Telaahan Renstra KL dan Renstra OTK KabupatenKota

Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017 5 fokus pada upaya pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, pengendalian dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian didaerah. Dan juga penyusunan renstra tersebut mengakomodir usulan program dan kegiatan yang tidak terakomodir dalam renstra KabupatenKota berdasarkan kewenangan. Beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kementerian Riset dan Teknologi dan kabupatenKota adalah:  Masih kurangnya tenaga PPNS dan PPLHD sebagai instrumen pengawasan terhadap pelaku pencemaran.  Belum tersedianya laboratorium lingkungan sebagai alat pemantauan kualitas lingkungan.  Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BLHRD Masih kurang memadai untuk menunjang pelaksanaan tugas;  Manajemen anggaran yang tidak tepat guna dalam rangka peningkatan SDM; Beberapa Pendorong yang akan akan menunjang pencapaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Riset dan Teknologi dan KabupatenKota adalah:  Visi dan Misi serta Sturuktur Organisasi yang jelas  Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Provinsi Gorontalo akan mendapatkan anggaran yang semakin meningkat melalui pendanaan Dana dekonsentrasi, Tugas pembantuan dan Dana Alokasi Khusus dari kementerian Lingkungan Hidup  Adanya peraturan perundangan dibidang lingkungan hidup baik ditingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten Kota  Dukungan kebijakan dan regulasi dibidang pengkajian dan penataan lingkungan, pengembangan sistem informasi lingkungan, pengendalian dan konservasi SDA dan pengembangan penelitian didaerah baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi maupun KabupatenKota. Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017 6  Adanya motivasi, keyakinan dan komitmen yang terus tumbuh berkembang dari aparatur pengelola lingkungan hidup untuk meningkatkan kinerjanya dalam mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang lebih mengedepankan aspek dan penyelamatan fungsi lingkungan hidup  Adanya sektor perbankan yang dapat mendukung program pengendalian pencemaran lingkungan seperti adanya bunga lunak dan pembebasan biaya bea cukai untuk import peralatan pengendalian pencemaran serta pengendalian pengeluaran kredit terhadap industri yang tidak ramah lingkungan  Tersedinya akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang dapat memberikan solusi ilmiah untuk mengatasi pencemaran lingkungan  Adanya tuntutan global terhadap pelaku usaha untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis akan menjadi pedoman atau arahan dan pertimbangan utama dalam pemberian ijin lingkungan maupun pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatanusaha yang dilakukan di Provinsi Gorontalo. Beberapa permasalahan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan program dan kegiatan BLHRD Provinsi Gorontalo terkait dengan RTRW dan KLHS, adalah sebagai berikut:  Akan berhadapan dengan kemungkinan akan terjadinya perubahan kualitas lingkungan khususnya kejadian banjir akibat kegiatan Pertambangan yang sebelumnya berada dalam wilayah Taman Nasional dan Hutan Lindung yang telah diakomodir dalam RTRW Provinsi Gorontalo  Diperlukan upaya-upaya yang berkelanjutan dalam mengantisipasi persoalan lingkungan akibat suatu kegiatan khususnya kegiatan pertambangan Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017 7 Beberapa faktor pendorong dalam menunjang pelaksanaan program dan kegiatan BLHRD Provinsi Gorontalo terkait dengan RTRW dan KLHS, adalah sebagai berikut:  Pelaksanaan kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo akan tertata dengan baik dan berwawasan lingkungan  Terjadinya minimalisasi dampak akibat suatu kegiatan karena akan bersesuaian dengan RTRW dan KLHS  RTRW dan KLHS akan menjadi kontorol, pedoman atau arahan dan pertimbangan utama dalam pemberian ijin lingkungan maupun pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatanusaha yang dilakukan di Provinsi Gorontalo

3.5 Penentuan isu-isu strategis

A. Lingkungan Hidup 1.

Kerusakan Danau Limboto Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan pendangkalan danau. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas areal 7.000 Ha, pada tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau Limboto berkurang menjadi 10 meter dan luas areal menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990- 2011 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha. Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha.