Pengertian IPA Pembelajaran IPA

suatu proses atau usaha yang telah dirancang dan didesain secara sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien, yaitu dapat terbentuk suatu karakter yang baik dan positif dalam diri siswa itu sendiri dan dalam kondisi tertentu, selain itu siswa mendapatkan ilmu pengalaman dan pengetahuan dari apa yang telah diajarkan. Pembelajaran adalah suatu kata yang memiliki arti sama dengan kata mengajar. Kata mengajar memiliki arti yang kompleks dan beraneka macam sesuai dengan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan. Para ahli mengemukakan berbagai pengertian tentang mengajar bahwa, Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru ke siswa, namun banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada seluruh siswa. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sasaran akhir dari proses pengajaran adalah siswa belajar.

c. Pengertian IPA

Pembelajaran IPA bagi sebagian guru cenderung diajarkan secara konseptual saja, bersifat hafalan dan kurang mementingkan proses pemahaman dan pembinaan konsep. Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber. Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali seperti di sekolah, di halaman, di perpustakaan, di pedesaan dan sebagainya. Sarifuddin dan Winataputra mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi 5 kategori yaitu manusia, bukuperpustakaan, media masa, alam lingkungan dan media pendidikan. Namun guru biasanya kurang tertarik menggunakan media sebagai sumber belajar seperti halnya mengajak siswa keluar lingkungan sekolah karena berbagai faktor diantaranya waktu yang terbatas, bobot materi terlalu banyak serta keterbatasan guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran padahal sumber belajar cukup kaya di lingkungan siswa tinggal. Melalui kurikulum berbasis kompetensi diharapkan pola pembelajaran yang disampaikan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Menanamkan sikap ilmiah kepada siswa dan melatih siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya secara ilmiah. Pada gilirannya siswa aktif dalam belajar karena pada dasarnya siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah yang dia dapatkan sesuai dengan konsep materi yang dipelajari dengan bantuan media sebagai sumber belajar siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Tuti Hayati dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn dengan Menggunakan Model Pembelajaran talking chips. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran talking chips pada matapelajaran PKn di kelas III MIS Tarbiyatul Falah Kaunggading Pamijahan Bogor tahun ajaran 20112012. Tuti Hayati menyimpulkan bahwa pembelajaran talking chips dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas III MI Tarbiyatul Falah, Kaunggading, Pamijahan, Bogor. Peningkatan hasil belajar siswa tampak dari kualitas proses pembelajaran yang ditunjukkan oleh keaktifan, interaksi, sikap, dan antusias siswa dalam melaksanakan mengikuti proses pembelajaran dan dari nilai setelah diadakan tes. Penelitian yang relevan juga pernah dilakuan oleh Indah Komala Sari dalam skripsinya yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran talking chips pada mata pelajaran IPA. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran talking chips pada matapelajaran IPA di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Miftahussudur Cibuntu Ciampea Bogor tahun ajaran 20002011. Indah Komala Sari menyimpulkan bahwa