kadar kira-kira 90 mg100 ml menjadi 120-140 mg100 ml dan dalam waktu kira-kira dua jam kadar ini akan menurun lagi kenilai
normalnya. Pada pasien DM konsentrasi glukosa darah puasa hampir selalu diatas 110
mg100 ml dan sering diatas 140 mg100 ml. Selain itu uji toleransi glukosa hampir
Universitas Sumatera Utara
selalu abnormal. Sewaktu mencernakan glukosa, orang-orang ini memperlihatkan peningkatan kadar glukosa darah yang jauh lebih besar daripada peningkatan yang
normal seperti yang ditunjukkan oleh kurva bagian atas pada gambar 2.1, dan kadar glukosa kembali kenilai kontrol hanya setelah 4-6 jam; lebih lanjut glukosa darah
gagal untuk turun dibawah kadar kontrol. Penurunan kurva yang lambat dan gagalnya glukosa turun dibawah kontrol
menunjukkan bahwa 1 peningkatan normal sekresi insulin setelah makan glukosa tidak terjadi atau 2 adanya penurunana sensitivitas terhadap insulin.
Diagnosa DM biasanya dapat ditegakkan berdasarkan kurva tersebut, dan DM tipe 2 menunjukkan insulin plasma yang meningkat.
d. Pernapasan Aseton
Aseton bersifat mudah menguap dan dikeluarkan dalam udara ekspirasi. Pada tahap dini DM tipe 2, asam keto biasanya tidak diproduksi dalam jumlah berlebih.
Namun bila resistensi insulin sangat parah dan terdapat peningkatan penggunaan lemak sebagai sumber energi, asam keto akan dihasilkan pada orang dengan DM tipe
2 Guyton, Arthur, 2007.
2.1.3 Komplikasi DM