Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
6 Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri,misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia
menyadari bahwaperilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajarankonvensional, tindakan atau perilaku
individu didasarkan oleh faktor dari luardirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takit hukumanatau sekadar untuk
memp.eroleh angka atau nilai dari guru.
7 Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuaidengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu
setiap siswa bisa terjadiperbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalampembelajaran konvensional ha I ini tidak
mungkin terjadi. Kebenaran yangdimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikonstruksi olehorang lain.
8 Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitordan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing; sedangkandalam
pembelajaran konvensional
guru adalah
penentu jalannya
prosespembelajaran. 9 Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja
dalamkonteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan dalampembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi
di dalam kelas.Sejarah SMAPLPG Sertifikasi Guru 2012 Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta 96
10 Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur
dengan berbagaicara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman,observasi, wawancara, dan lain sebagainya;
sedangkan dalam pembelajarankonvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.
Beberapa perbedaan pokok si atas, tnenggambarkan bahwa CTL memang memilikikarakteristik tersendiri baik dilihat dari asumsi maupun proses
pelaksanaan danpengelolaannya.
1. Asas-Asas CTL CTL memiliki 7 asas yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran
denganmenggunakan model pembelajaran kontekstual. Seringkali asas ini disebut jugakomponen-komponen CTL.
a Konstruktivisme Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa
bisamengkonstruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan danpengalaman. Mengapa demikian? Sebab, pengetahuan hanya
akanfungsional manakala dibangun oleh individu. Pengetahuan yang hanyadiberikan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Atas
dasarasumsi
yang mendasar
itulah, maka
penerapan asas
konstruktivismedalam pembelajaran CTL, siswa didorong untuk mampu mengkonstruksipengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata
b Inkuiri Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses
pembelajaran didasarkan pada pencarian dan peneluan melalui prosesberpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta
hasildari rnengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengandemikian
dalam proses
perencanaan, guru
bukanlah mempersiapkansejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi
merancang pembelajaranyang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya
Apakah inkuiri hanya bisa dilakukan untuk mata pelajaran tertentu saja?Tentu tidak. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat
dilakukanmelalui proses inkuiri. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melaluibeberapa langkah,yaitu :
a. Merumuskan masalah b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. Membuat kesimpulan
c Bertanya Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan
seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidakmenyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar
siswadapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing
dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya.
Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangatberguna untuk:
a. Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran
b. Membangkitkan motivasi belajar siswa c. Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
d. Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan e. Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
d Masyarakat Belajar Learning Community Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat
dilakukandengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat
heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakatdan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya
mereka sating membelajarkan;yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya padayang lain.
e Pemodelan Modeling Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran
denganmemperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru memberikan contoh bagaimana cara
mengoperasikansebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, dan lainsebagainya.
Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga gurumemanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL,
sebabmelalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis abstrakyang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme
f Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yangdilakukan dengan cara menurutkan kembali kejadian-refleksi, pengalaman belajar itu aKan aimasuKKan aaiam struKtur Kognitif siswa
yang padaakhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisaterjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui
pengetahuan yangtelah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannyaDalam proses pembelajaran dengan menggunakan CTL,
setiap berakhirproses pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untukmerenung atau mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya. Biarkansecara bebas siswa menafsirkan pengalamannya sendiri, sehingga ia dapatmenyimpulkan tentang pengaiaman belajarnya.
g Penilaian Nyata Authentic Assesment Penilaian nyata Authentic Assesment adalah proses yang dilakukan
guruuntuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yangdilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakan
siswabenar-benar belajar atau tidak; apakah pengaiaman belajar siswa memilikipengaruh positif terhadap perkembangan intelektual maupun
mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan
prosespembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama
kegiatanpembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.
2. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL Misalkan pada suatu hari guru akan membelajarkan anak tentang
fenomena antroposfer. Kompetensi yang harus dicapai adalah kemampuan anak untuk memahami fungsi dan jenis pasar. Untuk
mencapai kompetensi tersebut dirumuskan beberapa indikator hasil belajar:
• Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
• Mencatat dan mengumpulkan data kependudukan dari RT • Mengelompokkan data kependudukan 4 RT, berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin • Menghitung sex ratio dan dependency ratio
• Mengidentifikasi tinggi rendahnya kualitas penduduk berdasar tingkat pendidikan dan kesehatan
Untuk mencapai tujuan kompetensi di atas, dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah ini:
a. Pendahuluan 1 Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari
proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.
2 Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL : Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah siswa Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi ke tiap
RT yang telah ditentukan , misalnya kelompok 1 melakukan obserservasi ke RT 02 kelurahan Semper
Timur, sedangkan kelompok 2 melakukan observasi ke RT 05 Kelurahan Semper Timur
Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mengelompokkan data kependudukan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin
yang kemudian akan dilanjutkan dengan penghitungan sex ratio dan dependency ratio.
3 Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
b. Inti Di lapangan
1. Siswa melakukan observasi ke tiap-tiap RT sesuai dengan pembagian tugas kelompok
2. Siswa mencatat data kependudukan berdasarkan umur dan jenis kelamin di sesuai dengan lokasi yang telah mereka tentukan
sebelumnya. Di dalam kelas
1. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka
sesuai dengan v kelompoknya masing-masing
2. Siswa melaporkan hasil diskusi 3. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh
kelompok yang lain 4. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar
masalah Yang mereka temukan di lapangan sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus dicapai 5. Guru menugaskan
siswa untuk membuat standar operasional prosedur SOP sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan dimulai dari mengumpulkan
data sampai pada hasil akhirnya.
Apa yang
dapat Anda
tangkap dari pembelajaran
dengan menggunakanCTL?
Ya, pada CTL untuk mendapatkan kemampuan pemahaman konsep, anakmengalami langsung dalam kehidupan nyata di masyarakat. Kelas
bukanlahtempat untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan tetapi kelasdigunakan untuk salin membelajarkan. Untuk itu ada
beberapaCatatan dalam penerapan CTL sebagai suatu model pembelajaran, yaitusebagai berikut:
1. CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswasecara penuh, baik fisik maupun mental,
2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi prosesberpengalaman dalam kehidupan nyata.
3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperqlehinformasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data
hasil temuanmereka di lapangan. 4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil
pemberiandari orang lain.