LAPORAN AKHIR
5-1
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS
5.1. DESKRIPSI HASIL
PENGAMATAN LAPANG
PENYALURAN BANTUAN PERKUATAN
5.1.1. Profil Bantuan Perkuatan
Bantuan perkuatan pengembangan sarana pasar tradisional secara nasional telah disalurkan Kementerian Negara Koperasi dan UKM sejak tahun 2003. Pada
saat itu bantuan perkuatan ini masih terbatas hanya diberikan pada 5 provinsi, 5 kabupatenkota, 11 pasar dan 5 koperasi. Sampai tahun 2007 secara nasional
bantuan perkuatan ini, telah mencakup 71 KabKota, 86 pasar, 80 koperasi dengan nilai bantuan mencapai Rp. 89.088.465.000,- Penyaluran bantuan perkuatan
pengembangan sarana pasar tradisional ini dapat diketahui pada Tabel 5-1.
Tabel 5–1 Penyaluran Bantuan Pengembangan Sarana Pasar Tradisional
2003 – 2007
Dari tabel di atas diketahui bahwa bantuan perkuatan ini baru tersebar lebih merata mulai pada tahun 2006 dan 2007. Bahkan pada tahun 2007 nilai bantuan
yang disalurkan 3,3 kali dari tahun 2006 yang di peruntukan bagi 48 pasar dan 48 koperasi pada 48 kabupatenkota.
5.1.2. Profil Perkuatan di lokasi kajian
Pada lokasi kajian, khususnya yang menjadi objekkajian sampel penelitian bantuan perkuatan pengembangan pasar tradisional koperasi penerima bantuan,
jumlah dana disalurkan, peruntukan dan tahun alokasi dapat diketahui pada tabel berikut :
LAPORAN AKHIR
5-2
Tabel 5–2 Profil Perkuatan di Lokasi Kajian
Dari tabel 5-2 di atas dapat dikemukakan beberapa fenomena sebagai berikut : 1
Sebagian besar pasar tradisional menerima bantuan perkuatan berupa renovasi dan bangunan .Dalam penelitian ini yang diamati adalah program
dana bergulir perkuatan pasar tradisional ,yang dananya bersumber dari APBN. Bank penyalur menyalurkan langsung dana tersebut kepada koperasi dan
KUKM, serta tidak banyak melakukan koordinasi dengan Dinas koperasi dan UKM setempat. Oleh karena itu maka tidak tersedia sulit mendapatkan data
yang memadai untuk melakukan pengkajian terhadap program ini.
2
Penggunaan dana perkuatan yang bersumber dari program ini disyaratkan harus sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang diprogramkan sektoral. Dengan
kata lain peminjam diharuskan menggunakan pinjamannya untuk berusaha pada jenis-jenis kegiatan yang telah ditentukan, antara lain untuk
mengembangkan usaha di pasar tradisional . Keterikatan peminjam pada jenis- jenis usaha yang telah ditetapkan, menyebabkan ada kegiatan-kegiatan usaha
potensial daerah yang belum terdaftar sebagai kegiatan program. Peminjam tidak dibenarkan menggunakan pinjamannya untuk mengembangkan usaha
pada kegiatan yang belum diprogramkan tersebut. Sebaliknya ada daerah atau koperasi yang tidak memiliki potensi untuk kegiatan tersebut, tetapi
mendapatkan juga pinjaman
5.1.3. Penggunaan dan Penyaluran Bantuan.