Karakteristik Responden Deskripsi Proyek

c Mata Pencaharian Upaya memenuhi hidup sebagaian besar masyarakat di Desa Sedayu merupakan petani dan buruh tani. Hal ini menunjukkan sebagaian besar masyarakatnya masih sangat mengandalkan lahantanah untuk menompang hidupnya. Kawasan hutan yang dekat dengan pemukiman penduduk pada akhirnya menjadi sasaran untuk memenuhi kebutuhan akan lahan. Adapun data penduduk berdasarkan mata pencaharian Desa Sedayu adalah sebagai berikut : Tabel 2 Data penduduk berdasarkan mata pencaharian Desa Sedayu No. Jenis Pekerjaan Jumlah orang 1 Petani 180 2 Buruh tani 266 3 Buruhswasta 70 4 Pegawai negeri 21 5 Pengrajin 107 6 Pedagang 60 7 Peternak 1 8 Montir 1 Total 706 Sumber : Potensi Desa Sedayu dan Tingkat Perkembangan Desa 2009

4.4 Karakteristik Responden

Karakterisitik responden yang dianggap penting meliputi status usaha, umur, pendidikan dan status kepemilikan. a Status Usaha Responden di daerah penelitian menjadikan petani sebagai mata pencaharian utama. Pendapatan utama petani diperoleh dari getah pinus. Usaha budidaya kapulaga sebagai tambahan ekonomi pendapatan petani dengan pola tumpang sari yang berada di bawah naungan pohon pinus. Selain tumbuhan obat kapulaga, disana juga ditanam tumbuhan obat lain yaitu kemukus, temulawak, cengkeh. Selain itu, terdapat tanaman singkong yang dapat digunakan untuk pakan ternak. Ada beberapa petani yang memiliki usaha sendiri yaitu sawah dan ternak untuk menambah penghasilan mereka, bahkan sebagian besar masyarakat membudidayakan tanaman kapulaga di lahan milik mereka sendiri. b Pendidikan Sebagian besar Desa Sedayu tingkat pendidikannya yaitu SLTP dan SLTA. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Sedayu memiliki tingkat pendidikan yang sedang. Adapun data penduduk berdasarkan pendidikan masyarakat Desa Sedayu adalah sebagai berikut : Tabel 3 Data Penduduk berdasarkan pendidikan masyarakat Desa Sedayu No. Pendidikan Jumlah Orang 1 Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 2 2 Taman SDSederajat 205 3 SLTPSedarajat 625 4 SLTASederajat 797 Jumlah 1.629 Sumber: Potensi Desa Sedayu dan Tingkat Perkembangan Desa 2009 c Status Kepemilikan Lahan Lahan yang berada dalam kawasan hutan yang diusahakan untuk tanaman pinus merupakan milik Negara yang diberikan hak pengelolaanya kepada Perhutani. Para petani Desa Sedayu memanfaatkan menanam bibit kapulaga secara tumpang sari di lahan hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Kedu Selatan, di petak 100 B. Selain kapulaga terdapat tanaman obat lain yaitu, kemukus, temulawak, dan cengkeh.

4.5 Deskripsi Proyek

Proyek Perhutanan Sosial di Desa Sedayu merupakan suatu kegiatan dalam rangka mengembangkan usaha budidaya tanaman obat khususnya kapulaga dengan cara melibatkan atau mengikutsertakan penduduk desa hutan yang berminat untuk ikut serta dan telah mendapatkan persetujuan dari pihak petugas Perum Perhutani. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pendapatan para petani yang notabene tanaman obat ini memiliki prospek yang cerah. Para petani diberi kesempatan untuk memanfaatkan tanah hutan di sela tegakan pinus yang telah dikembangkan sebelumnya. Pemanfaatan tanah hutan tersebut adalah untuk lahan usahatani tumpangsari. Lokasi proyek di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo di lahan perhutani KPH Kedu Selatan pada petak 100 B. Desa Sedayu merupakan dataran rendah yang cocok untuk budidaya tanaman obat kapulaga. Luas lahan untuk budidaya kapulaga adalah 25 ha. Untuk luas andil garapan pada proyek perhutanan sosial ini berkisar antara 0,25-0,5 ha, sehingga dalam 1 ha terdapat 2 – 4 orang petani kapulaga. Jarak tanam kapulaga awal adalah 3 x 3 m 2 . Penetapan luasan tersebut merupakan hasil kesepakatan antar petani. Pemberian luasan tersebut dimaksudkan agar pengusahaan dapat dilakukan secara adil dan merata. Peserta berasal dari penduduk desa hutan yang tinggal berdekatan dengan lokasi proyek. Para peserta proyek umumnya adalah buruh tani. Mereka berasal dari dari lapisan sosial bawah. Jumlah peserta proyek ini 98 orang dengan luas pemilikan andil garapan 0,25-0,5 ha. Usia para peserta berkisar antara 25 –60 tahun. Manfaat dari proyak ini adalah berupa modal yang diberikan oleh Dinas Pertanian sebesar Rp 10.000.000. selain itu terdapat hasil penjualan kapulaga yang akan dipanen sebulan sekali karena kapulaga ini berbuah sepanjang tahun. Sedangkan untuk biaya yang dikeluarkan adalah : Investasi yang digunakan adalah pembelian peralatan yang akan digunakan untuk keperluan proyek. Alat – alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, pisau, dan timbangan. Untuk biaya operasional.meliputi biaya persemaian, pengolahan tanah, penanaman, pembelian pupuk organik, pemupukan, pembelian karung, pemanenan, serta penyiangan. Untuk proyek kapulaga menggunakan jangka waktu 5 tahun.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN