LAPORAN AKHIR
1-1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Eksistensi KUKM dalam menunjang perekonomian nasional telah terbukti selama ini, walaupun dalam kondisi perekonomian yang sulit KUKM
secara umum tetap eksis dan memberi kontribusi yang cukup terhadap PDB nasional. Ditinjau dari jumlah usaha dan penyerapan tenaga kerja yang begitu
besar, peran UKM relatif sangat rendah dibandingkan dengan usaha besar. Sampai saat ini usaha besar tetap menguasai sebagian besar sumberdaya
nasional wlaupun jumlah usaha besar sangat kecil. Jumlah Usaha Kecil dan Menengah sebanyak 48.929.636 unit hampir 99,98 dari dunia usaha.
UKM yang bergerak di sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mencapai 26.209.346 unit, yang bergerak di sektor perdagangan,
hotel dan restoran mencapai 13.304.939 unit dan yang bergerak di industri pengolahan mencapai 3.217.506 unit. Pada umumnya ciri KUKM ditinjau dari
management dan pasarnya lebih bersifat tradisional sementara usaha besar lebih modern.
Pemberdayaan KUKM sudah sepantasnya mendapat perhatian terus menerus dari berbagai pihak, terutama dalam akses permodalan terbatas,
management, informasi dan pemasaran. Kementrian Negara KUKM yang telah bertanggung jawab secara sektoral dalam pembangunan KUKM
mempunyai program pemberdaya KUKM dalam bentuk bantuan perkuatan yang pembiayaan bersumber dari APBN. Program tersebut dalam kerangka
pengembangan usaha pemasaran dan jaringan usaha secara struktural di bawah Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha KUKM. Maksud dari
program ini adalah untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan, menyalurkan bantuan perkuatan yang bersumber dari APBN dalam rangka
pengembangan usaha Pemasaran dan Jaringan Usaha koperasi dan atau anggotanya. Tujuannya untuk mengembangkan usaha koperasi dan atau
anggotanya dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran melalui pembangunan sarana dan prasarana serta jaringan pemasaran usaha
mikro, kecil dan koperasi. Kegiatan bantuan perkuatan yang dapat dibiayai dari bantuan perkuatan ini meliputi : a. Revitalisasi Toko Koperasi melalui
bisnis ritel modern SMEs’CO mart; b Pengembangan sarana usaha pedagang kaki lima; c Perkuatan pengembangan sarana pasar tradisional
dan pengembangan sarana pemasaran di daerah perbatasantertinggal; d Pengembangan
jaringan pemasaran
garmen produk
KUKM; e
Pengembangan pengemasan produk KUKM; f Peningkatan ekspor produk meubel KUKM.
Sebagaimana diketahui, salah satu tempat atau wadah bagi KUKM dalam menjalankan aktivitas usaha khususnya di sektor perdagangan adalah
pasar. Pasar merupakan tempat pertemuan pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu pasar
LAPORAN AKHIR
1-2
pada akhir-akhir ini yang sering menjadi perbincangan dan perhatian banyak kalangan, adalah pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya
tidak layak ditinjau dari fisik dan pengelolaannya. Padahal keberadaan pasar tradisional tidak hanya memiliki arti ekonomis semata, melainkan juga terkait
dengan nilai-nilai kultural masyarakatnya. Pasar market place telah menjadi wadah interaksi sosial dan representasi nilai-nilai tradisional yang ditunjukkan
melalui prilaku para aktor yang terlibat didalamnya. Oleh karenanya, keberadaan pasar tradisional perlu dikembangkan dan dilestarikan agar
menjadi simbol kebanggaan dari suatu masyarakat dan daerah.
Dalam perkembangan globalisasi saat ini, keberadaan pasar tradisional bisa dilihat semakin terdesak dengan kehadiran pasar modern yang
merambah sampai kepinggiran desa seperti : Makro, Carefour, Giant dan ditambah lagi dengan kehadiran Supermaket dan Hypermaket sampai ke
ibukota kabupatenkota, disamping kehadiran mini market seperti Alfamart, Indomart, dll yang dapat dijumpai dimana-mana. Eksistensi pasar tradisional
dan KUKM atau pedagang ritel tradisional sudah terancam dengan keberadaan banyaknya pasar modern skala kecil maupun besar. Situasi
perkembangan tersebut tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan mematikan KUKM yang pada umumnya pengusaha berskala menengah dan
kecil. Intervensi pemerintah sangat diperlukan untuk menyelamatkan keberadaan pasar tradisional dalam bentuk ikut memberdayakan dan
mengembangkan pasar tradisional menjadi pusat perbelanjaan yang layak agar tetap diminati banyak konsumen.
Menyikapi hal tersebut, Kementrian Negara Koperasi dan UKM melalui salah satu program pemberdayaan KUMK dalam rangka pengembangan
sarana dan prasarana pasar sebagaimana disebutkan di atas, adalah memberikan bantuan perkuatan bagi pengembangan sarana pasar tradisional
dan pengembangan sarana pemasaran di daerah perbatasantertinggal. Secara
implisit pengembangan
sarana pemasaran
di daerah
perbatasantertinggal objeknya juga ditujukan pada pengembangan pasar tradisional. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah 1 tersedianya
kepastian lokasi berusaha para pedagang secara layak, 2 mendorong para pedagang menjadi anggota koperasi, 3 meningkatkan peran pedagang
melalui koperasi dalam pengembangan dan pengelolaan pasar tradisional, 4 mewujudkan pasar tradisional yang dikelola oleh koperasi secara modern.
1.2. PERMASALAHAN