Kearifan Lokal Komunitas Pattenung

“faddisengeng pandre adae foleri puangnge, tannia fole ri sikolae. Ammulangenna pandre ade foloi ri Nene Mallomo. Maega to lise riollii mancajiwi dosen bahasa ri Jumpandang” pengetahuan kemampuan berbahasa merupakan karunia Tuhan, bukan dari pendidikan formal di sekolah. Awal mula kemampuan tersebut diajarkan oleh Nene Mallomo. Beberapa diantara kami ditawari menjadi dosen bahasa di Makassar. Penduduk Desa Lise umumnya bekerja sebagai petani dan peternak ayam atau itik. Bentuk ada tongeng tersebut digunakan oleh masyarakat setempat sebagai bahasa sehari-hari. Pada dasarnya ada tongeng atau lecco-lecco ada mempunyai beberapa fungsi yaitu; fungsi melucu, hiburan, mendidik, mempermainkan orang, memperdayakan orang, mengejek, mengalahkan teman bicara, membela diri, menunjukkan kepandaian bicara, menghilangkan keformalan, membujuk, memperlancar hubungan sosial, komunikasi, dan introspeksi Pertiwiningisih, 2000. Kearifan lokal yang diidentikkan sebagai ahli bahasa, merupakan kemampuan khusus dan memang hanya dimiliki oleh masyarakat Desa Lise. Seiring perkembangan zaman, kearifan lokal tersebut menjadi gaya hidup dan bahasa pergaulan khususnya generasi muda Desa Lise. Keberadaan komunitas To Lise menambah khazanah sisa kebudayaan Bugis di kawasan tersebut yang masih bertahan hingga saat ini. Hasil survei dan wawancara mendalam dilanjutkan dengan pemetaan lokasi komunitas lokal di kawasan Danau Tempe dengan menggunakan metode pemetaan berperan-serta dan berdasarkan informasi dari pemerintah kabupaten, pemerintah desa serta tokoh adat. Hasil survei penyebaran komunitas lokal disajikan pada Tabel 16 dan Gambar 10, sedangkan matriks aspek kearifan lokal komunitas tradisional di kawasan Danau Tempe disajikan pada Tabel 17. Tabel 16 Persebaran komunitas lokal Komunitas DesaKel Kecamatan Kabupaten Pakkaja Pallimae Sabbangparu Wajo Laelo Salo Menraleng Tempe Wajo Pajalele Baru Tancung Tanasitolo Wajo Limporilau Belawa Wajo Wette‟e Panca Lautang Sidrap Kaca Limpomajang Marioriawa Soppeng To Lotang Dualimpoe Maniangpajo Wajo Kayuara Watang Sidenreng Sidrap Lautang Benteng, Rijang Pittu Tanete Maritengngae Sidrap Amaprita, Baula, Toddangpulu Arateng Tellu Limpoe Sidrap Paggalung Lalabata Riaja, Labokong Tottong Donri-donri Soppeng Pattaenung Pakkanna Ujunge Tanasitolo Wajo Pallanro Massepe Tellu Limpoe Sidrap Baalawiyah Belawa, Macero, Lautang, Limporilau Leppangeng Belawa Wajo To Lise Lise Panca Lautang Sidrap 65 Tabel 17 Matriks kearifan lokal berdasarkan komunitas Komunitas Kehidupan sosial dan kemasyarakatan Pengelolaan sumberdaya alam Kegiatan usaha ekonomi Kepercayaan Rumah atau tempat tinggal Budaya Pakkaja Kegiatan sehari-hari dominan berlangsung di perairan terutama nelayan yang memiliki kalampang. Terdapat aturan adat dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan di Danau Tempe. Macoa tappareng sebagai ketua adat yang akan mengawasi pelaksanaan aturan adat. Sistem ada asitureng dengan berbagai larangan, merupakan aturan dalam menjaga keberlanjutan dari sumberdaya perikanan. Jika melanggar dikenakan sanksi idosa. Pengelolaan tanah hak ulayat dengan makoti. Bidang perikanan tangkap dan budidaya, termasuk usaha pengawetan ikan kering dari hasil tangkapan. Penghormatan terhadap walli atau funnawei sebagai penjaga danau, seperangkat larangan juga sebagai bagian penghormatan dari kepercayaan mereka. Nelayan di perairan memiliki rumah terapung, sedangkan di daratan memiliki rumah panggung tradisional. Tradisi maccera tappareng dan mappalari lopi sebagai bagian momentum dan kebersamaan para nelayan dan sekaligus sebagai rasa syukur melimpahnya hasil tangkapan. To Lotang Keagamaan dan kesakralan kepercayaan tetap dijaga. Pemimpin utama dipegang oleh uwwata battoae dibantu oleh para uwwa . Komunikasi formal berlangsung pada kegiatan keagamaan, diluar aktivitas tersebut cenderung lebih formal. Tradisi lokal dalam sistem pertanian yaitu pada saat mappano bine akan mengelilingi satu petakan sawah sebanyak tujuh kali. Bidang pertanian dan memiliki usaha perdagangan dan peternakan. Kepercayaan terhadap Deuwata Seuwae sebagai Tuhan yang Maha Esa. Kepercayaan ini bersumber dari tradisi Bugis kuno. Terdapat penanda khusus, antara rumah golongan uwwa dengan golongan tosama dan rumah golongan tosama tidak boleh melebihi tinggi rumahan golongan uwwa. Upacara sipulung di Parinyameng, dihadiri oleh seluruh penganut kepercayaan ini. Upacara tersebut dilanjutkan dengan tradisi massempe yang dilakukan setiap bulan Januari. 66 Paggalung Hubungan sosial terbentuk dari kesamaan profesi. Komunitas ini dipimpin oleh sanro wanua yang mengatur tahapan kegiatan pertanian. Kebersamaan petani mencapai puncaknya pada kegiatan panen raya, dimana seluruh lapisan masyarakat terlibat dengan pembagian kerja. Aktivitas pertanian tradisional bersumber dari lontara palaong nruma yang diwariskan secara turun temurun. Kegiatan pertanian selalu diawali dengan tradisi yang khas dan masih menggunakan peralatan pertanian tradisional. Bidang pertanian khusunya padi. Komunitas ini juga menanam tanaman murbei sebagai pakan ulat sutera, untuk menghasilkan benang yang akan digunakan dalam pembuatan tenun sutera. Penghormatan terhadap dewi padi Sangiang Serri sebagai pengharapan melimpahnya hasil panen. Rumah panggung tradisional, dengan memanfaatkan awa bola sebagai tempat penyimpanan hasil panen dan peralatan pertanian. Attudangtudangeng merupakan sebuah forum yang akan membahas kegiatan pertanian yang dipimpin oleh sanro wanua. Pada musim panen dilaksanakan mappadendang sebagai pesta rakyat atas melimpahnya hasil pertanian. Pattenung Jaringan sosial yang terbentuk dalam kegiatan menenun, dimana pemilik benang sebagai punggawa dan penenun sebagai ana ’ guru. Pemanfaatan ulat sebagai penghasil benang secara tradisional. Kegiatan menenun selama 2-3 minggu menghasilkan 1 lembar sarung tergantung dari corak dan motifnya. Hasil menenun menjadi sumber penghasilan tambahan. Terdapat mitos atau larangan dalam proses pengerjaannya, seperti seorang laki-laki tidak boleh terkena pukulan walida . Kegiatan menenun sebagai tanda kedewasaan wanita yang mencirikan etos kerja reso dan ketekunan tinulu. Rumah panggung tradisional dengan memanfaatkan awa bola sebagai tempat aktivitas menenun dengan menggunakan dinding dari bambu. Tenun sebagai hasil kerajinan, kreatifitas dan kecerdasan lokal. Kerajinan lain yang dihasilkan antara lain; lipa sabbe, waju ponco atau songkok pamiring. Tabel 17 lanjutan 67 Pallanro Kesamaan profesi sebagai pembuat kerajinan besi, menciptakan hubungan sosial antara pemiliki unit kerja punggawa dan karyawan ana guru. - Kegiatan menimpa besi menghasilkan kerajinan berupa cangkul, kapak, sabit dan lain-lain. Sehari mampu menghasilkan 10 biji. Aktivitas ini menjadi sumber utama ekonomi keluarga. Kepercayaan terhadap proses pembuatan kerajinan besi yang sarat akan unsur-unsur magis yang memerlukan ritual khusus. Rumah panggung tradisional dengan memanfaatkan awa bola sebagai tempat aktivitas menimpa besi dengan menggunakan dinding dari bambu. Badik merupakan senajata tradisional Bugis. Komunitas ini merupakan bukti perkembangan Kerajaan Sidenreng. Baalawiyah Kehidupan sosial keagamaan, komunitas ini mempertahankan kesahihan ajaran agama Islam yang berasimilasi dengan tradisi Bugis. Figur ulama memiliki posisi penting dalam keberlanjutan ajaran atau komunikasi keagamaan dengan masyarakat. - Usaha ekonomi bertumpu pada pertanian khususnya tanaman pangan. Masyarakat setempat mempercayai bahwa ajaran tersebut dibawa langsung oleh keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Perbedaan antara rumah panrita yang menggunakan atap berlapis tiga dan tosama yang hanya menggunkan atap satu lapis. Sikkri rabbana yang merupakan bentuk salawatan yang memadukan musik tradisional dengan syair-syair barazanji . To Lise Sistem sosial masyarakat dipengaruhi oleh bentuk komunikasi dengan ada tongeng. Komunitas ini memiliki keahlian dalam berkomunikasi dan diwariskan secara turun temurun. Pemanfaatan kondisi geografis yang cenderung berbukit untuk kegiatan penggembalaan hewan ternak. Usaha ekonomi di bidang perkebunan dan peternak ayam, kambing, dan sapi. Tradisi turun temurun yang bersumber dari kecerdasan Nene Mallomo sebagai leluhur mereka. Rumah panggung tradisional. Tata ruang desa yang khas dengan alun- alun sebagai titik sentral desa. Keterampilan berbahasa merupakan budaya intangible dengan kemampuan leco- leco ada. Tabel 17 lanjutan 68