LAPORAN AKHIR
1-2
pada akhir-akhir ini yang sering menjadi perbincangan dan perhatian banyak kalangan, adalah pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya
tidak layak ditinjau dari fisik dan pengelolaannya. Padahal keberadaan pasar tradisional tidak hanya memiliki arti ekonomis semata, melainkan juga terkait
dengan nilai-nilai kultural masyarakatnya. Pasar market place telah menjadi wadah interaksi sosial dan representasi nilai-nilai tradisional yang ditunjukkan
melalui prilaku para aktor yang terlibat didalamnya. Oleh karenanya, keberadaan pasar tradisional perlu dikembangkan dan dilestarikan agar
menjadi simbol kebanggaan dari suatu masyarakat dan daerah.
Dalam perkembangan globalisasi saat ini, keberadaan pasar tradisional bisa dilihat semakin terdesak dengan kehadiran pasar modern yang
merambah sampai kepinggiran desa seperti : Makro, Carefour, Giant dan ditambah lagi dengan kehadiran Supermaket dan Hypermaket sampai ke
ibukota kabupatenkota, disamping kehadiran mini market seperti Alfamart, Indomart, dll yang dapat dijumpai dimana-mana. Eksistensi pasar tradisional
dan KUKM atau pedagang ritel tradisional sudah terancam dengan keberadaan banyaknya pasar modern skala kecil maupun besar. Situasi
perkembangan tersebut tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan mematikan KUKM yang pada umumnya pengusaha berskala menengah dan
kecil. Intervensi pemerintah sangat diperlukan untuk menyelamatkan keberadaan pasar tradisional dalam bentuk ikut memberdayakan dan
mengembangkan pasar tradisional menjadi pusat perbelanjaan yang layak agar tetap diminati banyak konsumen.
Menyikapi hal tersebut, Kementrian Negara Koperasi dan UKM melalui salah satu program pemberdayaan KUMK dalam rangka pengembangan
sarana dan prasarana pasar sebagaimana disebutkan di atas, adalah memberikan bantuan perkuatan bagi pengembangan sarana pasar tradisional
dan pengembangan sarana pemasaran di daerah perbatasantertinggal. Secara
implisit pengembangan
sarana pemasaran
di daerah
perbatasantertinggal objeknya juga ditujukan pada pengembangan pasar tradisional. Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah 1 tersedianya
kepastian lokasi berusaha para pedagang secara layak, 2 mendorong para pedagang menjadi anggota koperasi, 3 meningkatkan peran pedagang
melalui koperasi dalam pengembangan dan pengelolaan pasar tradisional, 4 mewujudkan pasar tradisional yang dikelola oleh koperasi secara modern.
1.2. PERMASALAHAN
Program pemberdayaan pasar tradisional Kementrian Negara Koperasi dan UKM dalam bentuk bantuan perkuatan telah dikembangkan pada
beberapa daerah di Indonesia dengan melakukan kerjasama dengan Pemerintah daerah KabupatenKota dengan melakukan renovasi dan
pembangunan pasar untuk meningkatkan peran KUKM dan Koppas. Realisasi bantuan perkuatan program bantuan pengembangan sarana pasar tahun
2003 sampai dengan 2007 mencapai Rp. 89.088.466. 000.- secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1-1
LAPORAN AKHIR
1-3 Tabel
1-1
Realisasi Bantuan Perkuatan Program Bantuan Pengembangan Sarana Pasar Tahun 2003 sampai dengan 2007
No Tahun
Prov KabKota
Pasar Kop
Nilai Bantuan Rp.000
Nilai Bantuan Rata2
Rp.000 1
2 3
4 5
2003 2004
2005 2006
2007 5
1 2
11 25
5 2
2 14
48 11
2 11
14 48
5 2
11 14
48 14.982.000
17.652.000 8.000.000
11.250.000 37.204.466
1.362.000 8.826.000
727.273 803.571
775.083
Jml 44
71 86
80 89.088.466
1.035.912 Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM Tahun 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata bantuan perkuatan terkecil berada pada tahun 2005, sedangkan nilai rata-rata bantuan terbesar
ada pada tahun 2004. Sejak tahun 2005 sampai dengan 2007 nilai rata-rata bantuan berada dibawah Rp. 1 milyar. Pada awal penyaluran bantuan
perkuatan hanya terbatas pada 5 provinsi saja, namun pada tahun berikutnya 2004 hanya terkonsentrasi pada satu provinsi dan pada tahun 2005 pada 2
provinsi saja. Baru pada tahun 2006 dan 2007 penyaluran bantuan perkuatan kelihatan lebih menyebar dan merata. Terlepas dari besarnya bantuan
perkuatan dan penyebarannya, maka persoalan mendasar yang perlu diketahui adalah sejauhmana program pengembangan sarana pasar telah
memberi manfaat kepada KUKM dan masyarakat disekitarnya. Kemudian dalam bentuk apa manfaat itu dirasakan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Hasil penelitian kebijakan publik Bisnis Indonesia, 2003 menunjukkan bahwa 54 pengecer kecil mengalami penurunan omset sebesar 60,
dengan masuknya pasar modern sejalan
dengan dikeluarkannya
kebijaksanaan pemerintah dalam penataan pasar yang belum berpihak pada KUKM. Situasi ini apabila dibiarkan terus menerus akan berdampak negatif
pada KUKM pada pasar tradisional, padahal KUKM pada pasar tradisional paling banyak berkaitan dengan masyarakat yang berpendapatan rendah.
Oleh karenanya rehabilitasi pasar tradisional harus menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan efektifitas pasar, karena merupakan
tugas pemerintah dalam membangun ekonomi masyarakat. Untuk itu, Kementerian Negara Koperasi dan UKM telah mengeluarkan serangkaian
program bantuan sarana pasar untuk rehabilitasirenovasi pasar tradisional guna mendukung perkembangan KUKM. Program bantuan ini telah dimulai
sejak tahun 2003 sampai dengan 2007. Nilai bantuan perkuatan rehabilitasi pasar tradisional yang bersumber dari pembiayaan pemerintah sampai tahun
2007 telah mencapai puluhan milyar rupiah, namun pada saat ini belum di ketahui secara persis hasil dari program bantuan tersebut. Permasalahan
yang ingin disikapi adalah sejauhmana efektifitas dari bantuan perkuatan sarana pasar dalam pemberdayaan KUKM ?
LAPORAN AKHIR
1-4
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT