Subjek Penelitian Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

34

C. Subjek Penelitian

yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Matla’ul Anwar Cibening Pamijahan Bogor, yang berjumlah 20 orang siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang peleliti lakukan merupakan penelitian kolaburatif artinya pada penelitian ini peneliti melakukan pelitian tidak sendiri akan tetapi dibantu oleh peneliti lain yang ditunjukkan pada Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Posisi dan Peran Peneliti dalam Penelitian No Nama dan Posisi Peran 1 Wahab Peneliti Utama 1. Melakukan pretest dan postest 2. Melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran talking chips 3. Memberikan lembar pretest 4. Bersama konsultan ahli dan observer menganalisis dan menarik kesimpulan terhadap hasil penelitian 2 Heri Observer 1. Membantu peneliti utama mengamati proses pretest, implementasi tindakan dan melakukan postest. 2. Memberi masukan terhadap alalisis data dan kesimpulan yang diambil 3 Dosen pembimbing Konsultan Ahli 1. Memberikan masukan kepada peneliti utama pada saat menyusun perangkat pembelajaran dan menyusun instrumen 2. Member masukan pada saat membuat siklus penelitian 3. Memberikan masukan pada saat melakukan 35 analisis data dan penarikan kesimpulan

E. Tahap Intervensi Tindakan

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan skema penelitian Tindakan Hopkins. Model skema penelitian tindakan Hopkins menggunakan prosedur kerja yang dipandang sebagai suatu siklus spiral dari 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi, 4 refleksi. Berdasarkan model skema penelitian tindakan Hopkins kemudian dikembangkan desain penelitian.Desain penelitian seperti yang terdapat pada Gambar 3.2 berikut ini. Gambar 3.2 Model Skema Penelitian Tindakan Hopkins Tindakan Pendahuluan Perencanaan Tindakan dan Observasi Analisis Hasil Refleksi Tuntas Selesai Tidak tuntas Perencanaan Tindakan Observasi Analisis Hasil Refleksi Tuntas Selesai Tidak Tuntas Siklus III 36 Berdasarkan desain penelitian pada Gambar 3.2 di atas, jika pada siklus I sudah diperoleh hasil yang diinginkan dan telah tercapai ketuntasan belajar secara klasikal atau individual maka pelaksanaan siklus dihentikan.Jika hasil yang dicapai masih belum seperti yang diinginkan maka dilanjutkan dengan siklus II dan seterusnya. Prosedur penelitian yang dilakukan berdasarkan gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tindakan Pendahuluan

a. Mengidentifikasi Masalah Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan wali kelas terkait dengan permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IV, diantaranya tentang strategimetode apa yang digunakan dalam pebelajaran di kelas, bagaimana motivasi dan prestasi belajar siswa selama ini pada pembelajaran IPA. Yang akan dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya. b. Memeriksa Lapangan Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan padasaat kegiatan belajar berlangsung,untuk mengetahui permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya.Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan terhadap kejadian-kejadian di lapangan.Sebagai kegiatan memeriksa lapangan peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

2. Pelaksanan Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan wali kelas IV, dengan harapan permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Adapunperencanaan yang dipersiapkan antara lain: 1 Membuat silabus pembelajaran 2 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran 3 Membuat modul pembelajaran 37 4 Mempersiapkan lembar observasi

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan di kelas IV sesuai dengan perencanaan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.Peneliti juga membuat catatan terhadap perkembangan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung.Selama pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru sekaligus observer yang mencatat pada lembar pengamatan observasi. c. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang sedang dan telah dilaksanakan. Untuk melihat kesenangan dan keantusiasan siswa terhadap penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPA. Peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengemukakan data terkait hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Refleksi dilakukan untuk melihat hasil sementara peningkatan hasil belajardengan menggunakan metode oudio visual pada mata pelajaran IPA dan untuk melihat permasalahan yang timbul selama poses pembelajaran berlangsung. e. Revisi perencanaan Hasil yang didapatkan dari siklus pertama, menjadi patokan peneliti untuk melakukan revisi perencanaan selanjutnya.Revisi dilakukan oleh peneliti bersama dengan wali kelas IV untuk meninjau kembali rencana yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dan mendiskusikan jika ada permasalah baru yang muncul tanpa diprediksi sebelumnya. 38

3. Pelakasanaan Siklus II

a. Perencanaan Setelah mengetahui perkembangan permasalahan, dan setelah membuat revisi perencanaan, dalam tahap ini peneliti membuat rencana baru, untuk menanggapi permasalahan baru yang muncul sebagai usahaperbaikan dalam pembelajaran. Peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan wali kelas, dengan harapan permasalahan dapat terselesaikan. Rencana tindakan diupayakan selalu terkait dengan tindakan yang telah dilakukan, sehingga ada rencana baru yang simultan, seperti mata rantai yang terus bersambung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan selanjutnya adalah memperbaharui pembelajaran dengan pokok bahasan selanjutnya.Pelaksanaan ini dilakukan dengan menerapkan rencana tindakan.Dalam hal ini peneliti juga membuat catatan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar di dalam kelas.Rencana yang sudah matang kemudian diaplikasikan di dalam kelas sebagai bentuk tindakan.Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai rencana tindakan guna memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. c. Observasi Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan dalam kegiatan pembelajaran terkait dengan perkembangan proses belajar dengan menggunakan lembar observasi d. Refleksi Peneliti mencatat hasil observasi dan berdiskusi dengan wali kelas untuk mengetahui hasil tindakan yang telah diterapkan. Peneliti merefleksi hasil dan menyimpulkan dari siklus I sampai siklus II sehingga dapat diketahui apakah ada peningkatan dalam proses dan hasil belajar siswa. 39

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, penulis terus mengupayakan untuk memberikan tindakan dengan cara menyajikan materi yang menarik yaitu dengan menampilkan beberapa film yang berkaitan dengan materi pembelajaran untuk diamati secara kelompok agar peningkatan hasil belajar dapat meningkat dan dapat mendorong siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada tiga jenis indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Indikator keberhasilan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan berhasil bila pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Hal ini diketahui dari sikap siswa yang merasa senang, antusias, termotivasi, aktif dan dapat memahami konsep materi pelajaran. 2. Indikator keberhasilan terhadap penerapan pembelajaran talking chips. Indikator keberhasilan terhadap hasil belajar siswa, siswa dikatakan berhasil dalam memahami konsep dalam pembelajaran apabila telah tuntas baik secara individu maupun secara klasikal untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa.Berdasarkan petunjuk pelaksanaan kurikulum dijelaskan bahwa seorang siswa dinyatakan tuntas belajar bila memiliki nilai lebih dari standar ketuntasan belajar minimal KKM yang besarnya ditentukan oleh guru atau sekolah. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila lebih dari 75 atau sama dengan dari banyaknya siswa di kelas tersebut tuntas. Penentuan KKM di tentukan oleh guru kelas dengan mengacu pada nilai ketuntasan belajar siswa yang ditentukan oleh pencapaian skor minimal. Untuk itu penelitian ini di katakana berhasil apabila hasil belajar IPA siswa kelas IV MI Matla’ul Anwar Cibening Pamijahan Bogor mencapai indikator ketuntasan minimal 75 dengan KKM yang telah ditetapkan sekolah sebesar 70,00. 40

G. Data dan Sumber Data