Kearifan Lokal Komunitas Pallanro Kearifan Lokal Komunitas Baalawiyah
Pallanro Kesamaan profesi sebagai
pembuat kerajinan besi, menciptakan
hubungan sosial antara pemiliki unit
kerja punggawa
dan karyawan ana guru.
- Kegiatan menimpa
besi menghasilkan kerajinan
berupa cangkul,
kapak, sabit dan lain-lain.
Sehari mampu
menghasilkan 10
biji. Aktivitas ini menjadi
sumber utama
ekonomi keluarga.
Kepercayaan terhadap
proses pembuatan
kerajinan besi
yang sarat akan unsur-unsur
magis yang
memerlukan ritual khusus.
Rumah panggung
tradisional dengan
memanfaatkan awa bola
sebagai tempat aktivitas
menimpa besi
dengan menggunakan
dinding dari bambu. Badik merupakan
senajata tradisional Bugis. Komunitas
ini merupakan
bukti perkembangan
Kerajaan Sidenreng.
Baalawiyah Kehidupan
sosial keagamaan, komunitas ini
mempertahankan kesahihan ajaran agama
Islam yang berasimilasi dengan
tradisi Bugis.
Figur ulama
memiliki posisi
penting dalam
keberlanjutan ajaran atau komunikasi
keagamaan dengan masyarakat.
- Usaha
ekonomi bertumpu
pada pertanian
khususnya tanaman pangan.
Masyarakat setempat
mempercayai bahwa
ajaran tersebut
dibawa langsung
oleh keturunan
langsung Nabi
Muhammad SAW.
Perbedaan antara
rumah panrita yang menggunakan
atap berlapis
tiga dan
tosama yang hanya
menggunkan atap
satu lapis. Sikkri
rabbana yang
merupakan bentuk
salawatan yang memadukan
musik tradisional
dengan syair-syair barazanji
.
To Lise Sistem sosial masyarakat
dipengaruhi oleh bentuk komunikasi dengan ada
tongeng. Komunitas ini
memiliki keahlian dalam berkomunikasi
dan diwariskan secara turun
temurun. Pemanfaatan kondisi
geografis yang
cenderung berbukit untuk
kegiatan penggembalaan
hewan ternak. Usaha ekonomi di
bidang perkebunan dan
peternak ayam,
kambing, dan sapi.
Tradisi turun
temurun yang
bersumber dari
kecerdasan Nene Mallomo sebagai
leluhur mereka. Rumah
panggung tradisional.
Tata ruang
desa yang
khas dengan alun- alun sebagai titik
sentral desa. Keterampilan
berbahasa merupakan budaya
intangible dengan
kemampuan leco- leco ada.
Tabel 17 lanjutan 68
69
Ga mbar
10 P
eta pe
nye ba
ra n
komuni tas
lokal
70
Arsitektur Tradisional Rumah Adat Etnis Bugis di Kawasan Danau Tempe 1.
Rumah Tradisional di Daratan
Rumah tradisional di daratan umumnya berupa rumah panggung, bentuk bangunan rumah bujur sangkar atau persegi panjang. Ukuran rumah bervariasi 5
x 10 m dengan atap bentuk limasan atau pelana, umumnya menggunakan atap seng dan sebagian menggunakan atap rumbiah. Dinding rumah menggunakan
papa kayu dengan ornamen jendela yang khas. Tiang rumah berbentuk persegi dengan ukuran 15 x 15 cm atau bulat diameter 20 cm, umumnya tiang rumah
sekitar 2 meter. Penggunaan rumah panggung bermanfaat dari serangan hewan buas maupun dari banjir. Rumah Bugis dengan material 99 dari kayu memiliki
filosofi dan arti tersendiri bagi masyarakat Bugis, yang merupakan perpaduan antara filosofi 3 lapisan dunia dan sulapa eppa walasuji. Filosofi pembangunan
rumah tradisional Bugis di kawasan Danau Tempe mengadopsi bentuk : a.
Dunia atas botting langiq: kehidupan di atas alam sadar manusia yang terkait dengan kepercayaan yang tidak nampak suci, kebaikan, sugesti, sakral.
Sebagaimana dalam pemahaman masyarakat pemangkunya bahwa dunia atas adalah tempat bersemayamnya Sangiang Serri. Masyarakat Bugis menganggap
bahwa bagian atas rumah botting langi dijadikan sebagai tempat penyimpanan padi atau hasil pertanian lainnya. Selain itu biasa juga
dimanfaatkan untuk tempat persembunyian anak-anak gadis yang sedang dipingit.
b. Dunia tengah ale kawaq: Kehidupan di alam sadar manusia yang terkait
dengan aktivitas keseharian. Ale kawaq atau badan rumah dibagi menjadi tiga bagian yiatu bagian depan dimanfaatkan untuk menerima para kerabatkeluarga
serta tempat kegiatan adat, bagian tengah dimanfaatkan untuk ruang tidur orang-orang yang dituakan termasuk kepala keluarga bapakibu, dan ruang
dalam dimanfaatkan untuk kamar tidur anak-anak. Ruang ini merupakan fungsi utama rumah panggung secara keseluruhan dan bagian inilah letak possi bola
yaitu pusat rumah yang sangat disakralkan.
c. Dunia bawah awa bolakolong rumah: terkait dengan media yang digunakan
untuk mencari rejeki, termasuk alat-alat pertanian, tempat menenun, kandang binatang dan tempat bermain bagi anak-anak.
Selain itu terdapat perbedaan rumah panggung tradisional antara golongan bangsawan arung dan masyarakat biasa seperti pada Gambar 11. Golongan
arung a biasanya memiliki atap berlapis tiga dibagian depan sedangkan
golongan biasa atau tosama b lebih sederhana dengan hanya 1 lapisan atap di bagian depan.
Gambar 11 Rumah golongan arung a dan golongan tosama b a
b