Partisipasi Masyarakat Lingkungan Hidup 1.

Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017 14  Sekitar 30 masyarakat laki-laki dan perempuan menyatakan setuju pemanfaatan kayu hutan untuk pembangunan rumah dan diperdagangkan.  Sebagian besar responden laki-laki 57.4 dan perempuan 78.1 menyatakan setuju memanfaatkan kayu mangrove untuk kepentingan ekonomi tambak dan kayu bakar.  Keterlibatan masyarakat pesisir laut dalam memanfaatkan terumbu karang untuk hiasan, pondasi rumah dan kepentingan lainnya cukup tinggi. Sebanyak 78.6 laki-laki dan 53.3 perempuan terlibat dalam pengambilan terumbu karang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup baru berkisar 25-30, dan apabila tidak dilakukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat maka diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan partisipasi masyarakat tidak akan meningkat secara signifikan.

11. Nilai tambah produk pertanian, perikanan, perkebunan dan

peternakan rendah Potensi perikanan di Provinsi Gorontalo relatif besar yaitu potensi perikanan darat, payau dan perikanan laut. Potensi perikanan Gorontalo berada di Perairan Teluk Tomini dan Laut Sulawesi. Potensi perikanan di Teluk Tomini sebesar 595.620 ton dan yang dimanfaatkan 33.2 , sedangkan di Laut Sulawesi sebesar 630.470 ton tetapi yang dimanfaatkan sebesar 37.6 .

B. Bidang Riset

Di Provinsi Gorontalo program pembangunan penelitian di sesuaikan dengan program unggulan pemerintah daerah yakni 1 pertanian dan ketahanan pangan; 2. perikanan dan kelautan ; 3. pendidikan dan kesehatan; 4 ekonomi, social dan budaya dan 5. tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017 15

1. Pertanian dan Ketahanan Pangan

Pembangunan Iptek ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, sesuai selera, dan keyakinannya melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan efisiensi produksi pertanian, perikanan, dan kehutanan secara berkelanjutan, pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan. Prioritas utama adalah untuk mendukung terwujudnya kemandirian ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan antar-kelembagaan. Komoditas pangan yang menjadi prioritas diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kerangka kebijakan Iptek ketahanan pangan adalah untuk meningkatkan daya dukung teknologi untuk mempertajam prioritas penelitian, memperkuat kapasitas kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk SDM yang handal dalam pengelolaan pangan.

2. Perikanan dan Kelautan

Pembangunan iptek perikanan dan kelautan diarahkan untuk mendukung kebijakan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, memperkuat kelembagaan dan jaringan, dan mendorong iklim yang kondusif untuk inovasi berbasis sumberdaya pesisir dan laut. Kerangka kebijakan mencakup pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan, efisien, ekonomis, sesuai sumberdaya lokal, dan berwawasan masa depan.

3. Pendidikan

Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi terhadap masing-masing daerah untuk mengembangkan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, akan terdapat variasi baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada masing- masing daerah. Pengembangan produk berkualitas yang kompetitif diperlukan sumber daya manusia SDM berkualitas yang keahliannya relevan dengan potensi kawasan yang sedang dan akan dikembangkan.