e. Jadwal makan adalah waktu yang telah dijadwalkan untuk mengonsumsi
makanan yang dianjurkan yang dinyatakan terhadap penilaian ketepatan waktu makan penderita DM tipe 2.
f. Kepatuhan minum obat adalah suatu bentuk perilaku penderita DM tipe 2 dalam
mematuhi semua anjuran pemakaian obat yang telah ditentukan.
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Pengukuran Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adala pola makan yang terdiri dari : 1.
Jumlah Kalori Makanan Cara mengetahui jumlah kalori makanan responden dengan metode food
recall 24 jam yang dilakukan saat penderita DM tipe 2 melakukan kunjungan rawat jalan di RSU Herna Medan dan RSUP H. Adam Malik Medan. Selanjutnya
dikonversi dengan menggunakan software nutrisurvey untuk mengetahui jumlah asupan energi. Sebelum mengidentifikasi jumlah kalori makanan responden, maka
terlebih dahulu dihitung energi basal, kebutuhan energi sesuai berat badan, tinggi badan dan jenis pekerjaan responden berdasarkan rumus brocca seperti pada tabel 3.1
berikut Waspadji, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Perhitungan Kebutuhan Energi Kebutuhan Energi Basal
Perhitungan
BB Idaman = 90 x TB cm-100 x 1 kg 1.
Energi Basal pada laki-laki 2.
Energi Basal pada Perempuan BB Idaman kg x 30 Kkal
BB Idaman kg x 25 Kkal 1.
Kerja ringan
tidak bekerjaIRT
2. Kerja sedang PNSSwasta
3. Kerja Berat BuruhTani
Ditambah 10 dari Basal Ditambah 20 dari Basal
Ditambah 40-100 dari Basal
Hasil pengukuran jumlah asupan energi yang dikonsumsi oleh responden
kemudian dibandingkan dengan kebutuhan jumlah energi perhari masing-masing responden dan di kategorikan menjadi :
1. Sesuai, jika jumlah energi yang dikonsumsi sesuai dengan ± 10 kebutuhan
energi individu. 2.
Tidak sesuai, jika jumlah energi yang dikonsumsi responden lebih dari 10 dari kebutuhan energi individu.
Hasil dari pengukuran tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan Kessner’s
Index menjadi Henrietta, 2005: = Tidak ada risiko; jika jumlah energi dalam batas toleran ± 10
1 = Risiko tinggi; jika jumlah energi tidak berada dalam batas toleransi 10
2. Jenis Makanan
Jenis makanan yang dikonsumsi berdasarkan perhitungan kebutuhan energi bagi penderita DM tipe 2 yang kemudian disesuaikan pada diet yang dianjurkan
dengan kategori :
Universitas Sumatera Utara
1. Sesuai, jika responden mengkonsumsi jenis makanan yang dianjurkan, yakni
pada pagi hari terdiri dari: nasi, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, sayuran A, minyak. Jenis makanan siang dan malam hari terdiri dari: nasi, ikan, sayuran A,
B buah dan minyak. Selingan pada pagi hari adalah buah dan susu, dan selingan sore dan malam hari adalah buah.
2. Tidak sesuai, jika responden mengonsumsi jenis makanan yang dianjurkan
ditambah lagi mengkonsumsi makanan yang mengandung indeks glikemik yang tinggi seperti Mie, Pasta, kentang, roti white, minuman yang mengandung kafein.
Hasil dari pengukur an tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan Kessner’s
Index menjadi Henrietta, 2005: 1.
= Tidak ada risiko; jika kategori sesuai dari jenis makanan yang dianjurkan. 2.
= Risiko ; Jika kategori lebih dari jenis makanan yang dianjurkan. 2.
Jadwal Makan Jadwal makan diukur berdasarkan jadwal konsumsi makan yang dianjurkan,
yaitu makan pagi jam 06.30-07.30 wib, makan siang jam 12.30-13.30 wib, dan makan malam jam 18.30-19.30 jadwal makan selingan pagi jam 10.00 siang jam16.00 dan
malam jam 21.00. Kemudian dikategorikan : 1.
Sesuai, jika responden mengikuti jadwal makan yakni pagi jam 06.30-07.30 wib, makan siang jam 12.30-13.30 wib, dan makan malam jam 18.30-19.30 jadwal
makan selingan yang ditentukan 2.
Tidak sesuai, jika responden tidak mengikuti jadwal makan yang sudah ditentukan
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari pengukuran tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan Kessner’s Index menjadi Henrietta, 2005:
= Tidak ada risiko; jika tepat waktu 1
= Risiko ; Jika kategori tidak mengikuti jadwal yang ditentukan. 3.
Pengukuran Kepatuhan Minum obat pada Penderita DM Tipe 2 Kepatuhan minum obat diukur dengan skala Gudman dengan menggunakan
enam pertanyaan Tiv M, dkk 2012. Kemudian dikategorikan dengan klinis evaluasi kepatuhan terhadap pengobatan, nilai-nilai indeks kappa adalah :
1 = Tidak patuh, Jika respoden menjawab 1-4 pertanyaan dengan jawaban ya 2 = Patuh, jika responden menjawab 5-6 pertanyaan dengan jawaban tidak
Hasil dari pengukuran tersebut kemudian dikategorikan berdasarkan Kessner’s Index menjadi Henrietta, 2005:
= Tidak ada Resiko; jika kategori kepatuhan “patuh”. 1
= Risiko; jika kategori kepatuhan tidak patuh
.
3.6.2. Pengukuran Variabel Dependen