Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017
7
Beberapa faktor pendorong dalam menunjang pelaksanaan program dan kegiatan BLHRD Provinsi Gorontalo terkait dengan RTRW dan KLHS,
adalah sebagai berikut: Pelaksanaan kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo akan
tertata dengan baik dan berwawasan lingkungan Terjadinya minimalisasi dampak akibat suatu kegiatan karena akan
bersesuaian dengan RTRW dan KLHS RTRW dan KLHS akan menjadi kontorol, pedoman atau arahan dan
pertimbangan utama dalam pemberian ijin lingkungan maupun pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatanusaha yang dilakukan di
Provinsi Gorontalo
3.5 Penentuan isu-isu strategis
A. Lingkungan Hidup 1.
Kerusakan Danau Limboto
Masalah utama yang dihadapi adalah penyusutan luas dan pendangkalan danau. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau
Limboto 30 meter dengan luas areal 7.000 Ha, pada
tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau
Limboto berkurang menjadi 10 meter dan
luas areal menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990-
2011 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha.
Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa 1.500 Ha.
Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017
8
2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto
Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau. Saat ini
kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan
akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang
dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau
akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas
air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang
melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut di Sungai Alo 0,77 mgl, Sungai Biyonga 0,94 mgl,
dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mgl, sementara total fosfornya 1,44 mgl. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu
tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh
meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 dari luasan danau.
3. Pencemaran Air Sungai
Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo rendah. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BLHRD
bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan BTKL Manado pada tahun
2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang batas yang dipersyaratkan, seperti:
Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR BERAT Kelas D dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran nilai
skor – 29 CEMAR SEDANG, bagian tengah kisaran nilai skor – 55