yang dapat ditempuh oleh perusahaan yang pailit ialah membubarkan perusahaan debitur yang pailit itu setelah likuidasi berakhir.
e. Menghukum pengurus yang karena kesalahannya telah mengakibatkan
perusahaan mengalami keadaan keuangan yang buruk sehingga perusahaan mengalami keadaan insolvensi dan kemudian dinyatakan pailit
oleh pengadilan. Dalam undang-undang kepailitan Indonesia yang berlaku pada saat ini, sanksi perdata maupun pidana tidak diatur di dalamnya,
tetapi diatur di dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan KUHPidana. Di beberapa negara lain, sanksi-
sanksi itu di muat di dalam undang-undang kepailitan Bankruptcy Law negara yang bersangkutan. Di Inggris sanksi-sanksi pidana berkenaan
dengan kepailitan ditentukan dalam Companies Act 1985 dan Insolvency Act 1986.
f. Memberikan kesempatan kepada debitur dan para krediturnya untuk
berunding dan membuat kesepakatan mengenai restrukturisasi utang-utang debitur. Dalam Bankruptcy Code Amerika Serikat, hal ini diatur di dalam
Chapter 11 mengenai Reorganization. Di dalam undang-undang kepailitan Indonesia kesempatan bagi debitur untuk mencapai kesepakatan
restrukturisasi utang-utangnya dengan para krediturnya diatur dalam BAB II tentang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU.
F. Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Menurut pendapat Koentjaraningrat, yang dinamakan metode penelitian adalah dalam arti katanya yang sesungguhnya, maka metode Yunani : methods
adalah cara atau jalan, sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami obyek dari sasaran yang
bersangkutan.
25
Untuk memenuhi kriteria penulisan yang bersifat ilmiah, maka harus didukung dengan metode yang bersifat ilmiah pula, yaitu berpikir yang
obyektif, dan hasilnya harus dapat dibuktikan dan di uji secara benar.
26
Metodologi penelitian digunakan dalam setiap penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah itu sendiri ialah suatu proses penalaran yang mengikuti suatu
alur berpikir yang logis dan dengan menggabungkan metode yang juga ilmiah karena penelitian ilmiah selalu menuntut pengujian dan pembuktian. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif. Metode penelitian normatif tersebut disebut juga dengan penelitian doktrinal doctrinal research
yaitu suatu penelitian yang memusatkan pada analisis hukum baik hukum yang tertulis dalam buku law in books maupun hukum yang diputuskan oleh Hakim
melalui putusan pengadilan law is decided by the judge through the judicial process.
27
Penelitian merupakan salah satu cara yang tepat untuk memecahkan masalah. Selain itu penelitian juga dapat digunakan untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran dan dilaksanakan untuk mengumpulkan data guna memperoleh pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban atas
25
Danang Ari. Study Tentang Perlindungan Dagang, Surakarta:UMM,2008 , hal. 9.
26
Ibid,.
27
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:Gratifi Press,2006, hal.118.
Universitas Sumatera Utara
pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan dalam Bab I Pendahuluan, sehingga diperlukan rencana yang sistematis. Metodologi merupakan suatu logika yang
menjadi dasar suatu penelitian ilmiah. Oleh karenanya pada saat melakukan penelitian seseorang harus memperhatikan ilmu pengetahuan yang menjadi
induknya.
28
Pada penelitian hukum ini, peneliti menjadikan bidang ilmu hukum sebagai landasan ilmu pengetahuan induknya, oleh karena itu maka penelitian
yang digunakan adalah penelitian hukum. Menurut Soerjono Soekanto yang dimaksud dengan penelitian hukum adalah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
29
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analis yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat individu suatu gejala, keadaan atau kelompok
tertentu. Deskriptif analitis berarti bahwa penelitian ini menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya serta
menganalisis fakta secara cermat tentang keberadaan dan efektifitas pelaksanaan lembaga paksa badan di Indonesia. Adapun pendekatan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif merupakan pendekatan yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah
maupun azas dengan tahapan berupa studi kepustakaan dengan pendekatan dari berbagai literatur
28
Ronny Hanintijo Soemitro Metodologi Penelitian Hukum dan Jurumetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998, hal. 9.
29
Soerjono Soekanto, Op Cit, hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
Metode penelitian juga menggabungkan dengan studi kepustakaan libraly research dengan menggunakan media literatur yang ada maupun jurnal
ilmiah elektronik lainnya seperti internet dan tinjauan yuridis. 2.
Sumber Data Sumber data penelitian dapat dibedakan menjadi bahan hukum primer
maupun bahan hukum sekunder juga bahan hukum tertier. a.
Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer merupakan suatu bahan hukum yang mempunyai
sifat authoritative yang berarti memiliki otoritas. Bahan hukum ini terdiri dari peraturan perundang-undangan diantaranya adalah, catatan-catatan resmi maupun
risalah dalam pembuatan undang-undang. b.
Bahan Hukum Sekunder Yaitu berupa bahan hukum yang merupakan publikasi hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen resmi meliputi buku-buku teks, dan jurnal. Bahan hukum sekunder yang paling utama adalah buku teks karena berisi mengenai
prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan para sarjana yang memiliki kualitas keilmuan.
c. Bahan hukum tersier
Bahan hukum penunjang, pada dasarnya mencakup pertama, bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, yang telah dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Contohnya, adalah misalnya, abstrak perundang
undangan, bibliografi hukum, direktori pengadilan, ensiklopedia hukum, indeks
Universitas Sumatera Utara
majalah hukum, kamus hukum dan seterusnya, dan kedua bahan-bahan primer, sekunder dan penunjang tersier di luar bidang hukum, misalnya, yang berasal
dari bidang sosiologi, ekonomi, ilmu politik, filsafat dan lain sebagainya, yang oleh para peneliti hukum dipergunakan untuk melengkapi ataupun menunjang
data penelitiannya. 3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah studi
kepustakaan, yaitu suatu teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literatur,
tulisan, maupun putusan pengadilan yang berkaitan dengan penelitian ini. Pengumpulan data-data tersebut dilakukan dengan penelitian kepustakaan.
4. Analisa Data
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian
konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal kedalam kategori- kategori atas pengertian dasar dari system hukum tersebut. Data yang berasal dari
studi kepustakaan kemudian dianalisis berdasarkan metode kualitatif dengan melakukan:
a. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan bahan hukum
konseptualisasi yang dilakukan dengan cara melakukan interpretasi terhadap bahan hukum tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Mengelompokkan konsep-konsep atau peraturan-peraturan yang sejenis,
dalam hal ini ialah yang berhubungan dengan pelaksanaan lembaga paksa badan.
c. Menemukan hubungan antara berbagai peraturan atau kategori dan
kemudian diolah d.
Menjelaskan dan menguraikan hubungan antara berbagai kategori atau peraturan perundang-undangan kemudian dianalisis secara deskriptif
kualitatif sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan serta kesimpulan atas permasalahan.
G. Sistematika Penulisan