Pengertian Puisi Kritik Sastra Puisi
Bahasa Indonesia SMP KK J
29
latar belakang sosio budaya si penyair. Seorang penyair dalam menulis puisi harus menggunakan diksi yang tepat. Apa
maksudnya? Menulis puisi menggunakan pemiliha kata yang cermat dan sistematis agar menghasilkan suasana yang tepat dan cocok dengan
pengungkapannya. Abdul Hadi Eneste, 1984:142 pemilihan diksi yang tepat akan menghasilkan sugesti daya gaib yang muncul dari diksi berupa kata atau
ungkapan.
b Gaya Bahasa
Gaya bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu pengiasan dan perlambangan. Gaya bahasa diciptakan dan dipergunakan penyair dalam puisi
dengan tujuan menghasilkan kesenangan bersifat imajinatif, menghasilkan makna tambahan dalam puisi, menambah intensitas dan menambah konkret sikap dan
perasaan penyair, juga agar makna yang diungkapkan lebih padat Perine, 1974:610
Bahasa kiasan mencakup semua jenis ungkapan yang bermakna lain dengan makna harfiahnya, yang bisa berupa kata, ataupun susunan kata yang lebih luas.
Bahasa kiasan berfungsi sebagai sarana untuk menimbulkan kejelasan gambaran angan supaya menjadi lebih jelas, menarik, dan hidup. Perhatikan kata-kata yang
dicetak miring dalam penggalan kutipan puisi berjudul “Di Meja Makan” karya Rendra berikut ini.
Di Meja Makan Ia makan nasi dan isi hati
pada mulut terkunyah duka tatapan matanya pada lain isi meja
lelaki muda yang dirasa tidak lagi dimilikinya.
Ruang diributi jerit dada Sambal tomat pada mata
meleleh air racun dosa ….
Ada banyak jenis bahasa kiasan yang dimanfaatkan dalam puisi, misalnya: perbandingan bahasa kiasan yang menggunakan kata-kata pembanding,
Kegiatan Pembelajaran 1
30
metafora perbandingan yang tidak menggunakan kata-kata pembanding, dan personifikasi mempersamakan benda-benda dengan sifat manusia.
c Pencitraan
Pengimajian atau pencitraan adalah pengungkapan sensoris penyair ke dalam kata dan ungkapan sehingga terjelma gambaran suasana yang lebih konkret.
Ungkapan itu menyebabkan pembaca seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu, atau turut merasakan sesuatu. Jika seolah-olah pembaca melihat
sesuatu pada saat membaca puisi maka yang dilukiskan penyair adalah imaji visual shape image. Jika pembaca mendengar pada saat membaca puisi maka
yang dilukiskan adalah imaji auditif sound image auditory image. Jika pembaca merasakan ada gerak yang ditampilkan dalam membaca puisi maka yang
dilukiskan penyair adalah imaji gerak image of movement kinesthetic image. Jika pembaca merasakan perasaan penyair maka yang dilukiskan adalah imaji indera
tachtich image, image of touch- Perine,1974: 616; Achmad, 1986 : 14, Waluyo, 1986 : 23.
Citraan adalah sebuah efek dalam gambaran angan atau pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ungkapan penyair terhadap sebuah
objek yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, dan penciuman. Perhatikan puisi karya Rendra berjudul “Episode”
berikut ini.
Kami duduk berdua di bangku halaman rumahnya.
Pohon jambu di halaman itu berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya. Angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran Tiba-tiba ia bertanya:
Mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka?“
Aku hanya tertawa Lalu ia sematkan dengan mesra
Bahasa Indonesia SMP KK J
31
sebuah peniti menutup bajuku. Sementara itu
Aku bersihkan guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
Rendra, Empat Kumpulan Sajak, h.18
d Persajakan
Bunyi dalam puisi atau persajakan memiliki peran penting dalam menentukan makna. Puisi jika dibacakan baru terasa indah. Itu artinya persajakan dalam puisi
dapat menentukan berhasil tidaknya pembaca puisi membawakan puisinya kepada penikmat pendengar. Pembahasan bunyi dalam puisi mencakup masalah
rima, ritma, dan metrum. Rima berarti persamaan atau pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk membentuk orkestrasi, yang dapat berbentuk asonansi
ulangan bunyi vokal pada kata yang berurutan, dan aliterasi pengulangan bunyi konsonan pada awal kata yang berurutan. Ritma berarti pertentangan bunyi yang
berulang secara teratur membentuk gelombang antar baris puisi. Metrum adalah variasi tekanan kata atau suku kata Bolton, 1979: 42-68. Makna puisi akan
konkret bila puisi itu dibacakan secara estetik hal ini didasari suatu asumsi penerimaan dengan menggunakan indera visual lebih sulit dibandingkan dengan
indera auditif.
2
Struktur Batin
a Tema
Tema adalah gagasan pokok atau pokok persoalan yang dikemukakan oleh penyairnya. Secara garis besar hanya ada empat tema besar yang biasanya
digeluti oleh para penyair, yaitu keindahan alam, masalah manusia dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, masalah manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain, dan masalah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang menyangkut semangat hidup manusia dalam mempertahankan
kehidupannya yang lebih baik dan bermanfaat.
b Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan objek puisi yang digarapnya. Unsur perasaan terkait erat dengan unsur tema atau pokok persoalan
Kegiatan Pembelajaran 1
32
dalam puisi. Dalam lingkungan awam pun jika kita menghadapi sesuatu atau tingkah seseorang, kita bisa bersikap simpatik, acuh tak acuh, atau bahkan muak.
c Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya bisa menggurui, penuh kesinisan, mengejek, menyindir, humor, atau secara lugas. Dengan demikian
nada sajak sangat erat kaitannya dengan rasa dan pokok persoalan yang dikandung puisi tersebut.
d Amanat
Amanat adalah tujuan atau pesan yang secara eksplisit maupun implisit ingin disampaikan penyair melalui puisi-puisinya kepada pembacanya.
c. Contoh Kritik Sastra Puisi Mari kita pahami contoh kritik sastra puisi Aku karya Chairil Anwar berikut
ini.
Aku Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
1 Tema Tema dalam puisi di atas adalah perjuangan. Hal ini dapat terlihat dari kalimat “Biar
peluru menembus kulitku, aku tetap meradang menerjang”. Puisi Chairil adalah semangat merebut hidup yang pastilah tidak mudah, apalagi bagi penyair yang