2.3.1.4.2 Asas Kesukarelaan Peserta yang secara aktif telah mengikuti kegiatan pemberian layanan, tentunya
telah secara suka rela mengikuti pemberian layanan. 2.3.1.4.3 Asas Keterbukaan
Keterbukaan dari peserta layanan dibutuhkan agar pelaksanaan layanan berjalan dengan lancar agar pemecahan masalah dapat ditemukan.
2.3.1.4.4 Asas Kerahasiaan Asas ini penting untuk diterapkan dalam setiap pemberian layanan dalam
layanan penguasaan konten, baik konselor dan peserta layanan harus memegang teguh asas ini agar peserta layanan merasa aman dan tidak tertutup dalam
memberikan informasi.
2.3.1.5 Pendekatan dan Teknik Layanan Penguasaan Konten
2.3.1.5.1 Pendekatan Layanan Penguasaan Konten Layanan penguasaan konten umumnya diselenggarakan secara langsung atau
secara tatap muka, baik dengan format klasikal, kelompok atau individu. Menurut tohirin 2008:160 dalam pemberian layanan konselor menegakan dua nilai proses
pembelajaran yaitu sentuhan tingkat tinggi high-touch dan pemanfaatan teknologi tinggi high-tech.
1. Sentuhan Tingkat Tinggi High-Touch
Yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan terutama aspek-aspek positif,
semangat, sikap, nilai dan moral , melalui implementasi oleh konselor berupa 1
kewibawaan 2 kasih sayang dan kebutuhan 3 keteladanan 4 pemberian peringatan 5 tindakan tegas yang terdidik.
2. Pemanfaatan Teknologi Tinggi High-Tech Yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek
kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan terutama aspek-aspek positif, semangat, sikap, nilai dan moral , melalui implementasi oleh konselor berupa 1
kewibawaan 2 kasih sayang dan kebutuhan 3 keteladanan 4 pemberian peringatan 5 tindakan tegas yang terdidik.
Teknik Layanan Penguasaan Konten Berbagai teknik yang dapat digunakan oleh konselor untuk menyampaikan
konten kepada peserta layanan diantaranya “ penyajian, tanya jawab dan diskusi dan kegiatan lanjutan diskusi kelompok, penugasan dan latihan bebas, survei
lapanganstudi kepustakaan , percobaan dan latihan tindakan “. prayitno 2004:10
1. Penyajian Melalui teknik penyajian ini, konselor memberikan konten tentang
kepercayaan diri. Konten diberikan kepada peserta layanan kemudian oleh peserta layanan, konten itu di bentuk menjadi sebuah cerita yang akan di mainkan oleh
peserta role playing. 2. Tanya Jawab dan Diskusi
Konselor mendorong partisipasi aktif para peserta untuk memantapkan wawasan dan pemahaman peserta serta berbagai kaitan dalam segenap aspek-
aspek konten. Kegiatan ini dilakukan setelah pemberian materi konten, konselor
mendorong peserta layanan untuk memberikan umpan balik tentang materi dan beberapa peran yang akan dimainkan.
3. Kegiatan Lanjutan Kegiatan Lanjutan berupa:
1 Diskusi Kelompok Diskusi kelompok dilakukan setelah kegiatan role playing dilakukan. Diskusi
dilakukan agar diketahui sejauh mana role playing telah berjalan, kesesuaian antara penampilan pemain dengan karakter yang dibawakan, bagaimana perasaan
para pemain, bagaimana jalan keluar dari permasalahannya yang ada di dalam cerita tersebut, serta manakah perilaku yang akan di contoh.
2 Penugasan dan Latihan Terbatas Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah
tercapai atau belum dan apakah perlu diadakan role playing ulangan atau tidak. Jika tujuan belum tercapai, konselor dapat memberikan penugasan berupa
mengulang kembali kegiatan role playing dengan cara bertukar peran atau berperan ganda, teknik cermin dan teknik kursi kosong.
3 Survei Lapangan dan Studi Kepustakaan Survei lapangan dan studi kepustakaan dilakukan sebelum dan sesudah
layanan penguasaan konten teknik role playing diberikan. Percobaan di lakukan sebelum kegiatan role playing sesungguhnya dilakukan. Hal ini dilaksanakan agar
peserta layanan merasa siap melaksanakan kegiatan. Latihan dan Tindakan latihan tindakan merupakan pelaksanaan kegiatan role playing lanjutan jika kegiatan role
playing sebelumnya belum mampu mencapai tujuan pemberian layanan.
2.3.1.6 Operasionalisasi Layanan Penguasaan Konten