Indikator Kompetensi Kepribadian Kompetensi Guru dan Implementasinya Terhadap Pembelajaran

mengabaikan atau menolak aspek fundamental dari sifat pembelajaran. 39 Beberapa aspek penting teladan dalam pendidikan yang ditulis Ajami adalah Pertama, manusia saling memengaruhi satu sama lain melalui ucapan, perbuatan, pemikiran dan keyakinan, Kedua, perbuatan lebih besar pengaruhnya disbanding ucapan, Ketiga, metode teladan tidak membutuhkan penjelasan. 40 Mengevaluasi Kinerja Sendiri. Pengalaman adalah guru terbaik, pengalaman mengajar merupakan modal besar untuk meningkatkan mengajar dikelas. Pengalaman di kelas memberikan wawasan bagi guru untuk memahami karakter anak-anak, merupakan cara terbaik untuk menghadapi keragaman tersebut. Guru jadi tahu metode apa yang terbaik bagi mata pelajaran apa, karena ia telah mencobanya berkali-kali. Pengalaman bisa berguna bagi guru jika ia senantiasa melakukan evaluasi pada setiap selesai pengajarannya, misalkan guru memberi sesi Tanya jawab diakhir pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mempaerbaiki proses pembelajaran di masa mendatang. Guru dapat mengetahui mutu pengajarannya dari respon dan umpan balik yang diberikan pada para siswa saat pembelajaran berlangsung atau setelahnya, baik di kelas maupun di luar kelas. Gru dapat menggunakan metode ini untuk mengevaluasi kinerjanya. Guru harus siap menerima saran dari kepala sekolah, rekan sejawat, tenaga kependidikan, termasuk dari para siswa. Mengembangkan diri. Di antara sifat yang harus dimiliki guru ialah pembelajar yang baik atau mandiri, yaitu semangat yang besar untuk menuntut ilmu. Contoh sederhana, yaitu kegemarannya membaca dan berlatih keterampilan yang dapat menunjang profesinya sebagai pendidik. Berkembang dan bertumbuh hanya dapat terjadi jika guru mampu konsisten sebagai pembelajar mandiri, yang cerdas memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada disekolah dan lingkungannya. Husain dan Ashraf mengutip pendapat Hossein Nashr, Baloch, Aroosi dan badawi terkait dengan eksistensi dan peran guru, Yang pertama adalah poros utamavsistem pendidikan adalah guru, lalu yang kedua yaitu guru tidak hanya menjadi manusia pembelajar namun juga harus menjadi manusia bermoral tinggi, 39 . Enco Mulyasa, Op. Cit. h. 127. 40 . Al Ajami, 2006: 131, Jejen Mushaf, Hakikat Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, Cet. 1, h. 47. dan kemudian yang ketiga merupakan guru harus menjadi manusia yang mampu menginspirasi orang lain untuk antusias pada moral dan etik yang ia katakana dan juga dicontohkan, sampai pada yang keempat adalah ia harus menjadi orang yang mengajarkan keyakinannya, tidak boleh ada kontradiksi antara apa yang diajarkan dan keyakinan pribadinya. Religius. Akhlak mulia timbul karena seseorang percaya pada Allah sebagai pencipta yang memiliki nama-nama baik dan sifat yang terpuji. Budi pekerti yang baik tumbuh dalam pribadi yang khusyuk dalam menjalankan ibadah vertical dan horizontal. Pribadi yang selalu menghayati ritual ibadah dan mengingat Allah akan melahirkan sikap terpuji. Menurut Al Nahlawi seorang pendidik muslim harus memiliki sifat-sifat, berikut: Pengabdi Allah, Ikhlas, Sabar dalam menyampaikan pembelajaran pada siswa dan jujur. 41 Adapun Menurut Muhammad Athiyah Al Abrasyi kompetensi personal-religius dapat diidentifikasi, yaitu : 1 Bersikap zuhud, dalam arti mengajar hanya mencari keridhaan Allah. 2 Bersih dan suci dirinya dari dosa besar, riya, hasad, permusuhan dan perselisihan atau sifat tercela lainnya. 3 Ikhlas dalam bekerja. 4 Pemaaf. 5 Menjaga harga diri dan kehormatan. 6 Mencintai peserta didik sebagaimana terhadap anaknya sendiri. 42 Lalu kompetensi keperibadian guru menurut Sanusi 1991 mencakup hal- hal sebagai berikut: 1 Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnyavsebagai guru, serta terhadap keseluruhan situasi pendidikan yang mencakup di dalamnya. 2 Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seorang guru. 41 . A. Al Nahlawi, Mau’idzat Al qulub: Durus Wa Mawaqif Tarbawiyyah Hayyat min Al- Qur’an wa al Sunnah. Suriah: Dar Al Fikr, 2001, h. 171-173. 42 . Abdul Majid, Op. Cit. h. 100. 3 Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. 43 Seorang guru yang berperilaku tidak baik, padahal di kelas ia selalu menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada para siswanya, akan menghilangkan perannya sebagai pendidik. Karena kepercayaan dari siswa, orang tua dan masyarakat akan luntur n\bahkan hilang. Guru semacam ini tidak akan dapat menjadi teladan para siswa. Padahal, mereka mengharapkan guru berhasil menanamkan nilai-nilai baik kepada para muridnya. Kemajuan dan produktivitas seseorang sangat terkait dengan tingkat religiositas dan moral seseorang. Sebab kesadaran religious dan moral akan mendorong seseorang untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi yang lain, yang dintunjukkan dengan aktivitas dan kreativitasnya dalam bekerja dan beramal. Seorang muslim memiliki panduan etis dan ibadahnya dalam Al Qur’an dan Hadits.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar Siswa

Motif adalah dorongan atau daya kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong untuk berbuat atau bertingkah laku dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah suatu daya yang menjadi pendorong seseorang bertindak, dimana rumusan motivasi menjadi sebuah kebutuhan yang nyata dan merupakan muara dari sebuah tindakan. Bergson dengan teori elanvitae mengakui adanya factor yang bersifat nonmaterial yang mengatur tingkah laku seseorang. Lalu motivasi menurut Sumardi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian satu tujuan. 44 Sementara itu Gates dan kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. 45 Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya 43 . Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Op. Cit. h. 46. 44 . Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 1984, h. 70 45 . Arthur J. Gates, et. al., Educatinal Psikology, New York: The Mac Millan Company, 1954, h. 301. motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar manusia hidup manusia itu terbagi atas lima tingkatan, yaitu Kebutuhan fisiuologis itu adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Kemudian kebutuhan keamanan yaitu kebutuhan seseorang memperoleh keselamtan, keamanan, dan perlindungan. Kebutuhan social merupakan kebutuhan seseorang untuk disukai dalam pergaulan di dalam masyarakat. Kemudian kebutuhan akan harga diri yakni kebutuhan seseorang memperoleh kehormatan, pujian dan pengakuan. Lalu kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk memperoleh kebanggaan, kekamuman dan kemasyhuran. 46 Selanjutnya pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme- baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam hal ini, motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangannya, motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diori siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, yang termasuk dalam motivasi intrinsic adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang juga menolongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan sebagainya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melaksanakan proses nelajar materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi instrinsik karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan. 46 . A. H. Maslow, Motivation and Personality. New York: Harper Row Publisher, 1970, h. 35-47. Misalnya, memberi pengaruh lebih kuat dan relative lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru. 47

b. Faktor-faktor Pengaruh Motivasi Belajar

Untuk lebih memudahkan kita dalam memahami karakter, coba kita tengok sedikit ke pada actor dan aktris. Yang memerankan karakter-karakter tertentu yang telah di tentukan, bukan membawa sikap asli kepribadian dari masing-mereka. Karena dalah kehidupannya sehari-hari manusia itu tidak selalu membawakan karakter asli dirinya, makcudnya adalah untuk bisa diterima oleh masyarakat. Dalam hal ini, para psikologi dari hasil penelitiannya memgungkapkan bahwa ada dimensi-dimensi kepribadian premier utama antara lain adalah: 1 Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat dan tidak kaku. 2 Bebas, cerdas, dapat dipercaya dan sungguh-sungguh tidak reflektif. 3 Emosi stabil, realistis, gigih, emosi mudah berubah, suka menghindar dan mengkritik. 4 Dominan, menonjolkan diri dan dalam keadaan tertentu suka mengalah. 48 Motivasi jelas memiliki pengaruh pada tingkah laku seseorang. Dengan motivasi yang kuat, maka akan muncul mental kerja keras dan tidak mudah putus asa. Secara umum motivasi yang dimiliki manusia amat ditentukan oleh tiga determinan pokok, yaitu: 1 Determinan faktor penentu yang berasal dari determinan lingkungan, bahaya dari lingkungan, desakan guru dan lain-lain. 2 Determinan faktor penentu dari dalam individu seperti harapan atau cita- cita, emosi, insting, keinginan dan lain-lain. 3 Nilai-nilai suatu objek, ia menyangkut factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti keputusan kerja, tanggung jawab dan lain-lain atau dari luar individu seperti status, uang dan lain-lain. 47 . Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. K-15, h. 134. 48 . Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT. Mizan Publika, Cet. 1, 2004, h. 166. Walaupun motivasi mampu menjadi energi penggerak perilaku individu, namun hubungan antara motivasi dengan kondisi individu kompleks. 49 Adapun secara global, factor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam: 1 Factor internal faktor dari dalam siswa, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa. 2 Factor eksternal factor dari luar siswa, kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3 Factor pendekatan belajar approach learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputiu strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Factor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain. Seorang siswa yang bersifat conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik factor eksternal umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi factor internal dan mendapat dorongan positif dari orangtuanya factor eksternal, mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Jadi, karena pengaruh-pengaruh tersebut di ataslah, muncul siswa-siswa yang high- achievers berprestasi tinggi dan underachievers berprestasi rendah atau gagal sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi factor yang menghambat proses belajar mereka. Sedikit jelasan terhadap factor internal itu memiliki dua aspek, yaitu aspek fisiologis yang bersifat jasmani dan aspek psikologis yang bersifat rohani, lalu factor eksternal itu terdiri atas dua macam, yakni: factor lingkungan social 49 . Ibid. h. 68