Ciri – Ciri Sikap Fungsi Sikap

II.9.1. Ciri – Ciri Sikap

Sherif Gerungan, 2004 : 163 menyatakan ciri – ciri sikap adalah: 1. Sikap tidak dibawa orang sejak dilahirkan, tetapi ia dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif – motif biogenetis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan lain – lain penggerak kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya, dan yang terdapat padanya sejak dilahirkan. 2. Sikap dapat berubah – ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang; atau sebaliknya, sikap – sikap dapat dipelajari sehingga sikap dapat berubah pada seseorang bila keadaan dan syarat tertentu yang mempermudah berubahnya sikap pada orang itu. 3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap terbentuk dipelajari, atau berubah senantiasa berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. 4. Objek sikap dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal – hal tersebut. Jadi sikap dapat berkaitan dengan sederetan objek yang serupa. 5. Sikap mempunyai segi – segi motivasi dan segi – segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang. Universitas Sumatera Utara

II.9.2. Fungsi Sikap

Pada hakikatnya, sikap memiliki fungsi – fungsi psikologis yang berbeda. Orang yang berbeda mungkin memiliki sikap yang sama karena alasan yang berbeda dan seseorang mungkin memegang sikap tertentu karena lebih dari satu alasan. Fungsi sikap bagi seseorang juga memengaruhi tingkat konsistensi orang itu dalam memegang sikapnya dan tingkat kemudahan mengubah sikap. Katz Sobur, 2003 : 369 menyatakan fungsi sikap yaitu; pertama, sikap mempunyai fungsi organisasi. Keyakinan yang terkandung dalam sikap kita memungkinkan untuk mengorganisasikan pengalaman sosial kita membebankan padanya perintah tertentu dan memberinya makna. Kedua, sikap memberikan funsi kegunaan. Kita menggunakan sikap untuk menegaskan sikap orang lain dan selanjutnya memperoleh persetujuan sosial. Ketiga, sikap itu memberikan fungsi perlindungan. Sikap menjaga kita dari ancaman terhadap harga diri kita. Rita L. Atkinson dan kawan – kawan menyebut lima fungsi sikap, yakni : 1. Fungsi Instrumental Sikap yang kita pegang karena alasan praktis atau manfaat dikatakan memiliki fungsi instrumental. Sikap ini semata – mata mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum kita untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman. Universitas Sumatera Utara 2. Fungsi Pengetahuan Sikap yang membantu kita memahami dunia, yang membawa keteraturan bagi berbagai informasi yang harus diasimilasikan dalam kehidupan sehari – hari dikatakan memiliki fungsi pengetahuan. Sikap tersebut adalah skema penting yang memungkinkan untuk mengorganisasi dan mengolah berbagai informasi secara efisien tanpa harus memperhatikan detailnya. 3. Fungsi Nilai – Ekspresif Sikap yang mengekspresikan nilai– nilai kita atau mencerminkan konsep diri disebut nilai ekspresif. Contoh, seseorang yang bersikap positif terhadap seorang gay karena memegang kuat terhadap nilai – nilai keanekaragaman, kebebasan pribadi dan toleransi sedangkan orang lain mungkin bersikap negatif terhadap gay tersebut. Karena sikap nilai ekspresif berasal dari nilai atau konsep dasar seseorang, mereka cenderung konsisten satu sama lain. 4. Fungsi Pertahanan Ego Sikap yang melindungi kita dari kecemasan atau ancaman bagi harga diri kita dikatakan memiliki fungsi pertahanan ego. Konsep pertahanan ego berasal dari teori psikoanalisis Freud. Salah satu mekanisme pertahanan ego yang dijelaskan oleh Freud adalah proyeksi: individu meresepsi impuls yang tidak dapat diterima kemudian mengekspresikan sikap bermusuhan kepada orang lain yang dirasakan memiliki impuls yang sama. Universitas Sumatera Utara 5. Fungsi Penyesuaian Sosial Sikap yang membantu kita merasa menjadi bagian dari komunitas, dikatakan sikap yang memiliki fungsi penyesuaian sosial. Misalnya seseorang yang menahan keyakinan dan sikap kepada kelompok religius atau partai politik tertentu karena keluarga, tetangga, teman: aktual keyakinan dan sikap mereka kurang penting dibandingkan ikatan sosial yang diberikannya. Sampai tingkat memiliki fungsi penyesuaian sosial, sikap dapat berubah jika norma sosial berubah. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Program Generasi Berencana Generasi Berencana adalah sebuah program Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional BKKBN yang dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Program ini diperkenalkan oleh Kepala BKKBN Pusat Dr. Sugiri Syarief. MPA sejak pertengahan tahun 2009 yaitu pada berbagai media dan dalam berbagai kesempatan kampanye KRR Kesehatan Reproduksi Remaja. Program Generasi Berencana mencakup persiapan menuju generasi yang terencana serta keseluruhan pesan-pesan yang terkait dengan Kesehatan Reproduksi Remaja KRR yakni Seksualitas : Narkotika, Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya NAPZA, Infeksi Menular Seksual IMS dan HIVAIDS sesuai dengan siklus kesehatan reproduksi seorang remaja. Tujuan diadakannya program Generasi Berencana di Indonesia selain untuk mengurangi kepadatan penduduk namun untuk memberikan pengertian dan kesadaran generasi muda untuk membangun keluarga berkualitas. Program Generasi Berencana dilaksanakan atas dasar suka rela serta tidak bertentangan dengan agama, kepercayaan dan moral Pancasila. Oleh sebab itu, bimbingan, pendidikan serta pengarahan sangat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai dan menerima pola Universitas Sumatera Utara keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu pelaksanaan program Generasi Berencana tidak hanya menyangkut masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi berbagai segi penting lainnya dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat. Remaja didorong untuk merencanakan kehidupan mulai usia dini demi masa depan yang lebih baik. Dimulai dengan belajar yang sungguh hingga memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Karena dengan modal pendidikan akan memperoleh pekerjaan yang sesuai. Kemudian memasuki jenjang pernikahan dan merencanakan kapan akan memiliki anak, berapa tahun jarak kelahiran anak serta perencanaan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tepat. Belajar study – bekerja work – menikah married merupakan konsep yang ditawarkan program Generasi Berencana. Oleh karena itu, dalam merencanakan terbentuknya sebuah keluarga juga harus mempertimbangkan 3 hal yang sangat penting yaitu: • Kesiapan fisikbiologis. Berdasarkan penelitian, usia perkawinan ideal adalah usia 20 tahun dimana sistem reproduksi seseorang terutama wanita telah matang. Sehingga seorang isteri sudah siap untuk proses kehamilan dan persalinan. Usia reproduksi sehat idealnya pada rentang usia 20-30 tahun. Kemudian jarak kelahiran anak yang sehat adalah sekitar 3–5 tahun. Universitas Sumatera Utara • Kesiapan rohanipsikis. Usia dibawah 20 tahun belum dapat dikatakan dewasa penuh, sehingga cara berpikir dan bertanggung jawab belum sepenuhnya dewasa. • Kesiapan sosialekonomi. Orang yang menikah pada usia muda kurang dari 20 tahun umumnya belum cukup bekal pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang untuk memperoleh penghasilan atau pekerjaan yang memadai. Oleh sebab itu, program Generasi Berencana diharapkan mampu menjadi trendsetter bagi para remaja Indonesia agar dapat menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa. III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1. SMA Kemala Bhayangkari I Medan SMA Kemala Bhayangkari I Medan didirikan oleh yayasan kepolisian dengan dibawah naungan Direktorat Logistik Ditlop. SMA Kemala Bhayangkari I Medan dibangun pada tahun 1977 dengan jumlah siswa awalnya adalah 17 orang yang di pimpin oleh Imam Sudjari. Kemudian SMA Kemala Bhayangkari berkembang pada tahun 1978 menjadi 2 kelas dibawah kepemimpinan Sudjito. Pada lulusan pertama 1979, SMA Kemala Bhayangkari I Medan menghasilkan lulusan terbaik karena membanggakan sekolah di bidang akademis maupun non akademis. Pada tahun 2007, sekolah ini mengalami Universitas Sumatera Utara peralihan pimpinan dari alm. Sudjitno kepada Muryanto dan siswa – siswi sekolah tersebut berhasil mendapatkan berbagai prestasi. Adapun prestasi yang telah di raih SMA Kemala Bhayangkari I Medan adalah: Tabel 4 PRESTASI SMA KEMALA BHAYANGKARI I MEDAN No Nama Prestasi Tahun 1 Drum Band Duta Sumatera Utara pada acara parade senja di Istana Jakarta 1995 2 Juara harapan II Drum Band piala ISTP – Pardede Medan 2001 3 Juara harapan II Drum Band Piala Wali Kota Medan 2003 4 Juara II Lomba Cerdas Cermat Prevention Unit dan Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Harapan Medan 2005 5 Juara II Try Out UN Jurusan IPS yang dilaksanakan Quantum 2006 6 Juara III Try Out UN Jurusan IPS yang dilaksanakan Quantum 2006 7 Juara II Try Out UN Jurusan IPA yang dilaksanakan Quantum 2006 8 Juara III renang gaya dada antar pelajar tingkat kota Medan 2008 9 Juara II Cabang Karate Olimpiade Olahraga Nasional Kota Medan 2008 10 Juara II cabang Karate President of The 9th Malaysian School Open Karate Championship Orginizing Committee Congratulates The Category Winner 2008 11 Juara III Pawai Berjalan kaki HUT RI ke – 3 tanggal 17 Agustus 2008 12 Juara III Cabang Open Turnamen Taekwondo Kota Medan 2008 Sumber : Tata Usaha SMA Kemala Bhayangkari I Medan Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2011, jumlah siswa – siswi di SMA Kemala Bhayangkari I Medan mulai dari kelas I, II, III sebanyak 596 orang. Dimana jumlah pria sebanyak 242 orang dan wanita sebanyak 317 orang. Berikut perinciannya: Tabel 5 JUMLAH SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI I MEDAN Kelas Laki – laki Perempuan Jumlah 1-1 17 23 40 1-2 15 25 40 1-3 16 24 40 1-4 18 12 40 XI IPA 1 11 27 38 XI IPA 2 17 23 40 XI IPS 1 22 15 37 XI IPS 2 17 22 39 XII IPA 1 11 28 39 XII IPA 2 13 27 40 XII IPS I 21 22 43 XII IPS 2 20 20 40 XII IPS 3 19 21 40 XII IPS 4 25 18 43 TOTAL 569 Sumber : Tata Usaha SMA Kemala Bhayangkari I Medan Universitas Sumatera Utara III.2.2. Visi dan Misi III.2.2.1. Visi Berdisiplin dan berprestasi berdasarkan Imtaq. III.2.2.2. Misi • Melaksanakan pembelajaran secara terprogram yang dilandasi rasa iklas, penuh tanggung jawab serta disiplin yang tinggi. • Menumbuhkan budaya gemar membaca, senang belajar, haus akan ilmu pengetahuan, serta budaya malu jika ketinggalan dalam berprestasi. • Memberdayakan potensi warga sekolah untuk menunjang pencapaian hasil KBM secara maksimal. • Melaksanakan evaluasi kegiatan pembelajaran serta memberikan pembinaan – pembinaan secara berkesinambungan. • Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut, serta budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. • Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dengan baik untuk menunjang keberhasilan intrakurikuler. • Melaksanakan “check dan richek” terhadap pelaksanaan tata tertib sekolah secara berkesinambungan. • Memberikan pelayanan secara kooperatif terhadap warga sekolah, masyarakat dan pemerintah. • Membina hubungan kerjasama yang harmonis, baik antarwarga sekolah, maupun dengan mitra sekolah. Universitas Sumatera Utara • Bertawakal kepada Allah setelah berikhtiar secara maksimal. III.2.3. Tujuan Sekolah Mengacu pada tercapainya visi dan misi sekolah, maka program – program yang dikembangkan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai adalah: • Terbentuknya warga sekolah yang santun. • Terpenuhinya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan belajar – mengajar sesuai dengan tuntutan masyarakat. • Terciptanya suasana pembelajaran yang aman dan menyenangkan. • Proses belajar – mengajar berjalan lancar karena guru dan karyawan bekerja secara profesional. • Membiasakan siswa belajar mandiri. • Meningkatkan jumlah siswa lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri PTN. • Meningkatkan prestasi kegiatan ekstrakurikuler minimal sampai ke tingkat provinsi. • Siswa tamatan mempunyai bekal keterampilan. • Mempunyai manajemen pelayanan yang partisipatif, dan optimalnya peran stakeholder sekolah. Universitas Sumatera Utara III.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut Rakhmat, 2004 : 27. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmanakah tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi berpengaruh terhadap sikap siswa mengenai program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari I Medan. III.4. Populasi dan Sampel III.4.1. Populasi Sugiyono menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Jadi populasi data yang diteliti yang berkaitan dengan sekelompok orang, kejadian atau semua yang mempunyai karakteristik tertentu dan anggota populasi itu disebut dengan elemen populasi Ruslan, 2003 : 133. Dalam hal ini, populasi penelitian adalah siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan. Dengan jumlah siswa sebanyak 569 orang. Universitas Sumatera Utara Tabel 6 Populasi Siswa – Siswi SMA Kemala Bhayangkari I Medan KELAS POPULASI I 160 II 174 III 253 JUMLAH 569 Sumber Data : Tata Usaha SMA Kemala Bhayangkari I Medan 20102011 III.4.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi Arikunto, 2002 : 109. Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan 90 , yakni sebagai berikut: N Nd² + 1 Keterangan: N = Jumlah Populasi n = Sampel Universitas Sumatera Utara d² = Presisi digunakan 10 atau 0,1 Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak: n = 569 569 0,1² + 1 n = 569 5,69 + 1 n = 569 6.69 n = 85,05 Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 85 orang. III.5. Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik – teknik berikut: 1. Proportional Stratified Sampling Teknik penarikan sampel yang bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok mempunyai anggota sampel yang relatif homogen. Sampel ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk setiap dipilih sebagai sampel. Setelah jumlah sampel ditentukan, kemudian diproporsionalkan untuk memperoleh jumlah sampel dari setiap divisi dengan menggunakan rumus: n = n1 x n2 N Universitas Sumatera Utara Keterangan: n1 : Jumlah populasi n2 : Jumlah sampel N : Jumlah populasi Tabel 7 Penarikan sampel Kelas Populasi Penarikan Sampel Sampel Kelas 1 160 n = 160 x 85 = 23,90 569 24 Kelas II 174 n = 174 x 85 = 25,99 569 26 Kelas III 235 n = 235 x 85 = 35,10 569 35 Jumlah 85 2. Purposive Sampling Teknik penarikan sampel ini mencakup orang – orang yang diseleksi atas dasar kriteria – kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan orang – orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Yang menjadi kriteria dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan dan telah menonton iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi. Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek, bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu Kriyantono, 2006 : 154. Universitas Sumatera Utara 3. Accidental Sampling Yaitu memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel. III.6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan Library Research Dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan yang mendukung penelitian. Sumber – sumber buku berasal dari buku ilmu komunikasi, jurnal, internet dan buku lain yang berkaitan dengan penelitian. 2. Penelitian lapangan Field Research Pengumpulan data dengan cara Field Research dilakukan dengan cara membagi kuesioner pada lokasi penelitian, yaitu pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. III.7. Teknik Analisis Data a. Analisis Tabel Tunggal Yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan membagi – bagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori. Universitas Sumatera Utara b. Analisis Tabel Silang Yaitu suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang lainnya. c. Uji Hipotesis Yaitu pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Spearman Spearman’s Rho Rank – Order Correlations. Dalam teknik ini setiap data variabel – variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar diranking. Rumus koefisiennya: 6 ∑d² Rho = 1 - N N² - 1 Keterangan: Rho : Koefisien korelasi rank – order d : Perbedaan antara pasangan jenjang ∑ : Sigma atau jumlah 1 : Bilangan Konstan 6 : Bilangan Konstan N : Jumlah individu dalam sampel Universitas Sumatera Utara Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika r s 0, maka hipotesa ditolak. Jika r s 0, maka hipotesa diterima. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasional digunakan skala Guilford Rachmat, 2004 : 29. 0,20 = Hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20 – 0,40 = Hubungan rendah tetapi pasti 0,41 – 0,70 = Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 = Hubungan yang tinggi; kuat 0,90 = Hubungan sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n 10, digunakan rumus t test pada tingkat signifikansi 0,05 Kriyantono, 2008 : 177 sebagai berikut: � = � � − 2 1 − � 2 Keterangan: t = Nilai t hitung r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel jika t hitung t table , maka hubungannya signifikan jika t hitung t tabel , maka hubungannya tidak signifikan. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Pengantar

Dokumen yang terkait

Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dan Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana di SMA Kemala

1 57 123

Iklan Rokok Flava Dan Keputusan Membeli Masyarakat (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Rokok Flava di RCTI Terhadap Keputusan Membeli Masyarakat Perumahan Cemara Hijau Medan)

2 61 125

Tayangan Bom JW Marriot Dan Sikap Masyarakat (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One dan Sikap Masyarakat)

1 31 106

Tayangan Iklan Di Televisi Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)

1 56 163

Iklan Layanan Masyarakat Hemat Listrik P.T PLN Dan Sikap Masyarakat (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru)

2 55 99

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Iklan Pelumas Dan Sikap Terhadap Produk (Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU terhadap Produk Tersebut)

1 42 121

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dan Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi

0 1 40

BAB I PENDAHULUAN - Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dan Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Beren

0 1 21

TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DAN SIKAP SISWA MENGENAI PROGRAM GENERASI BERENCANA (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana di SMA Kemala

0 0 12