ISU-ISU PEMBANGUNAN PARIWISATA DI KEPULAUAN.

55 E D I S I 0 2 T A H U N X V I I 2 0 1 1

III. ISU-ISU PEMBANGUNAN PARIWISATA DI KEPULAUAN.

Dalam rangka menghadapi krisis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta daya saing pariwisata di kepulauan, berbagai gagasan muncul ditengah- tengah masyarakat baik yang digagas oleh pemerintah pusat maupun daerah dan juga masyarakat. Berbagai gagasan tersebut mendapatkan reaksi pro dan kontra sebagai berikut: Pertama, penjualan pulau. Tiga pulau di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, akan dijual. Pulau-pulau itu dijual di situs internet privateislandonline. com yang berbasis di Kanada dengan harga mulai dari US 4 juta hingga US 8 Juta. Sebelumnya, pada 2005, terdapat dua pulau yang diisukan dijual, yaitu Pulau Kumbang dan Pulau Menyakan di Karimun Jawa. Lalu, ada pula Pulau Panjang dan Pulau Meriam Besar di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kemudian ada Pulau Bidadari di NTB yang ditengarai dibeli warga Inggris yang bahkan membuat larangan orang Indonesia dan TNI untuk memasuki pulau tersebut. Pulau lainnya yang diisukan dijual adalah gugusan Takabonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Walau belakangan penjualan pulau ini juga dibantah, tetapi berulangnya isu penjualan pulau ini membuat kita harus lebih waspada dan menjaga setiap jengkal kedaulatan Indonesia Liputan6.com, Padang.Warga Natuna, Muktar menjual lima pulau di Kepulauan Bawah, Natuna Selatan, karena kesulitan keuangan ANTARA News. Gagasan penjualan pulau ini mendapat tanggapan dari berbagai kalangan sebagai berikut: 1. Pemerintah Daerah Sumbar dengan langsung memanggil tiga orang yang mendapat hak pengelolaan pulau yaitu, Mark James Loughram, warga Australia yang mengelola Pulau Macaroni. Selain itu, mereka juga memanggil Yordan Heuer, warga Amerika Serikat sebagai pengelola Pulau Kandui dan Gilles Bordossoule, warga Prancis yang menjadi pengelola Pulau Soloinak. Isu penjualan pulau bukan kali ini saja terjadiLiputan6.com, Padang. 2. Tanggapan juga datang dari Departemen Dalam Negeri yang menyatakan bahwa hasil penyelidikan sementara tim khusus Depdagri yang terdiri dari unsur Departemen Hukum, Departemen Kelautan, Pemprov Sumbar, dan Gubernur Sumbar menyatakan bahwa yang dikembangkan di tiga pulau, yaitu Macaroni, Siloinak, dan Kandui, adalah resort pariwisata dengan kerja sama pihak swasta asing. Namun, jika ditemukan unsur penjualan dalam kerja sama tersebut, tidak menutup kemungkinan para pelaku bisa dipidana penjara maksumal 10 tahun dan denda Rp. 10 miliar Pasal 21 ayat 1 UU No. 43 tahun 2008. Berdasarkan Pasal 20 Ayat 1 dan 2 UU No 43 Tahun 2008 tentang wilayah negara, pengurangan maupun penghilangan luas wilayah teroterial negara dilarang berdasarkan hukum. 3. Departemen Luar Negeri menyatakan bahwa siap menjelaskan kepada pihak asing bahwa tidak bisa menguasai salah satu pulau di Indonesia. “Kita akan jelaskan bahwa hukum kita tidak membenarkan pihak asing membeli atau menguasai pulau di negara kita,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri 2882009. Penjualan pulau sebenarnya merupakan kewenangan Departemen Dalam Negeri Depdagri dan terkait pemerintah setempat.http:nasional.kompas.comread Jual.Pulau.Bisa.Dipenjara.10.Tahun 4. Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Kiara mengatakan penjualan pulau diduga dilakukan pejabat publik setempat. Riza menuding pejabat publik tersebut hanya menginginkan keuntungan ekonomis tanpa mempertimbangkan kepentingan umum sebagai ruang publik dan tempat budaya bahari Nusantara. “Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Tak sepantasnya penjualan pulau dilakukan dengan meminggirkan nelayan tradisional dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil” ANTARA.Seharusnya, pemerintah turun langsung bersama pejabat di daerah dan menyusun pengembangan kawasan pesisir dan pulau untuk kesejahteraan masyarakat umum. Disamping itu, langkah yang dilakukan pemerintah sangat tidak tepat. “Investor yang datang untuk mengelola pulau-pulau itu nyatanya hanya mengeksploitasi nilai ekonomi untuk kepentingan segelintir orang saja.” 5. Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan membantah adanya penjualan pulau di gugusan Takabonerate. “Sama sekali tidak benar karena ada aturan yang ketat untuk itu penjualan pulau,” tegas dia. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan 10 pulau terluar yang akan menjadi fokus perhatian untuk dikembangkan pada 2010. Liputan6.com, Jakarta 6. Gubernur Kepulauan Riau mengatakan apapun alasannya, penjualan pulau tidak dibenarkan, karena pulau adalah milik negara. Ia mengatakan, warga dapat menjual tanah dalam pulau, tapi tidak keseluruhan pulau.Gubernur 56 E D I S I 0 2 T A H U N X V I I 2 0 1 1 mengatakan berdasarkan penyelidikan awal, lima pulau dijual Muktar kepada Tasfinardi, warga Kepri juga. “Bukan orang asing, tapi orang kita juga,” katanya menegaskan. Pulau Bawah terdiri dari empat gugusan pulau kecil lainnya dengan luas keseluruhan 99,739 hektar kini disorot setelah Departemen Kelautan dan Perikanan DKP mengindikasikan ada pemindahtanganan penguasaan kepada warga negara asing asal Australia dan Malaysia. Mengenai keterlibatan pihak asing dalam pengelolaan wisata pulau, ia mengakuinya. Menurut Ismeth tidak masalah warga negara asing turut mengembangkan dan menanamkan modal di gugusan pulau yang terkenal dengan keindahan bawah laut itu.”Tapi mungkin mereka tidak tahu cara menanamkan modal yang benar, bahwa harus mendaftar dan lain sebagainya dulu,” katanya. ANTARA News. Ke dua, penjajakan kerjasama dan penyewaan pulau guna pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil. 1. Pemerintah Indonesia c.q. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Depbudpar dengan Yunani melakukan kerja sama pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil. Sebagai tahap awal kerja sama itu akan dituangkan dalam nota kesepahaman MoU. Selain Yunani, pariwisata di pulau-pulau kecil juga berhasil dikembangkan oleh negara Maladewa Maldive. Maldive dinilai berhasil dalam menyejahterakan rakyatnya melalui kegiatan pariwisata di pulau-pulau kecil mereka. Sebelum melakukan MoU dengan Yunani, Indonesia sudah melakukan studi banding di negara Fiji, di Kepulauan Pasifik yang juga dikenal sangat bagus dalam mengelola pulau-pulau kecil untuk pariwisata. Diharapkan dengan kerja sama ini, Indonesia bisa menjual pariwisata pulau-pulau kecil yang jumlahnya mencapai ribuan yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. http:www.skyscrapercity.comshowthread. php?t=107334page 2. Direktur Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan, sejauh ini sejumlah pihak asing telah mengajukan izin ke KKP. ”Karena itu, penawaran pengelolaan kepada pihak asing sebagai terobosan pemberdayaan ekonomi masyarakat pulau kecil,” katanya. Pengelolaan itu diatur dalam Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil serta Peraturan Menteri No 202005 tentang Pemanfaatan Pulau Kecil. ”Pengelolaan tak berarti privatisasi, tetapi ada aturan hak dan kewajiban pengelola,” katanya. Dicontohkan, Pulau Karimata di Kalimantan Barat dikelola investor Perancis dan Pulau Raja Ampat oleh pengusaha Swiss. Pihak asing membangun dua kawasan itu menjadi obyek wisata bahari yang menarik dilengkapi dengan fasilitas hotel. ”Tidak hanya investor asing, pengusaha nasional juga ditawarkan untuk berinvestasi. http:travel.kompas.com read2010111116292014 3. Kementerian Kelautan dan Perikanan menawarkan pihak asing untuk mengelola pulau-pulau kecil di Tanah Air dalam rangka pemberdayaan pariwisata dan ekonomi masyarakat. Indonesia akan menggandeng Maladewa untuk mengelola pulau kecil di Tanah Air, dengan cara penyewaan pulau. Pemerintah Maladewa berhasil mengundang investor untuk mengelola pulau. Pengelolaan pulau-pulau kecil dapat dilakukan dengan memberikan hak pakai selama beberapa tahun kepada para investor, salah satunya untuk tujuan wisata bahariDiena Lestari, Bisnis Indonesia. 4. Tiga dari 11 pulau di wilayah Kota Makassar, Sulawesi Selatan Sulsel yakni Pulau Samalona, Laelae dan Kodingareng Keke siap disewakan kepada investor karena potensial dijadikan sebagai objek wisata bahari.”Sebenarnya sebelas pulau di Makasar yang juga masuk gugusan kepulauan spermonde, cocok dijadikan sebagai lokasi wisata bahari. Namun dari 11 pulau itu, tiga pulau dinilai cocok ditawarkan kepada investor,” kata Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbupar Kota Makassar. Dia mengatakan sebenarnya sudah ada satu pulau yang dikelola pihak swasta yakni Pulau Kayangan, namun dinilai belum maksimal pengelolaannya sehingga belum menjadi ikon pariwisata Kota Makassar. 20 Agustus 2009 Makassar, tvOne http:nusantara.tvone.co.idberita view20657200908203_pulau_di_makassar_siap_ disewakan_ke_investor Tanggapan masyarakat terhadap gagasan pemerintah pusat dan daerah penjajakan kerjasama dan sewa pulau guna pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil adalah sebagai berikut: 1. Seorang pakar ekonomi regional di Manado mengatakan bahwa pengelolaan pihak asing atas sebuah wilayah teritorial memunculkan resistensi dari segi keamanan negara. Namun, pengelolaan dapat dilakukan sepanjang pihak asing tunduk kepada hukum Indonesia dan diawasi. Di Sulut, ada sejumlah pulau yang sebagian daratannya dikelola orang asing, seperti Pulau Gangga di Minahasa Utara yang dikelola investor asal Italia. Tidak ada persoalan dengan keamanan negara jika orang asing lebih intens memasarkan pesona pulau itu guna menjaring wisatawan. ”Ada plus minus dalam pengelolaan pulau oleh asing, tetapi kita juga membutuhkan pihak asing guna pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang miskin,” ujar pakar tersebut. http:travel.kompas.comread20101111. 2. Seorang pengamat perkotaan dari Universitas Hasanuddin mengatakanbahwa rencana daerah untuk menyewakan sejumlah pulau di wilayahnya perlu pertimbangan matang dan konsep yang jelas. Alasannya karena hal itu akan terkait dengan berbagai aspek di dalamnya, bukan hanya persoalan lingkungan, melainkan juga sosial, budaya dan kemasyarakatan.Dengan demikian, Pemkot Makassar harus memberikan penekanan kepada pihak investor yang akan 57 E D I S I 0 2 T A H U N X V I I 2 0 1 1 mengelola pulau-pulau kecil itu untuk memperhatikan berbagai aspek tersebut. “Investor harus ditekankan untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan, ekosistem dan harmonisasi masyarakat yang tinggal di pulau itu” tvOne, 20 Agustus 2009 Makassar http:nusantara.tvone.co.id beritaview20657200908203_pulau_di_makassar_ siap_disewakan_ke_investor

IV. ANALISIS ISU PUBLIK PEMBANGUNAN PARIWISATA DI