dalam posisi kembali modal yang berarti proyek dapat melunasi bunga penggunaan uang.
3. Benefit Cost Ratio BCR
Benefit Cost Ratio Net BC Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif Nurmalina et al.
2009. Perhitungan ini digunakan untuk melihat tingkat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu proyek dikatakan layak jika BCR
lebih besar atau sama dengan satu BCR ≥ 1. Hal ini berarti proyek tersebut layak
untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai BCR lebih kecil dari satu BCR 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena hal tersebut berarti
manfaat yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan proyek tersebut.
4. Payback Period PBP
Merupakan metode analisis kelayakan investasi untuk menilai jangka waktu tahun pemulihan seluruh modal yang diinvestasikan dalam suatu proyek. Proyek
layak jika masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomis. Proyek tidak layak jika masa pemulihan modal investasi lebih lama dibandingkan
usia ekonominya Subagyo 2007. Metode Payback Period ini merupakan metode pelengkap penilaian investasi.
2.5 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila
terdapat kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Jika suatu proyek sudah diputuskan untuk dilaksanakan dengan
didasarkan pada analisis serta hasil evaluasi NPV, IRR, BCR, dan PBP pada kenyataannya tidak menutup kemungkinan kesalahan dalam perhitungan-
perhitungan misalnya perubahan harga produk. Dengan adanya kemungkinan tersebut harus diadakan analisis kembali untuk mengetahui sampai sejauh mana
dapat diadakan penyesuaian akibat perubahan-perubahan yang terjadi.
Menurut Gittinger 1986 hasil analisis terhadap suatu proyek harus diteliti kembali untuk melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang
berubah-ubah yang disebut sebagai analisis sensitivitas. Hal tersebut merupakan satu cara untuk menarik perhatian kepada masalah utama analisis proyek, yaitu
proyeksi yang selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat saja terjadi pada saat proses pelaksanaan proyek. Masalah-masalah utama yang sensitif terjadi
perubahan adalah pada bidang : perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi.
2.6 Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat PHBM
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat PHBM merupakan suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum
Perhutani dan masyarakat desa hutan atau Perum Perhutani dan masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan stakeholder dengan jiwa berbagi,
sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkkan secara optimal dan proporsional Perum
Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten 2011. Maksud dari PHBM menurut Perum Perhutani dalam SK Ketua Dewan
Pengawas PT. Perhutani Persero Nomor 136KPTSDIR2001 adalah untuk memberikan arah pengelolaan hutan dengan memadukan aspek-sapek ekonomi
dan sosial secara proporsional guna mencapai visi dan misi perusahaan, PHBM bertujuan untuk :
a. Meningkatkan tanggungjawab perusahaan, MDH dan pihak yang
berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan. b.
Meningkatkan peran perusahaan, MDH dan pihak lain yang berkepentingan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan.
c. Menyelaraskan kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan sesuai dengan kegiatan
pembangunan wilayah sesuai dengan kondisi dan dinamika sosial Masyarakat Desa Hutan.
d. Meningkatkan mutu sumberdaya hutan sesuai dengan karakteristik wilayah.
e. Meningkatkan pendapatan perusahaan, MDH serta pihak yang berkepentingan
secara simultan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah 2011.
2.7 Kelompok Tani Hutan KTH