guru anak-anak belajar baik buruk, tingkah laku yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.
2 Penguatan reinforcement. Hadiah instrinsik tidak selalu memberi kepuasan, individu membutuhkan insentif yang bersal dari lingkungan
eksternal. Standar tingkahlaku dan penguatan biasanya bekerja sama; ketika seseorang dapat mencapai standar tingkahlaku tertentu,
penguatan perlu agar tingkah laku semacam itu menjadi pilihan untuk dilakukan lagi.
b. Faktor internal 1 Observasi diri self observation; dilakukan berdasarkan faktor kualitas
penampilan, kuantitas penampilan, orisinalitas tingkahlaku diri, dll. 2 Proses penilaian atau mengadili tingkah laku judgmental proses;
adalah melihat kesesuaian tingkahlaku dengan standar pribadi, membandingkan tingkahlaku dengan norma standar atau dengan
tingkah laku orang lain, menilai berdasarkan pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi performansi.
3 Reaksi diri afektif self response; berdasarkan atas pengamatan dan judgment, orang mengevaluasi diri sendiri positif atau negatif, dan
kemudian menghadiahi atau menghukum diri sendiri.
2. Pengertian Self Regulated Learning
Zimmerman 1989 mendefenisikan self regulated learning sebagai proses belajar dimana peserta didik menggunakan strategi personal untuk mengatur
perilaku dan lingkungan belajar secara langsung. Menurut Zimmerman 1990
pengertian self regulated learning mengacu pada tiga hal yaitu penggunaan strategi self regulated learning, respon individu terhadap feedback untuk diri
sendiri mengenai keefektifan belajar, dan proses motivasi yang saling ketergantungan. Self regulated learner dibedakan oleh kesadarannya akan
hubungan antara proses regulasi dan hasil pembelajaran, dan penggunaan strategi untuk mencapai tujuan akademinya. Zimmerman dalam Woolfolk, 2004
menambahkan bahwa self regulated learning merupakan sebuah proses dimana seorang peserta didik mengaktifkan dan mendorong kognisi cognition, perilaku
behaviour dan perasaannya affect yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan belajar.
Corno dan Madinach dalam Kerlin, 1992 mendefinisikan self regulated learning sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk menyelesaikan tugas
akademik dengan menggunakan cara-cara yang relevan dan tidak terbatas hanya pada materi pelajaran serta membuat perencanaan dan pengawasan pada proses
kognitif dan afektifnya. Menurut Winne 1997 self regulated learning adalah kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya
sendiri di dalam berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Self regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara
sistematis mengarahkan perilaku dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugas-tugas, melakukan proses dan menginterpretasikan
pengetahuan, mengulang-ulang informasi untuk mengingatnya serta mengembangkan dan memelihara keyakinannya positif tentang kemampuan
belajar dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya Zimmerman dalam Schunk Zimmerman, 1998.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa self regulated learningadalah usaha individu dalam mengelola dan mengatur
pembelajarannya dengan menggunakan strategi-strategi belajar secara sistematis untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
3. Perkembangan Self Regulated Learning