Manajemen Program Adp (Amil Development Program) Pada Lembaga Imz

(1)

MANAJEMEN PROGRAM ADP (AMIL DEVELOPMENT

PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Di Susun Oleh: ABDUL HAMID NIM: 106053001987

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan di bawah:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu pernyataan meraih gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil dari jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullh Jakarta.

Jakarta, 22 September 2013

Abdul Hamid NIM: 106053001987


(5)

ABSTRAK

Abdul Hamid

MANAJEMEN PROGRAM ADP ( AMIL DEVELOPMENT PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ.

Sumber daya manusia yang unggul dibutuhkan oleh setiap lembaga atau perusahaan yang dapat menjalankan segala aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan atau perusahaan yang ingin diharapkan. sumberdaya manusia yang unggul harus disiapkan oleh setiap lembaga. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang kontinue hingga terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional dalam mengembangkan dan memajukan lembaga dari segi manapun.

ADP Adalah program terobosan baru dari Indo lembaga IMZ sebagai lembaga riset, pelatihan dan advokasi-advokasi manajemen zakat dan pemberdayaan masyarakat memberikan solusi pelatihan kepada amil-amil melalui program Amil Development Program (ADP).

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen program ADP yang dilaksanakan oleh IMZ. Metode dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan Deskriftif Kualitatif, dengan cara mencatat apa yang dilihat, didengar dan dibacanaya melalui wawancara, foto, video, dokumen dan brosur-brosur kemudian membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik kesimpulan.

IMZ dalam merealisasikan tujuan tersebut dan untuk menghindari resiko penyimpangan dari target yang telah ditentukan, maka dalam hal ini para pengurus mengaplikasikan fungsi-fungsi manajemen diantaranya Perencanaan Setiap kegiatan yang akan diadakan telah disesuaikan dengan perencanaan yang telah ditetapkan, meliputi : Perkiraan, Tujuan, Kebijakan, Penentuan program, penentuan jadwal kegiatan dan menentukan prosedur. Perencanaan yang dilakukan oleh IMZ adalah meningkatkan prestasi amil dan kualitas pelatihan amil yang berkualitas. Pengorganisasian yakni pembagian kerja antar divisi masing-masing sehingga tujuan pengembangan amil bisa dilaksanakan bersama-sama dalam kordinasi yang rapi. Dalam proses penggerakan program ADP yang telah di rencanakan IMZ dalam menggerakan program ADP dengan beberapa tahapan, diantaranya: Motivasi yang diberikan oleh pendapmping program terhadap peserta ADP dengan meningkatkan semangat belajar peserta. Pengawasan Pengawasan yang dilakukan oleh pengurus IMZ dilakukan dalam beberapa tahap, diantaranya: Menetapkan standar, membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar dan melakukan tindakan koreksi.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Alllah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada hambanya sampai detik ini sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ MANAJEMEN PROGRAM

ADP (AMIL DEVELOPMENT PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ”

Meskipun banyak mengalami hambatan dan tantangan. Shalawat serta salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw.

Dengan terselesaikannya skripsi ini atas usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagai informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua orang-orang yang dihormati, sekaligus dicintai, atas segala bantuannya terutama kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku ketua Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah banyak membantu dan memberikan informasinya dikala penulis berkonsultasi.


(7)

3. Mulkan Nasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

4. Drs. Study Rizal LK, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan.

5. Suprapto sebagai pembimbing akademik, beserta segenap jajaran karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi 6. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan

memberikan pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.

7. Terkhusus Orang tua penulis, Ayahanda Drs. H. Moh.Mahfuz Umar (Almr) , Ibunda Hj. Kusuma Murni , yang sangat penulis Sayangi dan hormati. Yang telah mendidik dan memberikan kasih saying dan perhatian yang tulus, baik moril maupun materil serta doa yang selalu mengiringi demi kebahagiaan dan kesuksesan penulis “ Keridoaan Allah berada di keridoaan orang tua dan kemungkaran Allah berada

orang tua” Dengan Jerih payah dan kerja keras dan dukungan semangat merekalah penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekalipun ucapan terimakasih penulis tidaklah berarti apa-apa buat mereka tetapi penulis mempersembahkan skripsi ini untuk mereka.

8. Kakak dan adik-adiku tercinta, Musmirah Ratnha Dewi, Siti Umaiyah, Ahmad Ibnu Katsir, Ayatullah, Siti Nurmalayani, dan adik-adik


(8)

tercintaku Lulu Walmarjan dan Habiburahman skripsi ini penulis persembahkan.

9. Terimakasih kepada si pemberi motivasi dan semangat Husnatun Nihayah yang selalu setia dan terus mendukung dari awal hingga sekarang untuk terus semangat dalam menjalani tanggung jawab penulis untuk menyelesaikan studi ini.

10.Segenap pengurus dan Staf Lembaga IMZ yang telah membantu penulis, khususnya kepada Ibu Rina selaku Manajer Divisi Pelatihan, yang telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya tentang bahan penulisan skripsi ini.

11.Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi yang penulis butuhkan selama kuliah dan dalam pembuatan skripsi.

12.Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama, Hasan Ismail, Husin Ismail, Aang, Dyaz, Deden dan semuanya yang penulis tidak bisa sebutkan. Dan Temen-temen di komunitas Mahasiswa Lombok yang tergabung di Ikatan Mahasiswa Sasak ( IMSAK-Jakarta). Ihsan Hamid, Samsul Anwar, Zulfan Taufik, fauzan Ramli,Husnul Akib, Daud, Zaenal, Hizzbullah,Mukti, Nanik, Zukh,Mala, Dian.


(9)

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Jakarta, 22 September 2013


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap lembaga atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat menjalankan segala akitfitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan lembaga atau perusahaan yang ingin diharapkan. Tentunya sumber daya manusia yang diharapkan setiap perusahaan ialah sumber daya manusia yang berkualitas, semangat dalam bekerja, tidak mudah putus asa serta profesional sehingga mampu menjalankan segala aktifitas maupun kegiatan lembaga atau perusahaan

Dalam era globalisasi masa kini, Lembaga atau perusahan harus dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul ini adalah ditempuh melalui pendidikan serta pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional yang sangat dapat mempengaruhi lembaga atau perusahaan dalam perkembangan serta kemajuan lembaga atau perusahaan dari segi manapun. Maka dari itu sumber daya manusia sangat berpengaruh bagi lembaga atau perusahaan.

Setiap lembaga atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan yang harus di capai. Untuk mewujudkan dan mengembangkan eksistensinya memerlukan manajemen yang effektif dan effisien. Pemilihan dan penggunaan manajemen yang effektif dan effisien dilingkungan perusahaan dilakukan oleh manusia sebagai sumber daya keberadaannya sangat penting dalam perusahaannya,


(11)

karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreatifitas, dorongannya dan peran nyata seperti yang disaksikan dalam setiap perusahaan ataupun dalam organisasi.1

Kemiskinan dan kesejahteraan rakyat merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah dan kita semua yang tak kunjung usai. Dengan adanya pemasalahan ini, perlu adanya suatu strategi penerapan program pemberdayagunaan yang tepat sasaran dan efisien dengan disertai pula tumbuhnya para aktivis social (SDM) yang memiliki komitmen tinggi dalam memberikan perubahan di masyarakat.

Sebuah Organisasi dalam mengembangkan, menciptakan terobosan baru menjadi lebih baik. Memerlukan tenaga-tenaga yang handal dan professional di segala bidang. Sistem dan pengelolaan sumber daya manusia membutuhkan proses yang tidak di jalankan oleh setiap individu manusia untuk memajukan organisasinya.

Diperlukan adanya analisis pekerjaan dalam menentukan tanggung jawab posisi dan karakteristik orang yang bekerja di posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.2

Beragam usaha sebuah organisasi membuat langkah-langkah yang tepat untuk memberikan semangat para anggotanya menciptakan tenaga yang kompetitif dalam setiap bidang, seiring arus zaman dan globalisasi. Kondisi demikian dieperlukan adanya manajemen (pengelolaan Sumber Daya

1

Veithzal Rivai, Manajemen sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada), 2004, Cet. Pertama, h. 6

2

.Eli Tanye, Gary Dessler, “ Manajemen Sumber Daya Manusia “, Jakarta: PT INDEKS, 2004.h.70


(12)

manusia) sehingga dalam pengembangan organisasi dapat berjalan dengan baik.

Adapun pentingnya manajemen dalam hal ini, didefiniskan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang di inginkan, atau ilmu yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu3

Oleh karena itu, pemerintah membuat undang-undang RI NO : 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, yang isinya :

1. Bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk beribdat menurut agamanya masing-masing

2. Bahwa penunaian zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonsia yang mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat; 3. Bahwa zakat merupakan perantara keagamaan untuk mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu.

4. Bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya guna serta dapat dipertanggung jawabkan;

5. Bahwa berdasarakan hal-hal tersebut pada a,b,c,dan d, perlu dibentuk undang-undang tentang pengelolaan zakat.

3

Drs.H.Malayu S.P. hasibuan, “Manjemen sumber daya manusia”, Jakarta: PT Bumi, 2003.h.1-2.


(13)

Undang-undang pengelolaan zakat ini termasuk produk hukum yang positif yang termasuk baru yang perlu di segerakan disosialisasikan dan dilaksankan oleh masyarakat.

Sesuai dengan namanya, undang-undang NO. 38 tahun 1999 lebih menekankan pada aspek pengelolaan zakat, yakni kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Di dalam undang-undang tersebut, terdapat prinsip-prinsip pengelolaan zakat.

Potensi dana filantropi islam ( zakat, infak, shadaqah dan wakaf-ZISWAF) yang besar hingga kini belum mampu mengangkat kelompok miskin dinegeri ini keluar dari kemiskinan. Hal ini secara umum disebabkan oleh dua hal mendasar, yaitu: prilaku muzakki yang masih bersifat amat karikatif, yaitu berorentasi jangka pendek, interpersonal, serta masih rendahnya kesadaran dalam membayar zakat melalui lembaga amil, masih belum optimalnya transparansi dan kredibilitas lembaga pengelola zakat sehingga belum terbangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga. Peluang pertama untuk revilitasi filantropi islam ini adalah menggugah kesadaran dan sekaligus merubah prilaku muzakki. Menggugah kesadaran ummat sangat penting karena sampai kini terdapat kesenjangan yang besar antara potensi dengan realisasi dan filantropi islam. Masih banyak ummat islam yang belum melaksanakan kewajiban zakat ini secara konsisten. 4

4

Tim Penulis IZDR, “Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia: Menuju Sinergi Pemerintah dan


(14)

Selain itu di butuhkan rekontruksi paradigm sedekah dari sedekah personal jangka pendek yang bersifat karikatif menjadi sedekah institusional jangka panjang yang lebih bersifat pemberdayaan. Hal ini penting karena filantropi islam berbeda dengan filantropi sekuler. Filantropi islam ber-dimensi social bukan privat, dimana manfaat filantropi ditjukan untuk masalah social (public goods). Peran pemerintah , MUI dan ormas-orma islam sangat dibutukan disini.

Rasanya jika salah satu institusi perzakatan melakukan sendiri proses pengelolaan zakat, akan menguras energi. Hadirinya IMZ sebagai lembaga yang berkhidmat melakukan hal ini untuk kemaslahatan banyak pihak tentu kita sambut dengan senang hati. Dukungan stakeholder perzakatan amat diperlukan terutama di bidang riset dan pelatihan. Untuk itu IMZ sebagai lembaga riset, pelatihan dan advokasi advokasi manajemen zakat dan pemberdayaan masyarakat mencoba memberikan solusi program pemberdayaan ekonomi melalui program-programnya

Menyikapi beberapa hal diatas dan untuk meningkatkan realisasi potensi zakat, ada beberapa langkah yang harus di tempuh dalam pengelolaan zakat di Indonesia, yaitu salah satunya meningkatkan kepercayaan pada lembaga-lembaga pengelolaan zakat, perlu adanya suatu peningkatan SDM-nya bagi amil amil yang akan bertugas mengelola dana zakat, agar masyarakat jelas dengan dan zakat yang mereka keluarkan.


(15)

Yang melatar belakangi adanya peningkatan SDM amil-amil zakat ini adalah agar dapat menjadikan amil-amil zakat yang handal, amanah, dan profesioanal dalam mengelola zakat.

Karena pemuda memegang peranan yang sangat penting dan strategis khususnya bagi dunia zakat. Sosok pemuda yang menggambarkan kekuatan, kegesitan, keberanian dan idealisme serta memegang peranan yang sangat menentukan. Pemuda juga sebagai ujung tombak pembangunan Indonesia yang memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan. Untuk itu IMZ sebagai lembaga pengembangan SDM, dalam setiap tahunnya mencentak Amil melalui Amil Development Program (ADP). Oleh karena itu penulis memandang perlu adanya kajian serius tentang Manajemen pengelolaan zakat yang professional Untuk menjadi pengelolan zakat yang baik dan dapat dipercaya oleh masyarakat, keadaan ini akan mengaharuskan pengelolaan zakat untuk mempunyai manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan zakat agar dapat di daya gunakan dan dapat didistribusikan, berkenaan dengan uraian diatas maka penulis tertarik mengkaji lebih jauh lagi tentang permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul “Manajemen Program ADP (Amil Devolopment Program) pada Lembaga IMZ“


(16)

B.Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasaan Masalah

Agar pembatasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu hanya Manajemen Program ADP (Amil Depelopment Program) pada lembaga IMZ.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini secara umum adalah Bagaimana manajemen program ADP (Amil Developmnet Program) pada lembaga IMZ ?

Rumusan masalah tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan Fungsi Manajemen (Perencanaan,

Pengorganisasian, Aktuating dan Pengawasan program ADP pada Lembaga IMZ?

b. Bagaimana hasil yang dicapai dari program ADP pada lembaga IMZ?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk Mengetahui secara langsung bagaimana Penerapan fungsi manajemen dari program ADP pada lembaga IMZ.

b. Untuk Mengetahui bagaimana hasil yang dicapai dari program ADP pada lembaga IMZ.

c. Sebagai tugas dan satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 ( S1).


(17)

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut Manajemen Program.

2. Sebagai tambahan literatur dan rujukan terutama yang berkaitan dengan masalah pelatihan manajemen zakat dan memberikan pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai pelatihan manajemen zakat melalui program Amil Development Program khususnya mahasiswa jurusan manajemen dakwah dan Lembaga Amil Zakat lainnya.

b. Manfaat Praktis

1. Untuk meningkatkan kesadaran dalam membayar zakat dan dapat digunakan sebagai bahan pedoman bagi pengelola-pengelola zakat lainnya, khususnya yang berhubungan dengan pelatihan Amil. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi

lembaga zakat dalam mengelola zakat

D. Tinjaun Pustaka

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis melihat dari skripsi skripsi terdahulu dengan maksud dan tujuan yang penulis teliti sekarang tidak menyamai dengan skripsi-skripsi yang terdahulu.


(18)

Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis tidak menemukan judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang hampir sama diantaranya :

1. Aminaturrahmah, Manajemen Program Dakwah pada 95,5 Fm Radio

Alaika Salam Jakarta” Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan Manajemen Dakwah, yang berisi yang membedakan skripsi ini terletak pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti.

2. Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhuafa Dalam Mengembangkan Potensi Ternak Local Di Desa Lebak Sari Sukabumi

Jawa Barat” disusun Oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarakat Isalm Uin Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Skripsi ini berisikan tentang program kampong ternak yang dilakukan oleh dompet dhuafa dalam mengembangkan potensi ternak local.

3. Evaluasi program pemberdayaan masyarakat kelurahan (ppmk) dalam pengembangan ekonomi keluarga melalui keterampilan merangkai

bunga di kelurahan pegangan menteng jakarta pusat”. Pada tahun

2007, disusun oleh mahasiswa Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarkat Islam UIN Syaraif Hidyatullah Jakarta. Skripsi ini berisi tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam mengelola keterampilan melalui merangkai bunga di kelurahan Pegangan Menteng Jakarta Pusat.


(19)

Namun dari beberapa skripsi di atas terdapat perbedaan dengan yang di lakukan oleh penulis baik dari objek kajian, pembahasan penelitian serta poin pokok permasalahan yang akan di kaji pada penelitian ini, karena dalam skripsi ini penulis menitik beratkan pada “Manajemen Program Amil Development ProgramIMZ

E. Metodologi Penelitian

Adapun cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami objek.5

1. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan Deskriftif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metedologi data deskriftif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.6

Penelitian deskriftif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar dan dibacanya (via wawancara, fhoto, video, tape, dokumen pribadi, brosur-brosur dan lain-lain) dan peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik kesimpulan.7

5

Anas Sudjana, Metoode Riset dan Metode Bimbingan skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980,h,16

6

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah. Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Pres, 2006) Cet ke-1 h. 8

7

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2001) h. 324


(20)

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data akurat dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

2. Tempat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan penulis yang bertempat diIMZ yang beralamat di Komp. Ciputat indah Permai Blok A12, Jl.Ir. H. Juanda No 50 Ciputat Tangerang Selatan Banten. 15419

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian IMZ Ciputat Tangerang Selatan, Karena Salah Satu aktifitas utamaIMZ melakukan Riset. Kajian tentang zakat dan pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan kegiatan yang terbuka untuk umum dalam pengembangan kapasitas pengelola zakat secara priodik dan berkesinambungan dalam hal ini orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan karena IMZ sendiri merupakan pencetak para pengelola zaka profesioanl guna menjadikan lembaga-lembaga pengelola zakat yang baik. Dan dapat dipercaya oleh masyarakat keadaan ini mengharuskan pengelola zakat untuk mempunyai manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai tentang Amil Zakat agar dapat di dayagunakan dan dapat disitribusikan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini adalah Bagaimana Manajemen Amil Development Program IMZ


(21)

4. Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu peneletian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan :

a. Data Primer

Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer, peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan. Pelaksanaan dapat berupa survey.8

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, brosur, majalah dan sumber informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan penunjang penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan atau survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

a. Observasi

8

Ipah Farihah, Buku Panduan PenelitianUIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: UIN Prees, 2006), h.45.


(22)

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan Manajemen ProgramIMZ dalam mempersiapkan sumber daya pengelola Zakat , baik secara langsung maupun tidak.

b. Wawancara

Wawancara (Interview) ialah Proses pencarian data dengan cara tanya jawab langsung kepada responden. Hal ini penulis akan mengadakan wawancara langsung kepada Staff Di Bidang Program Pelatihan PT IMZ Ibu Rina Guna Mendapatlkan informasi yang akurat mengenai Manajemn Amil Development Program

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peneliti mencari data berupa buku, majalah, cetakan, yang berkaitan dengan manajemen program ADP beserta mencari dan mempelajari berbagai bulletin, brosur atau jurnal yang terdapat diIMZ sebagai data pendukung dari hasil wawancara. proses pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan,buku,dokumen atau arsip-arsip milikIMZ ataupun tulisan-tulisan lain yang memiliki ketertarikan dengan bahasan penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

9

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h.53.


(23)

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis lalu diklasifikasi untuk dianalisis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini Penulis membahas mengenai pengertian Manajemen, Fungsi-fungsi Manajemen, Pengertian Program, Macam-macam Program, Tujuan Program, Evaluasi Program


(24)

Pengertian Manajemen Program, Aspek-aspek Dalam Manjemen Program, Pengertian Amil dan Pengertian Development (pengembangan)

BAB III: Gambaran Umum Tentang Lembaga IMZ

Dalam Bab ini penulis memaparkan gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari Sejarah singkat berdirinya Lembaga IMZ, visi dan Misi IMZ, Struktur Pengurus IMZ, Program-program IMZ

BAB IV: Analisis Manajemen Program Amil Development Program IMZ

Dalam bab ini penulis membahas tentang Analisis Manajemen ADP IMZ yang terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan dan pengawasan.

BAB V: PENUTUP

Menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini

BAB II


(25)

PADA LEMBAGA IMZ

A.Konsep Manajemen Program 1. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya kordinasi untuk mencapai suatu tujuan.10

Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli:

James A.F. Stoner Menyatakan bahwa “Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai upaya dari anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi demi tercapainya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan”.11

Sedangkan Malayu S.P Hasibuan berpendapat bahwa Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.12

Adapun M. Manulang berpendapat bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

10

M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grouf, 2009), Cet ke-2 h. 9

11

A.M. Kadarman dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT Prenh..allindo, 2001), h. 9

12

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.2


(26)

penggerakan dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan”.13

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya manusia lainnya untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.

Menurut H. Fayol, manajemen bukanlah bakat seseorang tetapi suatu kepandaian (skill) yang dapat dipelajari, yaitu dengan memahami teori serta prinsip-prinsip dasarnya.

1. Fungsi-Fungsi Manajemen

Selain sebagi Tool atau Alat, manejemen juga memiliki unsur lainnya, yakni sebagi subyek pelaku dan objek tidakan. Subyek pelaku manajemen tidak lain adalah Manajer itu sendiri. Sedangkan objek tindakan manajemen terdiri atas Organisasi, Sumber Daya Manusia ( SDM), dana, operasi/produksi, Pemasaran, waktu dan Obyek lainnya. Disamping itu, manajemen juga memiliki empat fungsi standar diantaranya Adapun Fungsi-fungsi manajemen menurut pendapat H. Fayol yang penulis uraikan secara singkat Fungsi Tersebut Adalah: Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Berikut Penjelasan masing-masing fungsi manjemen tersebut :

1. Perencanaan (Planning)

Planning (perencanaan) adalah menetapkan suatu cara untuk bertindak sebelum tindakan itu dilaksanakan. Perencanaan

13


(27)

merupakan fungsi paling awal yang merupakan pedoman kearah mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan perencanaan ini dapat dikurangi ketidakpastian lebih bias mengarahkan perhatian pada tujuan dan lebih memudahkan dalam pengawasan.

Perencanaan yang baik penuh dengan imanjinasi yang kuat dan pandangan kedepan yang terarah berdasarkan penilaian yang benar dengan menggunakan langkag-langkah perencanaan yang mencakup penetapan tujuan dan standar, prosedur perencanaan dan perhitungan masa depan yang diperkirakan akan terjadi dan dengan sisertai startegi pendanaan.14

Pada umumnya suatu perencanaan yang baik dilakukan, dan pencapaian tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Maka diperlukan beberapa langkah-langkah perencanaan menurut para ahli manajemen, yaitu sebagai berkut::

1) Perkiraan peramalan dan perhitungan masa depan 2) Penentuan atau penempatan tujuan

3) Penetapan tindakan-tindakan perencanaan an prioritas pelaksanaan

4) Penetapan metode 5) Penetapan lokasi 6) Jadwal

14


(28)

Djati jultiarsa dan Jhon Suprihatno menyebutkan bahwa ada beberapa manfaat perencanaan bagi setiap organisasi atau lembaga antara lain sebagai berikut:

1) Sebagai alat pengawas dan pengendalian pelaksanaan kegiatan organisasi

2) Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaan kegiatan sehingga tertib dan teratur menuju tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

3) Untuk memilih dan mentukan prioritas dari beberapa alternative pilihan yang ada

4) Untuk menghadapi dan mengurangi ketidakpastian di masa yang akan datang.15

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas yang menjadi wadah bagi seluruh kegiatan dengan jalan membagi dan mengelompokkan sautu pekerjaan yang harus dilaksankan serta mentapkan dan menunyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasinya.16

Menurut Djati Juliatriasi dan Jhon Suprihanto, pengorganisasian berasal dari kata (organum bahasa latin) yang berarti alat atau badan ada tiga ciri khusus dari suatu organisasi.

15

Abdullah Rosad Sholeh, Manajmen Dakwah Islam. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), cet ke-3.h 77.

16

Djati Julitriarsa dan Jhon Suprihanto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakrta: BPFE,


(29)

yaitu adanya sekelompok manusia, kerjasama yang harmonis dan kerjasama tersebut berdasarkan atas hak, kewajiban serta tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.17 Sedangkan menurut Sarwoto pengorganisasian berarti keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, atau wewenang sebagi suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Karena pengorganisasian adalah:

a. Penetapan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan

b. Perencanaan kelompok kerja c. Penugasan tanggung jawab

d. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugas.18

3. Penggerakan ( Actuating)

Penggerakan adalah tindakan yang menyebabkan suatu

organisasi menjadi berjalan. Juga dapat diartikan dengan “gerak atau aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer

untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan-kegiatan yang

17

J. Smith, D.F.M, Prinsip-Prinsip manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara. 1992),cet ke-2,h.128

18


(30)

ditetapkan oleh unsure perencanaan dan pengorganissian agar tujuan –tujuannya tercapai.19

Menurut George R. Terry “Penggerakan adalah merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok”.20

Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawai, member

penghargaan, memimpin mengembangkan dan member

kompensasi kepada mereka. Dalam praktiknya actuating mempunyai lima sub fungsi manajemen sebagai berikut:

1)Motivating (motivator)) 2)Pembimbingan

3)Penjalin Hubungan

4)Communicating (komunikasi) 5)Pemberi dan pelaksanaan Pembina.

4. Pengawasan ( Controlling)

Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil kegiatan, pelaksanaan, keselahan, kegagalan, untuk kemudian dilakukan perbaikan dam mencegah terulangnya kembali kesalahan-kesalahan itu, begitu juga menjaga agar

19

Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991),cet ke-8, h 49

20


(31)

pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan. Namun sebaik apapun perencanan yang ditetapkan, juga tetap memerlukan pengawasan, oleh sebab itu antara perencanaan dan pengawasan sangat erat hubungannya.Agar seluruh kegiatan organisasi berjalan dengan baik dan efektif maka fungsi pengawasan sangat dibutuhkan. Tanpa adanya pengawasan maka fungsi-fungsi yang lain tidak akan berjalan dengan baik. Menurut prosesnya maka pengawasan ( controlling) terdiri dari kegiatan-kegiatan antar lain: Menentukan standart sebagai suatu ukuran pengawasan

1) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya operasional berdasarkan rencna yang ditentukan.

2) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan. 3) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang

terjadi.21

B.Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan di laksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang , sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program. Suharismi Arikunto mengemukakan

21


(32)

program sebagai berikut: “Program adalah sederetan rencana kegiatan

yang akan dilaksakan untuk mencapai kegiatan tertentu”.22

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi program kegiatan yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program. Dari definisi manajemen dan program tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap sederatan acara atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara.

a) Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika ditinjau dari berbagai macam aspek diantaranya sebagai berikut:

1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya asdalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

2) Jebis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagianya klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan.

3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengahm dan jangka panjang.

22


(33)

4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya menyakut program yang terbatas sedangkan program luas menyagkut banyak variable.

5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh orang banyak.

6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.

b) Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh suharismi arikunto sebagai berikut: Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadiakn pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan

apa yang akan diraih.”

Tujuan program dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus . tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang sedangkan tujuan khusus outputnya menujukan jangka pendek.

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acauan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam seuatu kegiatan. Menurut S.


(34)

Nasution bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajar yang harus diakui untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.

c) Evaluasi Program

Untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang telah di capai oleh program, maka haruslah melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengukur dan menilai keberhasilan dari suatu program atau kegiatan.23

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, karena dengan evaluasi kita dapat mengukur dan menilai sesuatu sehingga kita bias menilai dari sesuatu tersebut berhasil atau tidak.

Evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, medapatkan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputuasan.

C. Konsep Manajemen Program

Manajemen Program adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen

23


(35)

program menggunakan pendekatan system dan hirarki (arus kegiatan) vertical maupun horizontal.

Dari difenisi di atas terlihat bahwa konsep manajemen program mengandung hal-hal pokok sebgai berikut:

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu, merencankan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana, dan material.

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.

c. Memakai pendekatan system (system approach to management)

d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal di samping hirarki vertical.24

Kegiatan program adalah: Suatu paket /rangkaian kegiatan, yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan untuk mencapai sasaran tertentu (yang telah digariskan dengan jelas)

24


(36)

Menurut H. Kerzner Manajemen Program adalah “Kegiatan merencanakan, menggorganisasikan, mengendalikan sumber daya

lembaga untk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan”25

Program dalam Manajemen Suatu kegiatan yg bersifat temporer untuk menghasilkan suatu produk atau layanan bersifat unik. Temporer, berarti tdk terus-menerus (rutin) Jelas tujuannya: suatu produk atau layanan

Manajemen Program diperlukan: 1. Supaya target tercapai

2. Ingin melakukan perubahan, dan atau Development

3. Memerlukan kecepatan (not business as usual)

4. Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tidak dapat dilakukan melalui birokrasi organisasi yang ada.

5. Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategik

Sedangkan Tahapan dalam Manajemen Program adalah :

1. Tahap Identifkasi (inisiasi = tahap memilih / seleksi program)

2. Desain (Perencanaan, pendanaan, penganggaran)

3. Implementasi/Pelaksanaan (organisasi,penjadwalan, mobilisasi sumber daya

25

Soeharto Iman, Manajemen Proyek: dari Konseptual sampai Operasional, Jakarta: Erlangga, 1997, cet ke-3 h.24


(37)

4. Evaluasi: -monitoring – pengendalian

5. Audit Program

6. Terminasi: Penutupan program26

Dapat diuraikan bahwa proses manajemen program dimulai dari kegiatan perencanaan hingga pengendalian yang didasarkan atas input-input seperti tujuan dan sasaran program, informasi dan data yang digunakan, serta penggunaan sumber daya yang benar dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Dalam proses sesungguhnya, pemimpin dalam lembaga mengelola dan mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan kondisi terbatas, tetapi berusaha memperoleh pencapaian paling maksimal yang sesuai dengan standar kinerja program dalam hal biaya, mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan produk akhir yang maksimal, segala macam kegiatan pada proses manajemen program direncanakan dengan sedetail dan seakurat mungkin untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan. Dan bila ada tindakan koreksi dalam proses selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak.

1. Aspek-Aspek Dalam Manajemen Program

26


(38)

Dalam manajemen program yang perlu dipertimbakan agar output program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul ketika program dilaksanakan.

Beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen program serta membutuhkan penanganan yang cermat adalah sebagai berikut:

a) Aspek Keuangan : masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan program. Biasanya berasal dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek atau panjang. Pembiayaan program menjadi sangat krusial bila program berskla besar dengan tingkat kompleksitas yang rumit,yang membutuhkan analisis keuangan yang cermat dan terencana.

b) Aspek Anggaran Biaya: masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama program berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Jika sebaliknya, akan terjadi peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses perencanaannya salah.

c) Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia: masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi SDM selama program


(39)

berlangsung yang berfluktatif. Agar tidak menimbulkan masalah kompleks, perencanaan SDM disarakan atas organisasi program yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah, proses Staffing SDM, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja, deskripsi wewenang dan tanggung jawab SDM serta penjelasan tentang sasaran dan tujuan program.

d) Aspek Manajemen Produksi: masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari program: hasil akhir program negative bila proses perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan efisiensi proses produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu.

e) Aspek Efektivitas Dan Efisiensi: Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk yang dihasilakan tidak terpenuhi/ tidak efektif atau dapat juga terjadi bila factor efisiensi tidak terpenuhi, sehingga usaha produski membutuhkan biaya yang besar.

f) Aspek Pemasaran: masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan factor eksternal sehubungan dengan persaingan harga strategi promosi, mutu produk serta analisi pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan.


(40)

g) Aspek Mutu: masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.

Sebuah sistem manajemen program menyediakan kerangka kerja untuk pengimplementasian kegiatan-kegiatan program dalam organisasi. Sebuah sistem yang baik, akan menjamin keseimbangan kebutuhan pada organisasi tersebut. Melalui pembatasan yang jelas dalam hal wewenang, pengalokasian sumber-sumber daya dan juga pengintegrasian hasil antara program dan organisasi induk. Banyak lembaga yang menghadapi masalah ketika mencoba membentuk sebuah organisasi program yang baru padahal pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/ kegiatan utama perusahaan. Hal ini karerna, umumnya organisasi didesain untuk mengifiesienkan kegitan-kegiatan yang akan dilakukan. Efisiensi tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas ke dalam bentuk yang sederhana dan aktivitas berulang-ulang. Padahal, program sering melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan kerja yang berbeda-beda.

Permasalahan juga sering timbul karena kebanyakan program merupakan multidisiplinari, dan dikoordinir oleh berbagai macam tenaga ahli. Sebagai contoh; program Development sebuah produk baru, akan melibatkan personalia-personalia dari bidang desain, pemasaran, manufaktur dan financial.


(41)

2. Pentingnya Manajemen Program

Manajemen program kini merupakan sebuah manajemen yang dibutuhkan secara khusus. Masa mendatang menjajikan satu peningkatan peran manajemen program dalam mendukung organisasi-organisasi kearah strategis. Adapun beberapa alas an yang menguatkan pentingnya manajemen program yakni:

1. Kompresi daur hidup produk

Manajemen program semakin penting karena daur hidup produk semakin pendek. Sebagai contoh: pada masa dahulu, siklus kehidupan sebuah produk bias mencapai 10 hingga 15 tahun. Namun saat ini industry berteknologi tinggi memiliki siklus daur hidup rata-rata 1,5 sampai 3 tahun. Siklus yang semakin pendek ini akan memaksa produsen untuk secepat mungkin memasarkan produk mereka.

Oleh karenanya, kecepatan menghasilkan produk merupakan sebuah keuntungan kompetitif, sehingga banyak organisasi yang mengendalkan fungsi silang dari tim-tim program untuk mendapatkan produk dan jasa baru dengan secepat mungkin.

2. Kompetisi global

Saai ini, permintaan pasar tidak hanya pada produk dan jasa yang murah tetapi juga pada produk dan jasa yang terbaik. Inilah yang mengakibatkan timbulnya sertifikasi ISO yang merupakan suatu persyaratan dalam menjalankan bisnis. ISO merupakan standar internasional untuk


(42)

manajemen mutu dan jaminan mutu. Standar internasional ini mencakup perancangan, pembelian, jaminan mutu, dan proses pengiriman mulai dari perbankan sampai manufaktur. Manajemen mutu sangat berkaitan dengan manajemen program. Kebanyakan awal dari teknik manajemen program berada pada ruang lingkup manajemen mutu.

3. Focus pada pelanggan

Peningkatan kompetisi harus difokuskan pada kepuasan pelanggan. Pelanggan tidak lagi mengingingkan produk dan jasa-jasa yang umum. Mereka menginginkan produk dan jasa yang dapat benar-benar memenuhi kebutuhan mereka. Persyaratan ini sangat memutuhkan hubungan kerja sama yang lebih dekat antara produsen dan konsumen. Eksekutif-eksekutif keuangan dan sales representative dapat berperan sebagai pemimpin program ketika focus program adalah pemenuhan kebutuhan dan permintaan dari pelanggan.

Sebuah sistem manajemen program menyediakan kerangka kerja untuk pengimplementasian kegiatan-kegiatan program dalam organisasi. Sebuah sistem yang baik, akan menjamin keseimbangan kebutuhan pada organisasi tersebut. Melalui pembatasan yang jelas dalam hal wewenang, pengalokasian sumber-sumber daya dan juga pengintegrasian hasil antara program dan organisasi induk. Banyak lembaga yang menghadapi masalah ketika mencoba membentuk sebuah organisasi program yang baru padahal pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/ kegiatan utama perusahaan. Hal ini karerna, umumnya organisasi didesain


(43)

untuk mengifiesienkan kegitan-kegiatan yang akan dilakukan. Efisiensi tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas ke dalam bentuk yang sederhana dan aktivitas berulang-ulang. Padahal, program sering melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan kerja yang berbeda-beda.

Permasalahan juga sering timbul karena kebanyakan program merupakan multidisiplinari, dan dikoordinir oleh berbagai macam tenaga ahli. Sebagai contoh; program Development sebuah produk baru, akan melibatkan personalia-personalia dari bidang desain, pemasaran, manufaktur dan financial.

Menurut D.I Cleland dan W.R. King berpendapat lebih jauh, yaitu menyarankan agar dipertimbangkan untuk menggunakan manajemen program bila menghadapi situasi berikut:

Menyangkut Reputasi Perusahaan: Bila keberhasilan atau pelaksanaan (implementasi) sesuatu kegiatan berperngaruh besar terhadap reputasi perusahaan, maka dianjurkan untuk menggunakan manajemen program. Hal ini karena pendekatan ini memungkinkan mobilisasi tenaga dan sumber daya lain secara efektif.

Derajat keterkaitan dan ketergantungan yang amat besar: bila tujuan usaha harus dicapai dengan melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan kerja sama erat dari berbagai bidang internal maupun


(44)

eksternal organsasi, maka akan terasa perlunya arus horizontal dan penanggung jawab tunggal

Besarnya ukuran kegiatan: bilamana volume kegiatan suborganisasi secara subtansial melebihi beban normal pada kurun waktu tertentu sehingga untuk melaksanakannya memerlukan tambahan sumber daya.27

D. Konsep Amil Zakat

a. Pengertian Amil Zakat

Amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas oleh penguasa atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib zakat, mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya. Dengan kata lain amil adalah badan atau lembaga atau panitia yang mengurus dan mengelola zakat, terdiri dari orang-orang, yang diangkat oleh pemerintah atau masyarakat.28

Yang disebut amil adalah orang atau lembaga yang mendapat tugas untuk mengambil, memungut, dan menerima zakat dari para muzakki, menjaga dan memeliharanya untuk kemudian menyalurkannya kepada para mustahiknya.29

Menurut M.Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan amil zakat ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat. Mulai

27

Nurhayati, Manajemen Pronyek (Yogyakrta: Graha Ilmu, 2010), h.8

28

Lili Bariadi dkk, Zakat dan Kewirausahaan, (Ciputat: Center For Enterpreneurship Develoment, 2005), cet-1 h. 12-13

29

Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq Sedekah, (Jakarta: Gema


(45)

dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari pencatatan sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat dan membagi kepada para mustahik.30

Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan, semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat yaitu soal sensus terhadap orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya, juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta para pembantunya.31

Seorang amil haruslah yang diangkat sebagai petugas oleh pemerintah. Pendapat ini dikemukakan oleh beberapa para ulama khususnya Abu Zahrah. Menurutnya, amil adalah mereka yang bekerja untuk pengelolaan zakat, menghimpun, menghitung, mencari orang-orang yang butuh (mustahiqqin) serta membagikan kepada mereka.32

b. Syarat-syarat Amil

Dalam mengumpulkan zakat diperlukan petugas yang disebut dengan amil. Siapa yang berhak menjadi amil. Berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang amil zakat :

30

M.Yusuf Qardawi, Hukum zakat, studi komparatif mengenai status dan Filsafat zakat berdasarkan Quran Dan Hadits, Terjemahan Bahasa Indonesia. (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 1973), h. 545

31

Ibid, h. 546 32

M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an :Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat.(e d), Ihsan Ali Fauzi, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. Ke 1, H. 326


(46)

a) Hendaknya ia seorang muslim, sebab zakat adalah urusan internal kaum muslim. Islam menjadi syarat bagi segala urusan mereka.

Ibnu Qudamah mengatakan, “ setiap pekerjaan yang memerlukan

syarat amanah (kejujuran) hendaknya disyaratkan Islam bagi pemeluknya, seperti menjadi saksi. Karena itu, urusan kaum muslim, pengurusnya tidak dapat diberikan pada non muslim, seperti halnya urusan-urusan lain, atau berkaitan dengan hal itu”.

Umar berkata, “ janganlah kalian serahkan amanah itu pada mereka, karena mereka telah berbuat khianat kepada Allah”. Umar

menolak seorang nasrani dipekerjakan oleh Abu Musa sebagai penulis zakat. Karena zakat itu adalah rukun islam yang utama. b)Hendaklah petugas zakat itu seorang mukallaf, yakni orang dewasa

yang sehat akal fikirannya.

c) Petugas zakat hendaklah orang yang jujur, karena ia diamanati harta kaum muslim. Janganlah petugas zakat itu orang fasik lagi tak dapat di percaya. Sebab ia akan berbuat zhalim pada para pemilik harta.

d)Memahami hukum-hukum zakat. Para ulama mensyaratkan petugas zakat itu paham terhadap hukum zakat. Sebab bila ia tidak mengetahui hukum, maka tidak mungkin mampu melaksanakan pekerjaannya, dan tentu akan lebih banyak melakukan kesalahan. Masalah zakat membutuhkan pengetahuan tentang harta yang wajib dizakati dan yang tidak wajib dizakati. Urusan zakat juga


(47)

memerlukan ijtihad tentang masalah yang belum diketahui hukumnya, agar hukum menjadi jelas.

e) Kemampuan untuk melaksanakan tugas. Petugas zakat hendaklah memenuhi syarat untuk melaksanakan tugasnya, dan sanggup memikul tugas itu.

Disebutkan dalam Al-Qur‟an :

            

Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil

bekerja (dengan kita) ialah orang yang kuat lagi di

percaya”. (Al-Qashash/28:26)

Demikian pula Nabi Yusuf a.s. berkata kepad raja : “ Jadikanlah

aku bendaharawan negara (Mesir) karena sesungguhnya aku orang

yang pandailagi berpengetahuan”. Kata penjaga (hifdzu) berarti dapat

dipercaya. Kata ilmu, berarti mampu dan ahli. Kedua syarat itu adalah asas segala pekerjaan yang berhasil. Disyaratkan laki-laki dan tidak boleh wanita dipekerjakan sebagai amil zakat.33

c. Wewenang dan Tugas Amil

Pada awal Islam, para amil diangkat langsung oleh Rasulullah Saw. Tetapi pada masa pemerintahan Utsman R.a, kebijaksanaan pengumpulan zakat diubah. Harta yang dizakati dibagi dalam dua kategori, yaitu amwal zhahirah (harta benda yang dapat diketahui jumlah atau nilainya oleh pengamat, seperti kekayaan yang berbentuk

33

M. Djamal Doa, Pengelolaan Zakat Oleh Negara : Untuk Memerangi Kemiskinan, (Jakarta: Korpus, 2004), h. 22


(48)

binatang atau tumbuhan) dan amwal bathiniyah (harta yang tidak dapat diketahui oleh pemiliknya sendiri). Pada masa Nabi Saw, lpara sahabat menyerahkan amwa bathiniyah itu kepada beliauuntuk kemudian beliau serahkan kepada amil agar dibagikan sesuai dengan petunjuk agama. Tetapi pada masa Utsman, karena harta kekayaan sedemikian melimpah dan demi kemaslahatan umum, beliau mengalihkan wewenang pembagian kepada pemilik harta secara langsung. Pengalihan ini tidak mencabut wewenang iman untuk maksud tertentu.

Di sini, walaupun al-muzakki telah memperoleh wewenang dari penguasa dalam tugasnya sebagai amil zakat, tetapi wewenang itu hanya menjadikannya sebagai wakil dari iman atau pemerintah Fakhruddin Al-Razi dalam tafsirnya ketika menafsirkan surat

At-Taubah/9:60, menulis : “ Ayat ini menunjukkan bahwa iman atau yang

ditugaskannya berkewajiban mengumpulkan dan membagi-bagikan

zakat”. Buktinya adalah bahwa Allah menetapkan petugas-petugas untuk maksud tersebut.34 Ini dikuatkan lagi dengan surat At-Taubah/9:103.

Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan kepadanya. Juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi hal-hal lain

34

M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an :Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat.(e d), Ihsan Ali Fauzi, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. Ke 1, H. 327


(49)

yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta para pembantunya.

Istilah jabatan amil zakat yang digunakan pada masa Rasulullah Saw yaitu:

Katabah: bagian yang diserahi tugas untukmencatat para wajib zakat.

Hasabah: bagian yang diserahi tugas untuk memaksir, menhitung zakat.

Jubah: bagian yang diserahi tugas untuk menarik, mengambil zakat dari para muzaki.

Qasamah: bagian yang diserahi tugas untuk menyalurkan zakat kepada Mustahik.35

Dari pembagian tugas tersebut tercermin bahwa sejak zaman

Rasulullah ternyata pengelolaan zakat diserahkan kepada “amil” dan

telah dilaksanakan dengan sistem manajemen secara profesional dan effektif sehingga mencapai sasaran tujuan zakat itu sendiri, baik untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, maupun dalam upaya menghindari kesenjangan sosial dan meningkatkan

kesejahteraan umat “amil” tersebut disejajarkan dengan lembaga -lembaga pemerintah pada waktu itu, setara dengan kantor bendahara Negara saat ini yang mengurus harta kekayaan Negara.

35

Ali yafie, dkk, Problematika Zakat Kontemporer: Artikulasi Proses Politik Sosial Bangsa, (Jakarta: FOZ, 2003), Cet. Ke-1, H. 75


(50)

Di zaman sekarang sarana zakat irtu dapat dibagi kedalamdua urusan pokok. Tiap urusan mempunyai seksi dan bagian. Pertama: urusan penghasil (pengumpul) zakat. Kedua: urusan pembagi zakat.36

Para pemgumpul bertugas mengamati dan menetapkan para muzakki, menetapkan jenis-jenis harta mereka yang wajib dizakati, dan jumlah yang harus mereka bayar. Kemudian mengambil dan menyimpannya untuk diserahkan kepada petugas yang membagikan apa yang telah mereka kumpulkan itu.

Disini para pengumpul sangat memerlukan pengetahuan tentang hukum-hukum zakat, misalnya hal yang berkaitan dengan jenis harta, kadar nishab, haul, dan sebagainya.

Para pembagi bertugas mengamati dan menetapkan, seteelah pengamatan dan penelitian yang seksama, siapa saja yang berhak mendapatkan zakat, perkiraan kebutuhan mereka, kemudian membagikan kepada masing-masing yang membutuhkan dengan pertimbangan jumlah zakat yang diterima adna kebutuhan mereka masing-masing.

Disini para amil lebih banyak harus menegtahui petunjuk-petunjuk agama menyangkut tugas-tugasnya, seperti misalnya siapa yang dimaksud dengan fakir dan miskin, apa syarat-syarat yang harus terpenuhi untuk dinamai fakir, miskin, gharim, ibn sabil, al-mu‟allaf qulubuhum, dan sebagainya. Para amil yang bertugas diharapkan menegtahui tata krama pembagian harta zakat, serta doa-doa yang

36

Salman Harun, dkk, Hukum Zakat: Study Komparatif MengenaiStatus dan Filsafat


(51)

berkaitan dengan tugas-tugasnya, karena hal ini mempunyai arti yang tidak kecil, bukan saja bagi para pemberi dan penerima, tetapi juga bagi kesempurnaan ibadah zakat disisi Allah SWT.

E. Konsep Development

a. Pengertian

Berbicara masalah Development sebenarnya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kulitas. Pengertian kuantitas menyangkut jumlah Sumber daya Manusia , kuantits Sumber daya Manusia tanpa di sertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan suatu organisasi.

Development secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sedangkan mengembangkan sendiri adalah membuka lebar-lebar, mengembentangkan menjadikan besar, menjadikan maju ( baik, sempurna, dan sebagainya).37 Berdasarkan pengertian tersebut Development adalah proses menjadikan sesuatu agar lebih banyak dan baik.

Menurut pendapat Isbandi Rukminto Adi, “ Development Bisa

disebuat juga dengan pemberdayaan.” Pemberdayaan adalah

mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menajdi mempunyai daya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan pada intinya membahasa bagaimna individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

37

Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa Indonesia (Jakarta:Balai pustaka, 1997)cet. Ke-9,h.414


(52)

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Pemberdayaan juga suatu preoses yang relatif terus berjalan untuk menngkatkan kepada perubahan.38

Menurut Kellogg Development sebagai suatu perubahan dalam orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja ebih efektif. Hasil Development adalah pegawai memilili pengetahuan atau informasi baru, dapat menerapkan pengetahuan lama dengan cara baru, atau memepunyai minat yang lebih besar untuk menerapkan apa yang di ketahui.

Adapun pengertian Development menurut beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut Manulang bahwa Development adalah : program yang khusus dirancang oleh suatu organisasi dengan tujuan membantu karyawan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan memperbaiki sikapnya.39

Menurut Malayu Hasibuan, Development adalah “ suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritas, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan

melalui pendidikan dan pelatihan”40

Menurut Michael Hariss yang dikutip oleh Marihot Tua Efendi

mengemukakan bahwa Development adalah “ usaha yang terencana

38 Isbandi Rukminto Adi, “ pemberdayaan,

Development Masyarakat dan investasi

komunitas,” (Jakarta : Fak.Ekonomi UI 2001) ,cet Ke-I, h 32-33

39

M.Manullang, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.ke-15, h.147.

40

Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: Bumi Aksara,2000), cet. Ke -1,h.68.


(53)

dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai41

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Development dimaksudakan untuk menjadikan suatu yang kurang berkembang atau tidak berkembang menjadi berkembang, maju dan lebih baik.

b.Langkah-langkah Development

Agar berbagai pengembangan dapat dipetik semaksimal mungkin, berbagai langkah ditempuh . para pakar development/pengembangan pada umumnya sudah sependapat bahwa langkah-langkah dimaksud terdiri dari tujuh langkah, yaitu sebagi berikut:42

a. Penentuan kebutuhan

Meruapakan kenyataan bahwa anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pengembangan/ development meruapakan beban bagi lembaga. Oleh karena itu agar penyediaan anggaran tersebut sungguh-sungguh dapat dibenarkan , perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa kegiatan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata dieperlukan. Artinya pengembangan tentu hanya diselenggarakan apabila kebutuhan untuk itu memang ada. Penentuan kebutuhan itu mutlak perlu didasarkan pada analisis yang tepat.

41

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber daya manusia, ( Jakarta :PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h.168.

42

Sondang P. Siagian, Manajamen Sumber Daya Manusia, (Jakarat: Bumi Aksara, 2001), cet.ke-9,h.186-191


(54)

b. Penentuan sasaran

Berdasarkan analisis akan pengembangan berbagai sasaran diterapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat teknikal akan dapat pula menyangkut keprilakuan. Atau mungkin juga kedua-duanya. Berbgai sasaran tersebut harus dinyatakan sejelas dan sekongkret mungkin, baik bagi para pembimbing maupun bagi peserta.

c. Penentuan program

Dalam program pengembangan harus jelas diketahui apa yang ingin dicapai adalah mengajarkan keterampilan tertentu yang pada umumnya berupa keterampilan baru yang belum dimiliki oleh para pekerja padahal diperlukan dalam pelaksanaan tugas dengan baik. Mungkin pula pelaksanaan program pengembangan dimaksud untuk mengajarkan pengetahuan baru.

d. Prinsip –prinsip belajar

Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan sebgai tolak ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang diterapkan dalam suatu program pengembangan. Dengan perkataan lain, yang diharpkan terjadi ialah berlangsungnya proses belajar mengajar dengan cepat karena peserta pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yang diterapkan tepat.


(55)

Perlu diketahui bahwa sesunggugnya penyelenggaraan program pengembangan sangat situasional sifatnya. Artinya, dengan penekanan pada perhitungan kepentingan lembaga dan kebutuhan para peserta, penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas di muka dapat berbeda dalam aksentuasi dan intensitasnya yang pada gilirannya tercermin pada penggunaan teknik-teknik tertentu dalam proses belajar mengajar.

f. Penilain pelaksanaan program

Pelaksanaan suatu program pengembangan dapat dikatakan berhasil apabila dalam diri para peserta pengembangan dapat dinyatakan berlangsung dengan baik apabila terjadi paling sedikit dua hal,yaitu peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas serta perubahan prilaku yang tercermin pada sikap, disiplin dan etos kerja.

c. Jenis-jenis Development

Jenis Development dikelompokkan atas Development secara informal dan Development secara formal.

Development secara informal yaitu karyawan atas keinginan dan usaha sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literature yang ada hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.

Development secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut berkeinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan


(56)

kemapuan kerjanya. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena kerja karyawan semakin besar, disamping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.

Development secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan. Development secara formal dilakukan persuhaan karena tuntutan pekerjaan saat ini ataupun masa dating, yang sifatnya non karier peningkatan karier seorang karyawan.


(57)

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA IMZ

A. Sejarah Berdirinya IMZ

IMZ adalah sebuah lembaga konsultan pemberdayaan dan manajamen organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang pelatihan konsultasi dan pendampingan, serta riset dan advokasi zakat. Dimana IMZ didirikan pada 31 bulan Desember 1999 dengan nama Institut Manajemen Zakat, IMZ kemudian berubah nama menjadi Indonesia Magnifiecence Of Zakat pada tanggal 25 februari 2009 setelah bergabung dengan Circle Of Informastion and Development (CID).tepat pada tanggal 31 Desesember IMZ hadir dengan logo baru dan meneguhkan diri menjadi lembaga konsultasi pemberdayaan dan manajemen organsiasi nirlaba.43

Pendirian lembaga ini dilatarbelakangi keberhasilan Yayasan Dompet Dhuafa Republika dalam menggalang dan menyalurkan zakat, infaq, sedekah. Keberhasilan itu memicu pemikiran dan ide untuk membuat lembaga serupa di daerah lain atau memberdayakan lembaga yang sudah ada. Kita melihat bahwa problema sosial yang ada di masyarakat Indonesia ini sangat besar dan sangat luas sehingga tidak mungkin diatasi Dompet Dhuafa sendirian. Sebagai mantan manajer keuangan di Dompet Dhuafa, dan teman-teman kemudian mencoba untuk menciptakan berbagai lembaga sejenis yang pada suatu saat nanti bisa bersinergi untuk sama-sama mengatasi masalahsosial masyarakat kita.

43


(58)

B. Aktifitas Lembaga IMZ

IMZ tersendiri memiliki Pelatihan: Merupakan program penguatan kapsitas organisasi nirlaba yang diselenggarakan secara komperatif dan integrative. Dirancang bagi parktisi, pemerhati dan akademisi yang inigin mengetahui dan memahami segala aspek manajemen organisasi nirlaba bentuk public Training, Excutive Training dan Short Crourse. 44

Konsultasi dan Pendampingan: Program yang diarahkan untuk penguatan kapasitas organisasi nirlaba dengan komprhensif dan integrative yang diadakan secara ekslusif. Konsultasi atau program dlaksanakan berdasarkan permintaan dan kebutuhan mitra. program ini mencakup analisis kebutuhan pengetahuan dan keterampilan SDM hingga manajemen Organisasi.

Riset: Salah satu hasil karya yang diekeluarkan adalah Indonesia Zakat and Development Report ( IZDR), yang menyediakan laporan kinerja zakat secara nasioanl, dampaknya pada pengentasan kemiskinan dan pronyeksi kinerjanya di tahun mendatang. Selain itu juga dilakukan riset-riset terkait isu kemiskinan, kaji dampak program pengembangan masyarakat, sosio-ekonomi Zakat serta survie opini public.

Advokasi dan kajian-kebijakan: Advokasi yang di lakukanIMZ menitikberatkan pada diseminasi informasi serta subtansi bahan kepada masyarakat/public.IMZ juga melakukan pemantauan terhadap kebijakan di tingkat nasional, regional, maupun local yang memiliki keterkaitan langsung

44


(59)

dengan pengembangan isu pengentasan kemiskianan dan zakat.IMZ bersama stakeholder zakat dan OMZ lainnya telah melakukan pengawalan atas proses pengesahan UU pengelola Zakat, UU Fakir Miskin, dan peraturan daerah mengenai pengelolaan Zakat.

Penerbitan jurnal dan buku: Penerbitan jurnal zakat dan Emprowing yang merupakan terbitan berkala tengah tahun dalam bahasa Indonesia –Inggris. Selain itu IMZ juga menerbitkan buku-buku bertemakan Zakat dan isu kemiskinan baik secara kontekstual maupun lesson learned dan best practised pengelolaan zakat dalm tataran nasionl dan global.

Layanan Perpustakaan: Merupakan fasilitas yang di sediakan sebagai bentuk layanan CSRIMZ kepada public. Layanan perpustakaanIMZ menyediakan berbagai macam koleksi buku kliping dan referensi lain mencakup manajemen organisasi nirlaba, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, ekonomu islam, ekonomu umum, perbankkan Syariah, fiqih, zakat-infaq-shadaqoh dan wakaf, filantrofi maupun manajemen secara umum. Layanan perpustakaanIMZ terbuka untuk mahasiswa dan umum tanpa dipungut Biaya.45

45


(60)

C. Visi dan Tujuan Pendirian lembaga IMZ

Tujuan pendirian IMZ tercermin dalam visi dan misi IMZ itu sendiri. Adapun visi dan misi IMZ adalah sebagai berikut:

1. VISI

Menuju Lembaga konsultasi pemberdayaan masyarakat dan manajemen Organisasi nirlaba berkelas dunia yang menjadi referensi dan kebanggaan penggunaan jasa, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya.

2. MISI

a. Mengengksplorasi kebutuhan pasar melalui aktifitas riset dari kajian yang dapat menjadi landasan perbaikan pengelola organisasi secara terus menerus.

b. Menguatkan kapasitas manajemen organisasi nirlaba melalui pelatihan dan konsultasi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

c.Melakukan edukasi public yang mendorong terciptanya tata kelola masyarakat berkeadilan.

d. Membangun jaringan yang bersinergi untukmewujudkan komunitas global yang berkarakter dalam melakukan perubahan.


(61)

Encourage The Capacity For Social Change

D. Program-program IMZ

IMZ tersendiri memiliki aktifitas program tersendiri , dianatara aktifitas tersebut adalah:

1. Pendidikan dan Pelatihan

Di dalam program ini diajarkan dan dilatihkan berbagai ilmu praktis, seperti: aturan syariah Islam mengenai zakat, peraturan perundang-undangan, membangun kelembagaan, strategi fundraising, strategi pendayagunaan, manajemen keuangan, dan akuntansi untuk LPZ. Untuk pelatihan, saat ini kami menjalankan berbagai macam pelatihan yang dibutuhkan oleh lembaga zakat. Kita membuat paket pelatihan fikih manajemen zakat. Pelatihan ini kita namakan basic knowledge atau pengetahuan dasar bagi setiap pihak/setiap orang yang ingin menjadi pengelola zakat/dana sosial pada khususnya.

Paket pelatihan yang kedua adalah paket spesialisasi. Ada tiga paket spesialisasi, yakni paket strategi fundraising zakat, paket strategi pendayagunaan dana-dana zakat, infaq dan sedekah, dan wakaf, serta paket pelatihan akuntansi dan manajemen keuangan untuk Lembaga Pengelola Zakat. Pelatihan itu

Dilakukan secara reguler maupun melalui in house training apabila ada lembaga zakat yang meminta pelatihan secara khusus. Pelatihan ini telah meluluskan alumni dari tahun 1999 sebanyak lima ribu peserta yang tersebar mulai dari Aceh sampai ke Timika. Sementara lembaga yang menjadi jaringan


(62)

kita lebih kurang Lembaga Pengelola Zakat yang ada di seluruh Indonesia. Untuk dibidang pendidikan, kami punya target akan membentuk semacam pendidikan tinggi untuk manajemen zakat. Kita sudah mencoba kaji ke departemen Agama dan Kopertis untuk mendapatkan izinnya, tapi ternyata belum bisa terakomodir.

2. Konsultasi

Program ini mencakup berbagai kegiatan konsultasi beserta berbagai aspeknya, seperti: pendirian lembaga, pengembangan program, pembuatan sistem operasi dan prosedur (SOP), komputerisasi sistem informasi manajemen. Ada beberapa pelayanan yang bisa kita berikan kepada Lembaga Pengelola Zakat. Pertama, membantu pendirian lembaga atau institusional building. Pelayanan lainnya adalah pengembangan programnya, pembuatan sistem operasi dan prosedur (SOP). Kita juga mengembangkan program komputerisasi dan pada saat ini kita berhasil membuat software akuntansi untuk pengelola zakat, yang juga cocok untuk lembaga nirlaba lainnya, seperti LSM, yayasan-yayasan, partai politik maupun pemerintah. Sistem ini memang berbeda dengan standar akuntansi yang diterapkan di akuntansi yang diterapkan di perusahaan yang profit oriented. Kita menyebutnya fund accaounting atau akuntansi dana.

3. Riset

Melalui bidang ini IMZ melakukan berbagai kajian dan advokasi, seperti: peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan zakat. Kami telah melakukan lobi dan pertemuan dengan berbagai pihak departemen Agama maupun DPR khususnya komisi VI yang menghasilkan berbagai peraturan.


(63)

Salah satu yang kami hasilkan adalah keputusan dirjen Bima Islam dan Urusan Haji tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat, Untuk membentengi berbagai penyimpangan dalam pengelolaan zakat, kami juga mendorong dibuatnya kode etik untuk Lembaga Pengelola Zakat. Konsep draftnya yang sudah kita gulirkan kepada teman-teman praktisi dan sekarang tengah dibahas bersama.

4. Publikasi

IMZ juga menerbitkan berbagai buku yang dapat digunakan sebagai referensi dan panduan bagi setiap LPZ dalam mengelola lembaganya secara

baik. Saat ini buku yang telah diterbitkan adalah: buku “Akuntansi dan

Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelola Zakat” dan buku “Panduan

Zakat Praktis”. Buku ini merupakan panduan praktis untuk pengelola ZIS

dalam mengelola lembaga dan program-programnya.

Selain itu IMZ juga mengadakan seminar-seminar tentang pengelolaan zakat dan membuat sarana publikasi yang lain, yaitu melalui website (homepage), dengan alamat http://www.imz.or.id. Dalam website tersebut dimuat kegiatan-kegiatan IMZ serta berbagai informasi yang terkait dengan zakat di Indonesia, termasuk kegiatan LPZ-LPZ yang telah menjalin kemitraan dengan IMZ. Di luar itu, kami juga melakukan aliansi dengan media untuk melakukan publikasi secara bersama. Strategi ini ditempuh karena salah satu kendala yang dihadapi dalam penerbitan adalah biaya publikasi cukup mahal.46

46


(64)

E. Struktur Organisasi LEMBAGA IMZ

IMZ berbentuk PT yang struktur organisasinya mengambil pola dasarsesuai dengan organisasi lembaga pendidikan menggunakan kaidah-kaidah good corporate governance. Adapun struktur organisasinya dapat digambarkan sebagai berikut

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA IMZ

Pelatihan Riset Konsultasi Advokasi

Manajer Pelatihan, Riset & Konsultasi

Direktur

Manajer Keuangan, SDM & Umum

Keuangan Kesekretariatan Umum Komunikasi

OB Staff Staff

Pengeloaan Website, Press release, brand

image

Koordinator Program

IHT, Konsultasi Pendampingan

IZDR, Jurnal, Publikasi, Riset Program, Advokasi

Public Training, ADP, Dai Pemberdaya


(65)

Area Kerja dan Fungsi dari struktur lembaga IMZ

A. Pelatihan, Riset dan Konsultasi 1. Pelatihan

a) Mengkresi program training, pelatihan, seminar.

b) Melakukan publikasi massif untuk menyasar common market.

c) Menentukan strategi pencapaian sesuai target yang ditentukan.

2. Konsultasi

a) Melakukan pendekatan langsung kepada pengguna jasa potensial.

b)Mengkreasi program khusus dan ekslusif sesuai kebutuhan pengguna jasa.

c) Menerima order konsultasi dan pendampingan penyusunan sop, sistem, dll.

d)Menyusun program lanjutan public training. 3. Riset, Advokasi dan Informasi Zakat

a) Menerima order riset dan penelitian

b)Mengelola database dan informasi perzakatan

c) Mengeksplorasi data zakat untuk bahan riset dan sebaliknya d)Menerbitkan dan menjual buku, jurnal, dll


(66)

B. Komunikasi

a. Menyiapkan sarana dan tools komunikasi

b. Membangun jaringan media/lembaga/public relation c. Membangun brand image

d. Mengelola website e. Mengelola perpustakaan C. SDM, Keuangan dan Umum

1. Manajemen sdm dan kesekretariatan: a) Menyusun kebijakan SDM

b) Manajemen SDM :

1. Man power planning 2. Rekruting

3. Developing , training dan motivating 4. Kompensasi

5. Evaluasi /penilaian kinerja

c) Kesekretariatan , data center dan pengarsipan d) Pelayananan tamu/pengunjung

2. Manajemen Keuangan

a) Menyusun kebijakan keuangan b) Menyusun Anggaran

c) Mengorganisasi alur transaksi keuangan d) Menyediakan informasi keuangan (laporan)


(67)

3. Manajemen Asset & Public Servis :47

a) Menyusun kebijakan asset dan publik servis b) Membuat perencanaan asset

c) Standarisasi, labelisasi dan inventarisasi aset d) Perawatan dan perbaikan aset

e) Mutasi dan pengafkiran aset f)Menyusun jadwal kerja ob/cs

g) Pengawasan kerja cs dengan check-list form

47


(68)

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM ADP LEMBAGA IMZ

A. Aktifitas POAC Program ADP lembaga IMZ

Dalam sebuah Lembaga atau organisasi, jika menginginkan segala tujuan dan program dapat tercapai maka hendaknya penerapan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan) harus dilaksanakan dengan baik, manakala kepengurusan IMZ menggunakan manajemen yang baik, ada banyak manfaat yang akan di perolehnya. Pertama, tujuan atau target terciptanya kemajuan IMZ dalam mengembangkan sumber daya manusia sehingga terlahirnya Amil-amil yang memiliki pengetahuan yang luas, yang hendak dicapai akan terumuskan dengan jelas dan matang, karena salah satu fungsi utama manajemen adalah perencanaan, kedua, usaha mencapai tujuan pengembangan amil bisa dilaksankan secara bersama-sama dengan kerja sama yang baik melalui koordinasi yang rapi, sehingga meskipun tugas atau pekerjaan sebagai pengurus, dapat dilaksanakan dengan ringan, ketiga, dapat dihindari terjadinya tumpang tindih antara pengurus yang satu dengan lainnya, karena dalam kepengurusan akan diejelaskan porsi pekerjaan yang harus dikerjakan dan tanggung jawab yang diemban. Keempat, pelaksanaan tugas-tugas untuk memajukan Program ADP dapat dilaksanakan secara efektif dan efiesien. Kelima, pengontrolan dan evaluasi bisa dilaksankan dengan menggunakan standard dan tolak ukur yang jelas.


(69)

Keenam, gejala penyimpangan kerja dapat dihindari, karena mudah mendeteksinya dan bila penyimpangan betul-betul terjadi bisa dihentikan.

Hal ini harus disadari oleh para pengurus IMZ, sehingga dalam pelaksanaannya para pengurus tidak ambil resiko untuk keluar dari fungsi-fungsi manajemen, artinya fungsi-fungsi manajemen sangat dibutuhkan dan penting untuk diterapkan lembaga IMZ.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 2 beberapa teori tentang manajemen secara garis besar (umum), seperti manajemen yang telah di terapkan oleh para ahli, pada garis besar manajemn umumnya mempunyai unsur-unsur yaitu: Man, Materi, Machine, Metode, Market. Faktor Man atau sumbernya manusia yang mengelola memang sangat diperlukan guna dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, faktor materi yakni lahan garapan hendaknya diorganisir juga harus jelas, faktor money juga tak kalah pentingnya ini semua akan berjalan dengan baik dan yang menckupi, faktor mesin yang dijadikan sebagai penggerak organisasi dibutuhkan tenaga ahli yang memang berkompeten dalam bidangnya, faktor metode seperti yang banyak ditemui dalam berbagai aspek yang menyangkut pengajaran, metode yang tepat untuk mentransfer keilmuan merupakan hal penting untuk diperhatikan agar dapat tercapai Output-input yang memuaskan, faktor market yaitu sasaran yang hendak dituju dalam organisasi itu sendiri.

Sedangkan yang terlihat pada manajem ADP diatas ada beberapa pokok yang mendasar dalam kajiannya, sepintas memang berbeda dari satu


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)