Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017
10
udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang
diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu kegiatan pengendalian pencemaran
udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara tersebut.
5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang
Salah satu potensi pesisir di Provinsi Gorontalo adalah terumbu karang dan
hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini diperkirakan telah berada dalam ambang
kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan rata-rata mencapai 40-65.
Apabila tidak dilakukan tindakan konservasi secepatnya, maka 5 lima tahun ke depan kerusakan akan
semakin meluas hingga mencapai 60-75 .
6. Kerusakan DAS dan Banjir
Kejadian banjir di Provinsi Gorontalo terjadi hampir setiap
tahun dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian
terhadap infrastruktur, seperti jalan, jembatan, sekolah,dan
lain-lain. Jumlah kerugian akibat banjir di Provinsi
Gorontalo, apabila di lakukan penanganan maka di proyeksikan untuk 5 tahun ke depan kerugian tersebut akan semakin meningkat
hingga mencapai 40.
Renstra BLHRD Provinsi Gorontalo 2012-2017
11
7. Pertambangan Emas Tanpa Ijin PETI
Kegiatan pertambangan sangat potensial
menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika
tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan
pertambangan emas di Provinsi Gorontalo
tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah
Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan
wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango, wilayah Suwawa Kabupaten Bone Bolango,
dan wilayah Boliohuto Kabupaten Boalemo. Permasalahan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah pencemaran logam
berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya
akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan BLHRD tahun 2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa
Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam berat Hg merkuri pada badan air sungai Dubalango dan Sungai
Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu 0,001 mgl. Kadar Hg pada badan air dan sedimen sungai dubalango sungai sekitar
penambangan pasolo adalah masing-masing berkisar antara 0,0002 – 0,016038 mgl dan 104,2172 – 927,2519 mgl, sedang konsentrasi
Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya sungai sekitar penambangan Mopuya adalah masing-masing berkisar antara
0,0002-0,2457 mgl dan 22,7798 – 53,1579 mgl.