menjalar di permukaan tanah dengan butiran buahnya juga menempel di tanah. Penanaman kapulaga sabrang varietas mysore harus menggunakan mulsa.
Biasanya digunakan mulsa plastik untuk menjaga kualitas buahnya. Ukuran buah kapulaga sabrang relatif lebih kecil dibanding kapulaga lokal. Bentuknya juga
agak memanjang. Kulit buah licin berwarna hijau muda dan menjadi kekuningan setelah masak. Kapulaga lokal sudah mampu berproduksi pada umur 1,5 tahun
setelah tanam dengan bibit anakan yang baik, sedangkan kapulaga sabrang baik yang varietas malabar maupun varietas mysore baru mulai berbuah pada umur 2
tahun Anonim 2010.
2.2 Tegakan Pinus Sebagai Tempat Naungan Kapulaga
Kapulaga sebagai salah satu jenis tanaman obat dapat dibudidayakan di bawah tegakan hutan melalui tumpangsari agroforestry. Artinya dalam
pembudidayaan tanaman ini pun tidak memerlukan lahan tersendiri, dalam arti tumbuh di bawah naungan tanaman lain sebagai tanaman sela atau tanaman
tumpangsari. Kapulaga hanya mau tumbuh baik di bawah naungan. Komoditas ini cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman tumpangsari pada kebun-kebun
tanaman keras. Misalnya di hutan jati, kebun kopi, kakao, petai, jeruk dan lain- lain yang bagian bawah tegakannya masih menerima sedikit sinar matahari.
Kapulaga juga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau di bawah kayu tegakan Perhutani, yang sebagian besar berupa tanaman pinus.
Satu-satunya pinus yang sebaran alaminya sampai di selatan katulistiwa. Di Asia Tenggara menyebar di Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia
dan Filipina. Tersebar 23
o
LU-2
o
LS. Tumbuh pada ketinggian 30-1.800 mdpl, pada berbagai tipe tanah dan iklim. Curah hujan tahunan rata-rata 3.800 mm di
Filipina hingga 1.000-1.200 mm di Thailand dan Burma. Di tegakan alam Sumatra Aceh, Tapanuli dan Kerinci. Suhu tahunan rata-rata 19-28
o
C Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan 2010.
2.3 Perbedaan Proyek Dengan Bisnis
Menurut Gittinger 1986 proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uangbiaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan
merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Menurut Umar 2003 kegiatan proyek dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu, dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Misalnya : membangun pabrik, membuat produk baru, atau mengikuti pameran.
Sedangkan bisnis memiliki kegiatan-kegitan yang tidak hanya membangun proyek, tetapi yang utama justru operasionalisasinya, sehingga beberapa aspek
potensial, kepuasan konsumen, dan persaingan bisnis telah menjadi hal yang penting. Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya
suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan Umar 2003.
2.4 Analisis Kelayakan Usaha