Validitas Alat Ukur Uji Daya Beda Aitem

13 Meninjau kembali tes sebelumnya dan menyiapkan tes reviewing the previous tests and assignments in preparation for a test 14,27,66 40,62,71 6 7, 69 Total 39 39 78 100

E. UJI COBA ALAT UKUR

Menurut Suryabrata 2008 uji coba merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pengembangan instrumen karena dari uji coba inilah diketahui informasi mengenai mutu instrumen yang dikembangkan. Syarat utama uji coba alat ukur adalah bahwa karakteristik subjek uji coba harus sama dengan karakteristik subjek penelitian. Tujuan pelaksanaan uji coba alat ukur menurut Azwar 2004 adalah untuk melihat apakah pernyataan setiap aitem dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh responden, dan untuk melihat apakah alat ukur mampu mengungkap hal yang hendak diukur dengan baik. Uji coba alat ukur meliputi uji validitas, uji daya beda aitem, dan reliabilitas.

1. Validitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2009. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi content validity. Yaitu sejauh mana aitem-aitem dalam skala mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Selanjutnya validitas isi terbagi menjadi face validity validitas muka dan logical validity validitas logik. Validitas muka didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan tes, sedangkan validitas logik merujuk pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur Azwar, 2009. Validitas isi baik itu validitas muka dan validitas logik akan diestimasi lewat pengujian aitem melalui professional judgment dari dosen pembimbing peneliti.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes secara keseluruhan Azwar, 2007. Komputasi korelasi antara distribusi skor skala diperlukan untuk menguji daya diskriminasi aitem. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r ix yang disebut parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r ix 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r ix 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2004. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan batasan r ix 0,30.

3. Reliabilitas Alat Ukur