107 komunitas petani tradisional yang memegang peran penting dalam
mengontrol keberhasilan pertanian. Konsep forum attudang-tudangeng yang dipimpin oleh sanro wanua dapat dimanfaatkan oleh pemerintah setempat
dalam pengembangan pertanian. Arahan pengembangan berbasis kearifan lokal dapat direpresentasikan dengan menjadikan attudang-tudangeng
sebagai bentuk kegiatan penyuluhan dan sanro wanua sebagai penyuluh pertanian yang akan mewadahi permasalahan pertanian di lapangan.
b. Kegiatan usaha ekonomi komunitas ini terfokus pada pertanian padi dan
murbei. Hasil analisis LQ dan SSA menunjukkan Kecamatan Donri-donri memiliki komoditi padi untuk tanaman pangan dan murbei untuk tanaman
perkebunan. Setiyanto 2011 mengemukakan bahwa sebagian komoditi tumbuh dan berkembang karena adanya faktor alam, sebagian karena
adanya keterampilan yang sudah lama ditekuni oleh masyarakat petani setempat dan mungkin ada yang berkembang karena tradisi yang bersifat
khas ataupun sebab-sebab lain. Oleh sebab itu, peluang pengembangan komoditi unggulan tersebut dapat memanfaatkan tradisi pertanian secara
tradisional sebagai dukungan budaya untuk meningkatkan produksi komoditi tersebut, antara lain meningkatkan kebutuhan sarana-prasarana
dalam menunjang budidaya murbei dan padi dan mensosialisasikan pengetahuan pertanian tradisional kepada generasi selanjutnya.
c. Mappadendang adalah pesta panen komunitas lokal tersebut ketika kegiatan
panen raya telah usai. Tradisi tersebut dilakukan berdasarkan kelompok petani dan menjadi daya tarik dalam kegiatan pariwisata. Kekhasan
komunitas petani tradisional dari berbagai aspek kearifan lokal paggalung pada beberapa desa dapat diarahkan sebagai media pembelajaran kearifan
lokal dengan mengembangkan desa tersebut sebagai desa wisata.
4. Komunitas Lokal Pattenung
Komunitas pattenung memiliki aspek kearifan lokal yang dapat dipertimbangkan dalam menyusun arahan pengembangan kawasan Danau
Tempe. Pengelolaan sumberdaya alam berbasis lokalistik dalam komunitas ini ditandai dengan adanya tradisi pemeliharaan ulat sutera sebagai penghasil
benang berkualitas tinggi yang masih bertahan. Masyarakat dalam komunitas tersebut sejak dahulu telah memanfaatkan sumberdaya alam di sekitarnya
sebagai tradisi yang diwariskan secara turun temurun, sebelum benang dari China, India dan Thailand banyak diimpor,. Kegiatan menenun telah menjadi
usaha ekonomi utama masyarakat setempat. Produk kerajinan yang dihasilkan berupa lipa sabbe dan waju ponco sebagai penggerak ekonomi lokal
masyarakat di sekitarnya. Komunitas pattenung dapat diarahkan sebagai pusat pengembangan
ekonomi kreatif
berbasis kearifan
lokal dengan
mengembangkan tradisi pemeliharaan ulat dalam memenuhi kebutuhan bahan baku kegiatan menenun, meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam
bentuk dukungan modal dan peran pemerintah dalam upaya sosialisasi terhadap keberlanjutan tradisi menenun.
5. Komunitas Lokal Pallanro
Komunitas pallanro memiliki aspek kearifan lokal yang dapat dipertimbangkan dalam menyusun arahan pengembangan kawasan Danau
Tempe yaitu mengembangkan desa berbasis ekonomi kreatif. Kegiatan menimpa besi telah menjadi usaha ekonomi utama masyarakat setempat.
108 Produk kerajinan yang dihasilkan berupa cangkul, kapak, sabit, mata bajak,
pisau dan lain-lain. Komunitas pallanro dapat diarahkan sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif berbasis home industry dengan memanfaatkan
bahan baku lokal.
6. Komunitas Lokal Baalawiyah
Pada komunitas Baalawiyah, aspek kearifan lokal yang dapat dipertimbangkan dalam arahan pengembangan kawasan Danau Tempe adalah
memanfaatkan potensi keagamaan ajaran Baalawiyah sebagai daya tarik wisata berbasis religi. Kearifan lokal komunitas setempat yang berasimilasi dengan
agama Islam menciptakan tradisi lokal yang menarik seperti sikkri rabbana, sehingga kedepan komunitas ini dapat diarahkan sebagai pusat pengkajian
agama Islam.
7. Komunitas Lokal To Lise
Komunitas To Lise memiliki beberapa aspek kearifan lokal yang dapat dipertimbangkan dalam menyusun arahan pengembangan kawasan Danau
Tempe, yaitu: a.
Pengelolaan sumberdaya lokal yang ditandai dengan kearifan lokal masyarakat setempat dalam memelihara ternak yang disesuaikan dengan
kondisi geografis Desa Lise yang lebih dominan savana. Kegiatan usaha ekonomi komunitas To Lise bergerak dibidang peternakan. Berdasarkan
hasil Analisis LQ dan SSA diperoleh bahwa Kecamatan Panca Lautang memiliki komoditi unggulan peternakan berupa kerbau, kuda dan ayam ras.
Oleh sebab itu, peluang pengembangan komoditi unggulan tersebut dapat memanfaatkan tradisi beternak secara tradisional sebagai landasan untuk
meningkatkan produksi komoditi tersebut.
b. Kearifan lokal komunitas To Lise yang ditandai dengan kecerdasan dan
keterampilan dalam kesusasteraan, dapat dimanfaatkan sebagai alternatif peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat yang diwujudkan dengan
mengembangkan Desa Lise sebagai desa perlindungan dan pembelajaran kearifan lokal khususnya dibidang kesusasteraan.
Masing-masing kecamatan memiliki arahan pengembangan bersumber dari
aspek-aspek kearifan lokal pada komunitas tradisional yang dimiliki. Pengembangan pusat pelayanan diarahkan di Kecamatan Tempe dan
Maritengngae dan subpusat pelayanan di Kecamatan Belawa, Tanasitolo, Sabbangparu, Marioriawa, dan Tellu Limpoe. Pengembangan pusat-pusat
pelayanan yang diarahkan pada kecamatan yang memiliki desakelurahan berhirarki I sedangkan desakelurahan berhirarki II dan III dapat dikembangkan
tingkat ketersediaan fasilitasnya. Pengembangan pariwisata berkearifan lokal, perlu dirancang mengintegrasikan ketiga kabupaten yaitu mengembangankan jalur
pariwisata melalui rute mengelilingi kawasan Danau Tempe dengan menyajikan potensi kearifan lokal adat istiadat, ritual keagamaan, kerajinan tradisional,
budaya dan pariwisata alam sebagai daya tarik utama. Kegiatan usaha ekonomi pertanian dengan berbasis komoditi unggulan perlu memperhatikan tradisi dan
kebiasaan pertanian tradisional masyarakat di kecamatan tersebut. Arahan pengembangan kawasan Danau Tempe dengan mempertimbangkan kearifan lokal
berdasarkan kecamatan disajikan pada Tabel 48 dan Gambar 20 arahan pengembangan secara spasial.
Tabel 48 Arahan pengembangan kawasan Danau Tempe dengan mempertimbangkan kearifan lokal
Kecamatan Arahan Pengembangan
Desakelurahan Ring
1 Ring
2
Sabbangparu 1.
Melibatkan macoa tappareng dalam proses penataan ruang. Pallimae
- 2.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan mengikuti aturan adat dan tradisi komunitas pakkaja.
Pallimae, Worronge, Ujung Pero Benteng Lompoe
Ugi 3.
Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan menggunakan rumah panggung.
Pallimae, Worronge, Ujung Pero Benteng Lompoe
Ugi, Bila, Liu, Salotengae, Mallusesalo,
Wage, Pasaka
4. Pengembangan desa budaya sebagai perlindungan kearifan lokal.
Pallimae -
Tempe 1.
Melibatkan macoa tappareng dalam proses penataan ruang. Salo Menraleng Laelo
- 2.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan mengikuti aturan adat dan tradisi komunitas pakkaja.
Salo Menraleng,
Laelo, Mattirotappareng Tempe
- 3.
Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan menggunakan rumah panggung.
Salomenraleng, Laelo,
Tempe Mattirotappareng. Wiringpalennae, Sitampae,
Maddukulleng, Siengkang, Paduppa, Lapongkoda,
Teddaopu Watanglipue
4. Pengembangan desa budaya sebagai desa pelestarian kearifan lokal dan
perlindungan terhadap situs cagar budaya. Salo Menraleng Laelo
Madukkeleng, Padduppa Atakkae
Tanasitolo 1.
Melibatkan macoa tappareng dalam proses penataan ruang. Pajalele Baru Tancung
- 2.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan mengikuti aturan adat dan tradisi masyarakat setempat.
Assorajang, Pakkanna,
Ujungbaru, Nepo, Pajalele, Ujunge,
Baru Tancung,
Tancung Mannagae Lowa
3. Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan
menggunakan rumah panggung. Assorajang,
Pakkanna, Ujungbaru, Nepo, Pajalele,
Ujunge, Baru
Tancung, Tancung Mannagae.
Lowa,Tonralipue, Mappadaelo
Pincengpute.
4. Pengembangan desa budaya nelayan desa pelestarian kearifan lokal.
Pajalele Baru Tancung -
5. Pengembangan ekonomi kreatif tenun sutera berbasis home industry.
Pakkanna Ujunge.
109
Maniangpajo 1.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan mengikuti aturan adat dan tradisi masyarakat setempat.
Dualimpoe Tangkoli -
2. Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan
menggunakan rumah panggung. Dualimpoe Tangkoli
Anabanua 3.
Pengembangan desa berbasis perlindungan terhadap kepercayaan To Lotang dan situs budaya.
Dualimpoe Anabanua
elawa 1.
Melibatkan macoa tappareng dalam proses penataan ruang. Limporilau
- 2.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan mengikuti aturan adat dan tradisi komunitas pakkaja.
Limporilau, Lautang
Belawa -
3. Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan
menggunakan rumah panggung. Limporilau,
Lautang Belawa,
Macero, Malakke, Wele Leppangeng
4. Pengembangan desa budaya sebagai pusat penyebaran ajaran Baalawiyah dan
perlindungan terhadap situs budaya. Limporilau
Lautang Belawa
Macero Leppangeng
Watang Sidenreng 1.
Melibatkan uwwata battoae dan uwwa dalam proses penataan ruang. Kayuara
- 2.
Pengembangan desa berbasis perlindungan terhadap kepercayaan To Lotang. Kayuara -
3. Pengembangan usaha ekonomi komoditi unggulan padi dan jagung
berdasarkan tradisi pertanian tradisional. Kayuara,
Mojong Empagae
Sidenreng 4.
Pengembangan permukiman dengan koefisien lantai bangunan merujuk aturan adat.
Kayuara, Mojong
Empagae Sidenreng
Maritengngae 1.
Melibatkan uwwata battoae dan uwwa dalam proses penataan ruang. Lautang Benteng Rijang
Pittu Tanete
1. Pengembangan usaha ekonomi komoditi unggulan padi dan jagung
berdasarkan tradisi pertanian tradisional. Lautang Benteng Rijang
Pittu Takkalasi, Allakuang
Tanete 2.
Pengembangan desa berbasis perlindungan terhadap kepercayaan To Lotang dan situs cagar budaya.
Lautang Benteng Allakuang
3. Pengembangan permukiman dengan koefiesien lantai bangunan merujuk
aturan adat. Lautang Benteng Rijang
Pittu. Takkalasi, Allakuang
Tanete 4.
Pengembangan desa berbasis pusat keagamaan dan perlindungan situs cagar budaya.
Amparita, Baula Arataeng Toddangpulu
Tabel 48 lanjutan 110
Panca Lautang 1.
Melibatkan macoa tappareng dalam proses penataan ruang. Wettee
- 2.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan dan peternakan mengikuti aturan adat dan tradisi komunitas pakkaja dan To
lise .
Wettee, Bapangi, Lajonga, Allesalewoe Lise
- 3.
Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan menggunakan rumah panggung.
Wettee, Bapangi, Lajonga, Allesalewoe Lise
Wanio Timoreng Wanio 4.
Pengembangan desa budaya budaya dalam pelestraian kearifan lokal nelayan dan budaya budaya To Lise.
Wettee Lise -
Marioriawa 1.
Melibatkan macoa tappareng dalam proses penataan ruang. Limpomajang Kaca
- 2.
Pengembangan budidaya penangkapan ikan dan usaha ekonomi perikanan mengikuti aturan adat dan tradisi komunitas pakkaja.
Limpomajang Kaca Batu-batu, Atangsalo,
Tellu Limpoe, Panincong Patampanua
3. Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan
menggunakan rumah panggung. Limpomajang Kaca
Batu-batu, Atangsalo, Tellu Limpoe, Laringgi,
Panincong Patampanua 4.
Pengembangan desa budaya sebagai desa pelestarian kearifan lokal dan perlindungan terhadap situs cagar budaya.
Limpomajang Kaca Atangsalo
Manorangsalo
Donri-donri 1.
Melibatkan sanrowanua dan attudang-tudangeng sebagai bentuk penyuluhan pertanian.
Tottong Labokong Lalabata Riaja
2. Pengembangan usaha ekonomi komoditi unggulan padi dan murbei
berdasarkan tradisi pertanian tradisional. Tottong Labokong
Lalabata Riaja 3.
Pengembangan permukiman berbasis mitigasi bencana banjir dengan menggunakan rumah panggung.
Kessing Leworeng
4. Pengembangan desa budaya sebagai desa pelestarian kearifan lokal dan
perlindungan terhadap situs cagar budaya. Tottong Labokong.
Lalabata Riaja.
111 Tabel 48 lanjutan